Majalah Sunday

Larangan Wisuda Sekolah Menengah Jadi Sorotan, Begini Respons Pelajar

Penulis: Nadya Ayu Salsabila – MAN 2 Ponorogo

Sunners, apakah kalian sudah tahu tentang larangan wisuda di sekolah menengah? Belakangan ini, kebijakan tersebut ramai diperbincangkan, terutama di kalangan pelajar SMA dan SMK. Pemerintah telah mempertimbangkan berbagai hal mengenai pelarangan wisuda. Tapi bagaimana ya respons siswa mengenai hal ini? Yuk, simak di bawah ini!

Kebijakan Pelarangan Wisuda

Tahukah Sunners, kebijakan ini merespons dari keresahan masyarakat terutama orang tua karena biaya wisuda yang sering kali memberatkan. Contohnya Dindik Jatim resmi menghapus wisuda siswa SMA dan SMK dalam surat edaran 000.1.5/1506/101.5/2025, yang ditandatangani pada 6 Maret 2025, dikutip dari kumparan.com. Dilansir dari waspada.id Pemkab Aceh Barat Daya juga menghimbau pelarangan wisuda pada satuan PAUD hingga menengah yang ditegaskan dalam Surat Edaran Surat Edaran nomor 400.3/320, tanggal 27 Februari 2025, yang ditandatangani Sekda Abdya Rahwadi.

Dalam kumparan.com, Elmi Tri Yuliandari, Dosen FKIP Universitas Muhammadiyah Surabaya mengungkapkan bahwa acara wisuda identik dengan perguruan tinggi, jika siswa PAUD hingga sekolah menengah ikut melaksanakan, maka akan menurunkan esensi kesakralan dan keformalan acara tersebut. 

ilustrasi wisuda
Ilustrasi wisuda, sumber freepik.com

Pendapat Siswa dari Berbagai Daerah

Sementara itu, Mirza, seorang siswa kelas 12 di SMAN 1 Babadan, Jawa Timur, memberikan pendapat bahwa jika memang siswa terpaksa tidak boleh mengadakan acara wisuda, maka hal tersebut sangat disayangkan. Pasalnya, ia sendiri sudah menekan budget untuk foto Yearbook demi bisa mengikuti acara lain di sekolah. Sebagai tanggapan terhadap kebijakan dari pemerintah, Mirza mengusulkan agar sekolah mempertimbangkan kembali untuk mengadakan acara perpisahan yang sederhana. Selain itu, ia juga menyarankan agar sekolah memberikan surat persetujuan kepada orang tua siswa terkait setuju atau tidaknya mereka terhadap penyelenggaraan acara perpisahan tersebut. Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa tidak semua siswa melanjutkan ke perguruan tinggi, sehingga jika wisuda dilarang, mereka tidak akan pernah merasakan momen tersebut.

 Di sisi lain, Gafpa, siswa kelas 10 di SMK 3 Lubuklinggau, Sumatera Selatan, berpendapat bahwa kebijakan pelarangan wisuda perlu dipertimbangkan kembali sesuai dengan kebutuhan siswa dan kemampuan orang tua. Menurutnya, komunikasi yang baik sangat diperlukan antara pihak sekolah dan pemerintah untuk memahami alasan serta dampak dari kebijakan ini. Ia juga menekankan bahwa jika wisuda ditiadakan, maka para siswa akan kehilangan momen penting dalam perjalanan pendidikan mereka, terutama karena tidak semua dari mereka akan melanjutkan ke jenjang kuliah.

Tak Semua Orang Kuliah

Sementara itu, Mirza, seorang siswa kelas 12 di SMAN 1 Babadan, Jawa Timur, memberikan pendapat bahwa jika memang siswa terpaksa tidak boleh mengadakan acara wisuda, maka hal tersebut sangat disayangkan. Pasalnya, ia sendiri sudah menekan budget untuk foto Yearbook demi bisa mengikuti acara lain di sekolah. Sebagai tanggapan terhadap kebijakan dari pemerintah, Mirza mengusulkan agar sekolah mempertimbangkan kembali untuk mengadakan acara perpisahan yang sederhana. Selain itu, ia juga menyarankan agar sekolah memberikan surat persetujuan kepada orang tua siswa terkait setuju atau tidaknya mereka terhadap penyelenggaraan acara perpisahan tersebut. Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa tidak semua siswa melanjutkan ke perguruan tinggi, sehingga jika wisuda dilarang, mereka tidak akan pernah merasakan momen tersebut.

 Di sisi lain, Gafpa, siswa kelas 10 di SMK 3 Lubuklinggau, Sumatera Selatan, berpendapat bahwa kebijakan pelarangan wisuda perlu dipertimbangkan kembali sesuai dengan kebutuhan siswa dan kemampuan orang tua. Menurutnya, komunikasi yang baik sangat diperlukan antara pihak sekolah dan pemerintah untuk memahami alasan serta dampak dari kebijakan ini. Ia juga menekankan bahwa jika wisuda ditiadakan, maka para siswa akan kehilangan momen penting dalam perjalanan pendidikan mereka, terutama karena tidak semua dari mereka akan melanjutkan ke jenjang kuliah.

 

 

Ilustrasi wisuda 2
Foto wisuda di sekolah, sumber romper.com

Dapat disimpulkan bahwa siswa-siswa di atas masih berharap adanya acara wisuda karena merupakan suatu momen penting dan berharga. Tetapi mungkin acara tersebut bisa lebih disederhanakan, seperti diganti dengan perpisahan atau purnawiyata agar tidak memberatkan murid maupun orang tua.

Dalam setiap kebijakan pasti sudah dikaji dengan matang hingga akhirnya keputusan itu dibuat. Pro dan kontra pasti akan selalu ada pada setiap kebijakan karena tidak semua orang memiliki sudut pandang dan kondisi yang sama. Kalau menurut Sunners, bagaimana tanggapan kalian mengenai larangan wisuda ini? Coba komen di bawah ya! 

*****

Majalah Sunday, Teman Memahami Tips Belajar, Edukasi Seksual dan Kesehatan Mental

Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, dan tips pelajar hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.

Ikutan berkarya di
Majalah Sunday

Post Views: 100