Setiap orang pasti pernah merasakan stres. Entah itu timbul karena masalah pekerjaan, tugas sekolah yang menumpuk, hubungan dengan orang lain, atau lain sebagainya. Dilansir dari p2ptm.kemkes.go.id, stres adalah reaksi seseorang, baik secara fisik maupun emosional (mental/psikis) apabila ada perubahan dari lingkungan yang mengharuskan seseorang menyesuaikan diri. Ketika stres, hormon adrenalin dan kortisol akan meningkat sehingga menyebabkan dua respons yang nantinya akan dilakukan oleh si penderita stres, yakni melawan (fight) atau kabur (flight). Umum diketahui bahwa stres biasanya menjadi pemicu berbagai penyakit. Tetapi, apakah stres selamanya seburuk itu? Tentu saja tidak, Sunners. Faktanya, tidak semua stres memberikan dampak buruk. Hans Selye, seorang endokrinologis, mengenalkan konsep kategori stres yang terdiri dari dua jenis, yaitu stres positif (eustress) dan stres negatif (distress).
Eustress
Stres tidak melulu berdampak negatif, tapi juga ada yang memberikan pengaruh positif, yakni stres jenis eustress. Eustress adalah saat stres yang kita alami membuat diri menjadi lebih tangguh, dewasa, serta termotivasi untuk melakukan sesuatu. Jenis stres yang satu ini juga dapat memberi pandangan yang positif dan membuat kita mampu mengatasi berbagai rintangan dan rasa sakit. Hal tersebut dapat terjadi karena respons diri kita yang memilih untuk menjadikan perasaan tertekan itu sebagai sebuah tantangan pemicu reaksi positif.
Regis Machdy dalam bukunya yang berjudul Loving The Wounded Soul memberi contoh dari eustress yakni public speaking, yang mengharuskan kita untuk berbicara di depan publik. Biasanya kita akan gugup dan merasa terancam karena terbayang semua mata audiens tertuju pada kita. Lalu demi mengatasi stres tersebut, kita akan berlatih berkali-kali hingga yakin dan siap untuk tampil. Pada akhirnya kita akan terpacu oleh stres positif itu untuk berlatih dan mengembangkan diri.
Dilansir dari tirto.id, berikut cara mengaplikasikan eustress dalam kehidupan sehari-hari:
- Keluar dari zona nyaman
- Mencoba hal baru
- Ingatlah tujuan di masa depan
Distress
Jika eustress membuat seseorang penuh harapan hidup dan lebih produktif, distress dapat mengakibatkan kinerja memburuk, kesehatan fisik dan mental menurun serta terganggunya hubungan dengan orang lain. Distress membuat kita tidak berfungsi seperti biasanya. Regis memberi contoh, misalnya stres karena pacar memutus hubungan secara sepihak, atau ketika mendengar pesawat yang ditumpangi saudara kita jatuh dan hilang.
Dilansir dari Help Better, dampak dari distress yaitu:
- Mudah lelah dan lesu
- Emosional dan lebih sensitif
- Jam tidur yang tidak teratur
- Merasa bersalah dan mudah putus asa
- Kinerja menurun
Perbedaan dari keduanya yakni bagaimana kita memberi reaksi pada stressor (penyebab stres). Jika kita mampu mengelola stressor menjadi pemicu yang positif, maka stres itu akan menjadi eustress, begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu, Sunners, penting untuk memahami dan mengelola stres yang kita alami agar tidak memberi dampak yang tidak diinginkan.
Deni Adilla Safitri