Penulis: Raditya Bhanu – Universitas Brawijaya
Semua Pelari Bersiap
Pada pagi hari yang cerah sebuah kompetisi balap lari akan berlangsung
komentator membuka kompetisi
“Selamat datang dalam Track Line para pemain, dan seluruh pendukung di kompetisi balap lari hari ini! Kita akan menyaksikan dua pelari terbaik menunjukkan kecepatan, ketangguhan, dan strategi di lintasan. Dalam pertandingan sebelumnya kita telah mendapatkan sang rival besar untuk melaju ke final. Bersiaplah untuk sebuah pertunjukan dari dua pelari ini. Kompetisi akan segera dimulai!”
Dua tupai bersiap di ruang gantinya masing masing
mereka mengucapkan beberapa kata kepada keluarganya, kerabat serta timnya.
Wartawan datang ke tiap – tiap kontestan “bagaimana persiapan untuk mengalahkan Milo final kali ini??”
“hanya cukup berharap semoga Milo punya tenaga untuk mengalahkan saya di final ini” kata Kiba
Berganti pada kontestan selanjutnya
“Bagaimana persiapan untuk mengalahkan kiba?” tanya wartawan
“tidak banyak, karena saya cukup banyak istirahat setelah pertandingan sebelumnya dan tetap berlatih menjaga kondisi performa diri”
Pelari pun berjalan menuju garis start mereka berdua melihat podium juara 1 yang telah dipersiapkan untuk salah satu dari mereka
Komentator pun berkata
“para pemain akan memulai start dari pohon ini dan akan berlari selama 1 jam melewati jalur hitam berkaret yang menggantung di setiap pohon sepanjang 40 kilometer dan akan kembali lagi menuju pohon ini pada setiap kilometer akan ada rintangan – rintangan”
komentator menambahkan ucapan penyemangat kepada para pelari
pelari bersiap di posisi masing masing kemudian ranting dijatuhkan untuk memulai lomba
semua penonton bersorak gembira melihat para pelari dukungannya memulai lomba
milo berlari dengan menjaga tempo sesuai dengan apa yang telah dia lakukan pada saat latihan,
tetapi kiba mengganggunya dengan berada di depan
menempatkan diri di samping Milo
kiba berkata
“kamu yakin milo mau mengalahkan aku?? dalam tiap perlombaan aku yang memenangkan sama aja kalo ini juga kamu kalah”
tanpa melihat Kiba
Milo hanya berlari dan fokus ke depan tiba tiba di depan mereka ada pohon yang roboh
sontak mereka kaget tetapi mereka tidak menghiraukannya
karena sudah sering terjadi pada tempat tinggal mereka
Mereka sudah mencapai kilometer ke-5
Milo mulai menaikkan temponya dengan mempercepat langkahnya
Kiba pun mengejar Milo dengan menaikkan temponya juga
Kiba langsung mendahului Milo dan telah sampai pada kilometer ke-7 terlebih dahulu
aksi licik dari Kiba adalah menggoyangkan track yang menggantung
agar Milo kesusahan untuk berjalan di atas track
Milo pun kaget dan mulai tergelincir di atas track karena track yang telah bergoyang
tetapi dengan cakarnya Milo bisa mencengkeram jalur lintasan balap itu
Awan sudah mulai mendung 20 menit pun telah berjalan
kedua tupai itu telah sampai di lintasan balap yang telah dipenuhi oleh dedaunan yang sangat lebat
kedua tupai itu sangat kesusahan melihat jalur
kemudian, Kiba memiliki akal untuk memotong segala daun yang lebat itu dengan cakarnya
dan segera setelah ia potong ia kumpulkan dedaunan yang ia akan ia lempar ke Milo
Milo pun sampai tidak bisa melihat dengan jelas
Milo hampir terjatuh kembali tetapi Milo bisa bergelantungan pada jalur
Milo telah tersulut emosi
dengan cepat Milo berlari kencang untuk segera bisa mendahului Kiba yang telah cukup jauh berada di depan
Milo pun memakai cara cerdik yaitu mendahului Kiba dengan menggunakan ranting ranting pada pohon yang mengganggu jalur lintasan mereka
Tiba – tiba Milo berada di depan Kiba dan langsung melaju kencang

Setelah melewati dedaunan yang lebat
akhirnya mereka sampai di ujung garis fase pertama
Mereka mengambil makanan kecil untuk mereka bisa bawa ke garis finish
Mereka telah berlari hampir 40 menit lamanya
dalam fase kedua ini mereka berdua harus berlari dengan membawa makanan kecil untuk diberikan kepada panitia kompetisi baru mereka bisa dinyatakan sah untuk menang
Kiba berusaha menjatuhkan makanan Milo dengan menggunakan ranting
lalu melompat secara tiba – tiba tetapi semua tidak berhasil karena Milo sudah mempersiapkan rencana
Karena Milo telah mempelajari rute yang sebelumnya, menggunakan ranting untuk jalur alternatif Milo melompat dari ranting pohon ke ranting pohon lain
agar dapat mendahului Kiba yang menggunakan jalur utama
Tanpa sadar Kiba merasakan jalur utamanya yaitu track yang menggantung di pinggiran kota mulai renggang satu sama lain
ternyata track tersebut dari kilometer ke-32 putus sampai kilometer ke-35
untungnya Kiba sudah melaju dengan kencang
tetapi pada langkah pertama Kiba pada kilometer ke-36 langsung terjatuh dari jalur
karena track sudah terlalu renggang
dan Kiba jatuh mengenai aspal di bawah
Milo sudah melaju di depan jauh
langkah Milo pada kilometer ke-38
Milo hanya berteriak senang
tetapi hujan lebat pun tiba seketika disertai angin kencang yang berhembus

Milo yang awalnya sorak gembira berubah menjadi cemas dan khawatir
karena track yang menggantung bergoyang karena angin bertiup kencang
membuat Milo kesulitan untuk maju
Dengan tekad yang kuat Milo pun mencengkeram jalur dan melaju perlahan
Pada kilometer ke-39 kabut sudah tebal membuat Milo susah melihat
tanpa sadar Milo menginjak sobekan pada jalur balapan yang membuat kabel tersebut terbuka lebih lebar
seketika Milo pun tersetrum hingga terbakar hangus
Panitia kompetisi yang melihat Milo tersetrum
pada kilometer ke-39 segera ingin mengevakuasi
tetapi sebelum bisa mengevakuasi konsleting listrik itu membuat satu jalur track terbakar yang akhirnya merambat ke pohon pohon sekitar
Tim panitia dan para pendukung pun lari terbirit – birit sedangkan keluarga Milo dan Kiba diam terpaku diantara pohon yang terbakar
*****

Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, dan tips pelajar hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.
