Penulis: Keira Santoso – SISNEJ
Di era digital, remaja Indonesia memiliki akses tanpa batas ke informasi melalui media sosial, blog, forum, dan aplikasi pesan instan. Sayangnya, tidak semua informasi yang beredar bersifat faktual. Misinformation, terutama yang berkaitan dengan kesehatan seksual, dapat menyebar dengan cepat dan tanpa filter. Misalnya, mitos tentang cara mencegah kehamilan yang keliru atau kesalahpahaman mengenai infeksi menular seksual sering kali menjadi viral di dunia maya. Hal ini menjadi tantangan besar bagi remaja yang sedang dalam proses menemukan jati diri dan pengetahuan.
Anak-anak dan remaja belajar hal-hal baru menggunakan perangkat mereka seperti ponsel, tablet, dan lainnya. Perangkat ini memiliki aplikasi seperti Google yang bisa dianggap sebagai perpustakaan pengetahuan karena menyediakan jawaban untuk berbagai rasa ingin tahu manusia. Di sisi lain, ada juga lebih dari sekadar pengetahuan akademis. Aplikasi seperti Instagram, Twitter, Facebook, dan yang terbaru TikTok dikenal sebagai media sosial. Media sosial merujuk pada platform daring di mana pengguna dapat berbagi informasi dan terhubung dengan komunitas virtual melalui teks, video, foto, dan konten lainnya.
Pada tahun 2024, media sosial memiliki lebih dari lima miliar pengguna global, setara dengan lebih dari 62% populasi dunia. Dari lima miliar pengguna global tersebut, kita bisa menemukan banyak remaja Indonesia. Sebanyak 49,9% populasi Indonesia menggunakan media sosial. Jadi, apa masalah sebenarnya? Artikel ini tidak membahas media sosial itu sendiri, melainkan salah satu dampaknya.
Remaja berada pada tahap perkembangan yang penuh rasa ingin tahu, terutama mengenai topik kesehatan seksual. Namun, keterbatasan pendidikan seksual formal membuat banyak remaja lebih sering mencari jawaban melalui internet atau bahkan dari teman sebaya. Sayangnya, tidak semua sumber tersebut dapat dipercaya. Minimnya literasi digital juga memperbesar kemungkinan mereka menerima informasi tanpa memverifikasi kebenarannya. Selain itu, adanya tekanan sosial dan dorongan untuk terlihat “tahu” sering membuat remaja lebih mudah percaya pada informasi populer di media sosial, meskipun informasi tersebut tidak akurat.
Misinformasi tentang kesehatan seksual dapat membawa dampak serius bagi kehidupan remaja. Salah satu dampak yang paling nyata adalah munculnya keputusan berisiko, seperti mencoba metode pencegahan kehamilan yang tidak terbukti aman atau mengabaikan pentingnya penggunaan kondom. Kesalahpahaman ini tidak hanya membahayakan kesehatan fisik, tetapi juga dapat memicu masalah sosial. Misalnya, informasi yang keliru sering kali memperkuat stigma terhadap penderita HIV/AIDS, sehingga menciptakan diskriminasi di lingkungan sekitar. Selain itu, remaja yang terpapar misinformasi juga bisa mengalami kecemasan berlebihan, salah memahami tubuh mereka sendiri, bahkan mengembangkan perilaku berbahaya yang merugikan kesehatan mental maupun fisik.
Berbagai bentuk hoaks tentang kesehatan seksual masih marak beredar di internet. Contohnya, anggapan bahwa “mencuci dengan air soda bisa mencegah kehamilan” atau keyakinan bahwa “penyakit menular seksual hanya menyerang kelompok tertentu.” Faktanya, kehamilan hanya bisa dicegah dengan metode kontrasepsi yang telah terbukti secara medis, sedangkan penyakit menular seksual dapat menyerang siapa saja tanpa memandang latar belakang. Ada juga mitos bahwa masturbasi merusak organ reproduksi, padahal penelitian membuktikan hal itu normal dan tidak berbahaya. Contoh-contoh ini menegaskan betapa pentingnya remaja mengandalkan sumber informasi yang kredibel, seperti ahli kesehatan atau lembaga resmi, agar tidak terjebak dalam kabar yang menyesatkan.
Misinformasi kesehatan seksual di internet bukan hanya sekadar masalah informasi, tetapi juga masalah masa depan generasi muda. Remaja Indonesia harus dibekali keterampilan memilah informasi agar tidak terjebak pada hoaks yang berbahaya. Sudah saatnya sekolah, orang tua, dan komunitas bersama-sama memberikan pendidikan seksual yang benar dan mengajarkan cara mengenali sumber terpercaya.
*****
Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, dan tips pelajar hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.