Penulis: Dieny Zaina Izzati – UNJ
Apakah kamu pernah merasa risih saat seseorang memintamu untuk menyalakan kamera tanpa izin? Atau ketika ada yang tiba-tiba mengomentari tubuhmu di kolom DM? Mungkin terdengar sepele, tapi sesungguhnya itulah bentuk pelanggaran terhadap batas tubuh—dan ini bisa terjadi setiap hari di dunia digital.
Remaja hari ini hidup di dua dunia: nyata dan maya. Tapi satu hal yang tetap harus dijaga di keduanya adalah batasan atau body boundaries. Sayangnya, tak semua tahu bagaimana menjaganya. Yuk, kita bahas lebih dalam!
Body boundaries adalah batasan fisik, emosional, dan digital yang menunjukkan sejauh mana orang lain boleh mendekat atau berinteraksi dengan kita—baik secara langsung maupun lewat layar.
Dalam dunia digital, pelanggaran batas bisa terjadi lewat:
Maka dari itu, kamu harus menyadari batasan ini bukan soal lebay, tapi soal perlindungan diri.
Sexting — mengirimkan pesan, gambar, atau video bersifat seksual—semakin marak di kalangan remaja. Bukan cuma karena iseng, tapi juga karena tekanan: dari pacar, teman sebaya, atau ekspektasi dari media sosial.
Yang sering dilupakan, sekali dikirim, kamu kehilangan kendali. Konten bisa disebar, disimpan, bahkan jadi alat pemerasan. Banyak korban sexting menyesal karena awalnya hanya ingin “membuktikan cinta” atau “biar dianggap keren.”
Padahal, mencintai diri sendiri jauh lebih keren daripada menyerahkan privasi demi validasi.
Online harassment (pelecehan daring) bisa berbentuk:
Jadi, jangan anggap ini biasa. Efeknya bisa bikin kamu trauma, takut bersosial media, bahkan meragukan diri sendiri. Kamu berhak merasa aman, bahkan di balik layar sekalipun.
Berikut beberapa cara sederhana tapi penting agar kamu tetap aman:
🔒 Atur akun media sosial ke privat.
🙅♀ Jangan ragu bilang “tidak” saat ada permintaan yang bikin gak nyaman.
🧠 Simpan bukti bila kamu merasa dilecehkan secara daring.
📞 Ceritakan pada orang dewasa yang kamu percaya.
🛑 Blokir dan laporkan akun yang melewati batas.
Ingat, bersikap tegas bukan berarti kasar. Itu artinya kamu tahu bahwa tubuh dan ruang pribadimu bukan milik siapa-siapa selain kamu sendiri.
Menjaga batas tubuh di era digital bukan hanya tentang berkata “tidak”, tapi juga tentang berkata “ya” pada penghargaan diri. Dunia maya bukan tempat tanpa aturan. Justru di sana, keberanianmu menjaga diri jadi bentuk kekuatan baru.
Karena kamu layak dihormati—di dunia nyata maupun di dunia maya!
*****
Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, dan tips pelajar hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.