Penulis: Vanessa Mariana Nggebu – Universitas Pancasila
Kapan sih terakhir kali Sunners bangun tidur dan nggak langsung buka HP? Bukan buat ngatur alarm, sih, tapi buat ngecek Instagram, TikTok, ngecek notifikasi, atau cuma ngescroll nggak jelas aja. Kayaknya kalo bangun tidur nggak langsung buka HP udah jadi kebiasaan yang jarang dilakukan, iya gak, Sunners? Sebenarnya hal sekecil itu bisa menjadi pertanda kalo kita kecanduan dengan media sosial, lho!
Media sosial nggak bisa diartikan sebagai musuh kita karena dengan ada media sosial, banyak hal yang menghibur yang bisa kita dapatkan disana ketika merasa sedang penat, mulai dari konten hiburan menarik, edukasi, hingga tempat untuk bercerita. Nah, tapi kalo misalnya ketika kita punya waktu luang ataupun waktu beristirahat yang selalu diisi oleh kegiatan berselancar di media sosial, kita harus tanyakan ini ke diri sendiri: “Aku tuh sebenarnya enjoy dengan kegiatan ini atau cuma karena kebiasaan aja ya?”
Sekarang kita udah hidup di zaman yang apapun serba teknologi, terutama penggunaan HP yang bukan dipakai hanya untuk teleponan aja, namun mencari hiburan lewat media sosial. Dari sana kita bisa menciptakan tempat belajar, mencari validasi, membangun relasi, atau bahkan tempat pelarian dari kehidupan nyata yang mengekang. Tapi, Sunners pernah mengalami rasa capek nggak setelah main HP sepanjang waktu? Padahal lagi dalam posisi nggak ngapa-ngapain. Bahkan cuma rebahan aja tapi, aduh… rasanya otak kayak penuh banget.
Kalau Sunners bilang iya, bisa jadi Sunners terkena overstimulated, yang artinya isi kepala kamu terlalu banyak informasi, terlalu banyak melakukan perbandingan dengan orang lain, terlalu banyak konsumsi yang tanpa kamu sadari pelan-pelan bisa merusak ketenangan hidup kamu.
Buat kaum remaja, media sosial udah kayak nasi yang perlu dimakan setiap hari. Kita menjadikan media sosial sebagai tempat kita eksis, mencari informasi yang up to date, serta membangun identitas diri. Tapi kalau kita menghabiskan banyak waktu di sana bisa-bisa waktu produktif kita semakin berkurang bahkan kita bisa kehilangan koneksi dengan diri kita sendiri.
Pernah nggak, Sunners merasa:
Kalau kamu bilang iya, bisa jadi itu tandanya kamu udah terlalu jenuh dengan aktivitas online kamu sendiri. Tapi tenang aja, Sunners nggak sendirian kok, karena banyak remaja yang mengalami hal yang serupa dengan Sunners, tapi mereka belum sadar aja kalau rasa capeknya datang dari aktivitas online. Tanpa kita sadari, banyak dari kita yang udah terjebak pola konsumsi media sosial berulang kali yang tidak menyehatkan mental kita. Rasa cemas berlebihan, harga diri yang menurun, dan overthinking yang selalu muncul tanpa penyebab yang jelas. Lebih bahayanya lagi kita jadi nggak sadar sama penyebabnya karena udah terbiasa.
Kalau misalnya Sunners nggak buka media sosial dalam sehari aja, mungkin Sunners bakalan merasa aneh. Mungkin aja, Sunners merasakan ciri-ciri berikut:
1. FOMO (takut ketinggalan informasi terkini)
2. Khawatir atau cemas karena merasa nggak ada ‘kerjaan’ yang bisa dilakukan
3. Bingung mau ngapain ketika kita distraksi dari media sosial
Namun setelah ciri-ciri tersebut terjadi, kamu akan merasakan hal-hal positif yang nggak akan kamu duga:
1. Kamu mulai bisa fokus saat belajar atau ngobrol langsung di real life kamu
2. Pelan-pelan pikiran kamu jadi lebih tenang karena nggak dicekokin informasi terus-menerus
3. Kamu lebih aware dengan lingkungan sekitar, misalnya, suara kicauan burung, pemandangan langit indah di pagi hari, obrolan dengan keluarga kamu di rumah
Kalau Sunners penasaran dan kepengen cobain ini, nggak perlu detoks media sosial besar-besaran, kok. Sunners bisa mulai dari hal-hal sederhana kayak:
1. Mematikan notifkasi dari aplikasi media sosial yang sering Sunners buka, bisa dengan menyalakan fitur “DND (Do Not Disturb)” atau fitur “Mute” dari aplikasi
2. Membatasi waktu layar dengan menyalakan fitur “Screen Time”
3. Mengganti kebiasaan scrolling dengan journaling
4. Ngobrol langsung dengan keluarga dan teman
5. Baca buku atau dengerin musik yang membuat rileks
Inget ya, Sunners, yang paling penting, detoks ini bukan buat menyiksa diri kalian, tapi buat kasih sedikit ruang untuk otak dan hati Sunners buat bernapas.
Menarik diri dari media sosial bisa bantuin kamu merasa lebih tenang, lebih fokus, lebih damai, dan lebih terbuka dengan diri sendiri. Kadang tuh, hal-hal sesederhana kayak tips tadi dapat membentuk self-care yang paling kamu butuhin, lho! Kamu nggak perlu menghilang sepenuhnya dari media sosial, tapi coba deh, satu hari aja tanpa ngescroll meda sosial dan coba rasain sendiri perbedaannya. Siapa tahu, kamu jadi lebih kenal sama versi diri kamu yang unik dan nggak bergantung dengan media sosial.
*****
Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, dan tips pelajar hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.