Majalah Sunday

Waspada! Ini Macam-Macam Pelecehan Seksual yang Sering Terjadi di Sekolah

Penulis: Meutia Amalia Putri – UIN Jakarta

Sekolah seharusnya menjadi tempat yang aman bagi setiap siswa untuk belajar, tumbuh, dan berkembang. Namun kenyataannya, kasus pelecehan seksual masih kerap terjadi di lingkungan pendidikan, baik dilakukan oleh sesama siswa, senior, maupun orang dewasa di sekolah. Banyak korban tidak berani bicara karena takut, malu, atau tidak memahami bahwa apa yang mereka alami adalah bentuk kekerasan. Karena itu, penting bagi kita untuk mengenali macam-macam pelecehan seksual yang sering muncul di sekolah agar bisa lebih waspada dan mencegahnya sejak dini.

Pelecehan Seksual Terjadi di Sekolah, Kok Bisa?

Pelecehan seksual adalah segala bentuk tindakan atau perilaku seksual yang dipaksakan kepada seseorang tanpa persetujuan. Ketika pelecehan seksual terjadi di lingkungan sekolah, maka hal ini kerap membuat siswa merasa tidak nyaman, takut, dipermalukan, atau mengalami tekanan. Bentuk pelecehan seksual bisa berupa tindakan fisik, ucapan, isyarat, hingga perilaku online yang terjadi di lingkungan sekolah, baik dilakukan oleh siswa, guru, atau staf sekolah.

Tindakan ini tidak selalu berupa sentuhan, karena komentar vulgar, candaan seksual, menatap tubuh dengan tidak sopan, hingga menyebarkan foto atau pesan yang bersifat seksual juga termasuk pelecehan.

Intinya, pelecehan seksual adalah perilaku yang melanggar batas kenyamanan dan keamanan seseorang, dan tidak boleh dianggap sepele apa pun bentuknya. Hal ini penting dipahami agar semua siswa dapat bersekolah tanpa rasa takut dan merasa aman di lingkungan belajarnya. 

Macam-Macam Pelecehan Seksual yang Sering Terjadi di Sekolah

Pelecehan Verbal

Tindakan ini berupa komentar, candaan, atau catcalling yang bernuansa seksual. Misalnya, mengomentari tubuh teman, menggoda dengan kata-kata tidak pantas, atau menyampaikan lelucon vulgar di kelas. 

Pelecehan Non-Verbal

Tindakan ini berupa tatapan menjurus, gerakan tubuh yang bersifat seksual, menunjukkan gambar/video porno, atau melakukan isyarat tidak senonoh yang membuat orang lain tidak nyaman.

Pelecehan Fisik

Sentuhan yang tidak diinginkan seperti memegang bagian tubuh tertentu, memeluk atau merangkul tanpa izin, menepuk pantat, atau menyenggol tubuh dengan sengaja.

Pelecehan Melalui Dunia Digital (Online Harassment)

Terjadi lewat chat, media sosial, atau pesan pribadi. Contohnya mengirim gambar/video seksual, sexting tanpa persetujuan, atau menyebarkan foto pribadi untuk mempermalukan korban.

Pemaksaan atau Tekanan Bernuansa Seksual

Situasi ketika seseorang dipaksa atau ditekan untuk melakukan tindakan seksual, baik oleh teman sebaya maupun orang dewasa berkuasa (guru, pelatih, atau staf sekolah).

Perundungan Seksual (Sexual Bullying)

Bentuk bullying yang menggunakan unsur seksual, misalnya menyebarkan rumor tentang aktivitas seksual seseorang, mempermalukan teman terkait tubuhnya, atau menjadikan siswa tertentu sebagai bahan olokan dengan konteks seksual.

Mengapa Pelecehan Seksual Bisa Terjadi di Sekolah?

Pelecehan seksual di sekolah terjadi karena beberapa faktor, seperti minimnya edukasi seksual sehingga siswa tidak paham batasan tubuh dan persetujuan. Relasi kuasa yang timpang antara guru, senior, dan siswa membuat korban takut menolak. Ada pula budaya yang menyepelekan pelecehan sehingga dianggap sekadar bercanda. Kurangnya pengawasan dan tidak adanya sistem pelaporan yang aman membuat pelaku merasa bebas. Selain itu, masa pubertas yang penuh rasa ingin tahu tanpa arahan yang tepat juga dapat memicu perilaku yang salah. Adanya tekanan teman sebaya, seperti  pertemanan yang suka bercanda berlebihan, mengolok-olok tubuh, atau membagikan konten sensual  dapat  mendorong siswa lain mengikuti perilaku tersebut.

Tanda-Tanda Siswa Menjadi Korban

Perubahan Emosi yang Tiba-Tiba

Siswa tampak lebih murung, mudah cemas, mudah marah, atau terlihat ketakutan tanpa alasan jelas.

Menghindari Tempat atau Orang Tertentu

Mereka tiba-tiba takut masuk kelas tertentu, tidak mau bertemu seseorang, atau selalu mencari alasan untuk menghindar.

Prestasi Akademik Menurun

Konsentrasi berkurang, nilai turun, atau tampak sering melamun karena beban mental yang dialami.

Perubahan Perilaku Sosial

Korban bisa menjadi lebih tertutup, jarang berbicara, menarik diri dari teman-temannya, atau justru menjadi lebih agresif

Keluhan Fisik Tanpa Penyebab Jelas

Misalnya sakit perut, pusing, sulit tidur, atau mimpi buruk yang terus-menerus.

Takut atau Malu Jika Membahas Topik Seksual

Reaksi berlebihan seperti panik, diam ekstrem, atau terlihat sangat tidak nyaman bisa menjadi indikator ada pengalaman traumatis.

Tanda-Tanda Lebih Ekstrem

Pada beberapa kasus: hilangnya selera makan, perubahan pola tidur, luka tertentu, atau muncul perilaku menyakiti diri sendiri.

Ilustrasi seorang anak duduk memeluk lutut dengan ekspresi sedih, di sebelahnya terdapat boneka beruang dan simbol larangan tangan hitam sebagai peringatan bahaya pelecehan seksual.

Apa yang Harus Dilakukan Jika Terjadi Pelecehan Seksual?

Jika terjadi pelecehan seksual, langkah pertama adalah segera bercerita kepada orang dewasa tepercaya, seperti guru BK atau orang tua. Bila pelecehan terjadi lewat chat atau media sosial, simpan bukti seperti screenshot atau catatan waktu kejadian. Setelah itu, laporkan ke pihak sekolah agar mereka bisa memberikan perlindungan dan mengambil tindakan terhadap pelaku. Untuk kasus yang lebih serius, laporan dapat diteruskan ke kepolisian atau lembaga perlindungan anak.

Korban juga perlu mendapatkan dukungan emosional, karena pengalaman ini bisa meninggalkan trauma. Dan yang terpenting, korban harus ingat bahwa pelecehan bukan salah mereka karena tanggung jawab sepenuhnya ada pada pelaku.

Kesimpulan

Menciptakan lingkungan sekolah yang aman adalah tanggung jawab bersama baik guru, siswa, orang tua, dan pihak sekolah. Semakin banyak orang memahami bentuk-bentuk pelecehan seksual, semakin kecil peluang kasus ini terjadi dan berulang. Jika melihat atau mengalami pelecehan seksual, jangan ragu untuk bicara dan meminta pertolongan. Laporkan kepada guru, konselor, atau orang dewasa tepercaya. Kamu tidak sendiri, dan suaramu penting untuk menghentikan kekerasan. Mari bersama-sama menjaga sekolah agar tetap menjadi tempat yang aman, nyaman, dan penuh rasa hormat untuk semua.

*****

Majalah Sunday, Teman Memahami Tips Belajar, Edukasi Seksual dan Kesehatan Mental

Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, dan tips pelajar hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.

Ikutan berkarya di
Majalah Sunday

Post Views: 6