Penulis: Mufty Arya Dwitama – Universitas Kristen Indonesia
Jika kamu berpikir kejayaan sejarah hanya milik Romawi atau Mesir, kamu perlu mengenal satu nama besar dari Eropa Timur: Tsar Simeon I dari Bulgaria. Ia bukan hanya raja penakluk, tapi juga pelindung ilmu pengetahuan dan budaya.
Pada masa pemerintahannya (893–927 M), Bulgaria tidak hanya luas wilayahnya, tetapi juga dipandang sebagai pusat kebudayaan Slavia. Inilah masa yang dikenal sebagai Zaman Keemasan Kekaisaran Bulgaria. Tapi, siapa sebenarnya Tsar Simeon I, dan bagaimana ia membawa bangsanya ke puncak kejayaan?
Awal Kehidupan dan Naik Takhta
Tsar Simeon I adalah putra dari Boris I, raja yang berjasa membawa agama Kristen ke Bulgaria. Awalnya, Simeon disiapkan untuk menjadi biarawan. Ia bahkan dikirim ke Konstantinopel (sekarang Istanbul) untuk belajar di Universitas Magnaura, salah satu pusat pendidikan terbesar saat itu.
Namun takdir berkata lain. Setelah abangnya, Vladimir, dianggap gagal memerintah, Simeon dipanggil pulang dan diangkat menjadi raja. Ia pun meninggalkan dunia biara dan mulai membentuk arah baru bagi Bulgaria, bukan hanya sebagai negara merdeka, tapi sebagai kekaisaran yang disegani.
Kekuatan Militer dan Politik yang Mengguncang Bizantium
Di bawah Tsar Simeon, Bulgaria tumbuh menjadi salah satu kekuatan paling kuat di Eropa Timur. Ia memimpin banyak perang melawan Kekaisaran Bizantium, Hongaria, dan Serbia. Dalam beberapa pertempuran, pasukan Bulgaria bahkan hampir merebut ibu kota Bizantium, Konstantinopel.
Kemenangan demi kemenangan membuat wilayah Bulgaria meluas pesat. Dari sungai Donau di utara hingga Laut Aegea di selatan, dari Laut Adriatik di barat hingga dekat Laut Hitam di timur. Tidak heran jika banyak sejarawan menyebut Simeon sebagai “Raja para Raja Slavia”.
Namun, ia bukan hanya menaklukkan dengan pedang, ia juga mahir dalam diplomasi dan strategi politik. Ia bahkan berhasil memaksa Bizantium mengakui gelarnya sebagai “Tsar” (setara dengan Kaisar).
Zaman Keemasan Budaya dan Ilmu Pengetahuan
Hal yang membuat Simeon I benar-benar luar biasa adalah perhatiannya pada kebudayaan. Ia bukan hanya raja yang haus kemenangan, tapi juga pelindung sastra, seni, dan pendidikan.
Di masa pemerintahannya, kota Preslav berkembang menjadi pusat budaya yang menyaingi Konstantinopel. Ia mendirikan sekolah-sekolah, mendukung penerjemahan buku-buku Yunani ke dalam bahasa Slavia dan mendorong penulisan karya sastra asli.
Bahasa Slavia menjadi bahasa resmi pemerintahan dan gereja, sesuatu yang penting dalam membangun identitas bangsa. Banyak karya sastra, filsafat, dan agama dari masa ini masih dibaca dan dipelajari hingga sekarang. Karena itulah, masa ini dikenal sebagai Zaman Keemasan Kebudayaan Bulgaria.
Akhir Hayat dan Warisan yang Ditinggalkan
Meski sempat bermimpi merebut Konstantinopel dan menggantikan Bizantium sebagai pusat dunia Kristen, Simeon tidak pernah berhasil mewujudkannya. Ia wafat pada tahun 927 dan digantikan oleh putranya, Peter I.
Meski begitu, warisan Simeon tetap hidup. Di masanya, Bulgaria bukan hanya menjadi negara besar dalam hal wilayah dan militer tapi juga dalam ilmu pengetahuan dan budaya. Banyak yang menganggap, setelah Simeon, Bulgaria tak pernah lagi mencapai kejayaan yang sama.
(Klik gambar di atas, ketikan alt text yang di dalamnya harus ada keyphrase, jika sudah pilih caption, pilih custom caption)
Tsar Simeon I adalah contoh pemimpin yang seimbang, kuat di medan perang, tapi juga cerdas di bidang budaya. Ia membuktikan bahwa kejayaan sebuah bangsa tidak hanya diukur dari luas wilayah atau jumlah tentara, tapi juga dari seberapa tingginya ilmu pengetahuan dan kesenian dihargai.
Sebagai generasi muda, kita bisa belajar banyak dari Simeon I: Bahwa pemimpin sejati tidak hanya memikirkan kekuasaan, tapi juga masa depan bangsa melalui pendidikan dan budaya. Dan bahwa kejayaan bangsa harus dibangun bukan hanya dengan otot, tapi juga dengan pikiran dan hati.