Penulis: Raditya Bhanu – Universitas Brawijaya
Pada siang hari yang terik,
suara gemuruh mesin-mesin berat muncul terus-menerus dari tanah tandus berpasir
Terlihat pada lahan yang gersang terdapat dua mesin berat yang sedang menatap penuh emosi.
Excavator berkata:
“Wahai Bulldozer, cukuplah tidak perlu susah payah untuk melawanku karena di area ini aku yang paling penting kamu hanya bisa mendorong, dan aku bisa mengangkat kamu. hahahaha!”
dengan penuh kecongkakan Excavator berkata seperti itu.
Dengan perasaan tidak mau kalah Bulldozer pun membalas:
“Hahahaa! Di panasnya matahari ini aku sangat terhibur dengan perkataanmu wahai Excavator!!! Roda penggerakku lebih besar dari milikmu dan perawatanmu sungguh kompleks. Aku lebih bisa diandalkan di medan bebatuan. Sedangkan kamu hanya punya pengeruk yang susah perawatannya itu!”
Excavator melihat dengan tajam dan berkata
“Sialan kamu, ayo kita buktikan siapa yang lebih kuat.”
Excavator pun dengan emosi mendengar perkataan Bulldozer akhirnya mengeruk tanah,
diangkatnya tanah lalu dilemparkan ke Bulldozer dengan sekuat tenaga.
Tanah dan bebatuan yang dilempar akhirnya melayang ke arah Bulldozer,
tetapi Bulldozer dengan sigapnya menahan dirinya dengan blade (papan baja yang ada di depan),
Bulldozer berkata:
“Hahaha tidak kena tidak kena wahai Excavator yang lamban,”
dengan emosi yang membara Excavator pun kembali mengeruk tanah menggunakan Boom (lengan untuk mengeruk material)
lalu melemparkan tanah beserta bebatuan.
Kembali ditangkis oleh Bulldozer,
sekarang bergantian Bulldozer melaju dengan penuh tenaga,
Bulldozer mendorong Excavator ke pojokan bebatuan yang ada di belakang Excavator.
Excavator berteriak
“Aduuuhhh hidrolikku….”
dengan kesakitan Excavator menggunakan Boom (lengan untuk mengeruk material) mengangkat ripper (taring/gigi) bagian belakang Bulldozer.
Bulldozer terangkat bagian belakangnya dan Bulldozer tidak bisa bergerak maju ataupun mundur.
Excavator mengambil alih pertunjukkan dengan menarik ripper Bulldozer lalu diangkat setinggi-tingginya dan dijatuhkan ke tanah,
berakhir dengan Bulldozer terjatuh menyamping.
Excavator yang senang sekaligus bangga berkata:
“Sudah ku bilang Bulldozer jangan berani-beraninya melawanku. Di sini aku yang paling kuat!”
Bulldozer menggunakan blade (papan besi yang ada di depan tubuh Bulldozer) untuk menegakkan kembali badannya.
Segera Bulldozer langsung menuju Excavator untuk mendorongnya.
Bulldozer pun mengenai bagian crawler Excavator (penggerak laju/roda) lalu diangkat
kondisi Excavator pada akhirnya terbalik dan tersungkur.
Pertarungan semakin sengit untuk kedua mesin berat ini, tidak ada yang bisa menghentikan mereka.
Excavator yang awalnya tersungkur akhirnya kembali berdiri menggunakan Boom
Bulldozer hanya melihat dan menertawakan
“Hahahaha, susah bangun yaa kawan?!”
Pertarungan kembali dilanjutkan dengan penuh emosi dari kedua mesin berat.
Tampaknya kedua mesin berat tersebut telah mengeluarkan tenaga yang berlebih dari pertarungan sebelumnya,
tanpa pikir panjang ronde kedua pun dimulai dengan tenaga yang hampir tidak tersisa.
Di samping pertempuran sengit terjadi suara-suara kegembiraan mengiringi mereka dari lain sudut,
selayaknya suara-suara anjing yang sedang menggonggong setelah mendapatkan makanan dari majikan mereka.
Kembali ke pertempuran,
Bulldozer kembali menangkis boom dari Excavator dengan pertempuran jarak dekat.
Lecet tidak bisa dihindarkan dari kedua mesin berat tersebut,
hidrolik dari Excavator nampaknya telah mengalami banyak kerusakan dikarenakan dorongan dari Bulldozer yang sangat kuat.
Tetapi tidak berhenti di situ, Bulldozer juga terkena dampak dari pertempuran sengit tersebut ripper dari Bulldozer juga telah dipatahkan oleh Excavator.
Di samping mereka bertempur suara anjing-anjing dari sudut lain semakin menghilang tanpa jejak,
selayaknya majikan mereka menyuruh untuk kembali bekerja demi kepuasan majikannya.
Terlihat Excavator dan Bulldozer semakin kelelahan karena pertempuran tersebut,
tetapi ada satu hal yang mereka tidak sadari bahwa suku cadang pada bagian tubuh kedua mesin berat tersebut tidak pernah diganti.

Mereka telah kelelahan dan telah mengeluarkan segenap tenaga mereka.
Setelah pertempuran jarak dekat Excavator dan Bulldozer menjauh ke sudut kanan kiri.
Dengan sisa tenaga yang ada Excavator melempar batuan yang telah dikeruk lalu dilemparkan ke Bulldozer.
Bulldozer pun menangkis dan langsung melaju dengan penuh tenaga ke arah Excavator.
Excavator pun melaju dengan sisa tenaga yang ada membuat boomnya selayaknya tinju.
Mereka pun akhirnya bertabrakan dengan kencang,
kedua mesin berat itu merengek kesakitan.
Excavator berkata:
“Aku menang! Hahahaha … Wahai Bulldozer, kau kalah!”
Tanpa pikir panjang Bulldozer membalas:
“Hahaha… Lihat saja suku cadangmu rusak semua jelas sekali aku yang menang.”
Kedua mesin berat itu akhirnya berbincang pada kondisi yang telah rusak.
Excavator berkata:
“Kekuatan yang aku keluarkan sangat bisa mengalahkanmu meskipun suku cadangku telah usang dan tidak pernah diperbaiki.”
Bulldozer berkata:
“Apa kamu bilang, suku cadangmu usang dan tidak pernah diperbaiki??? Begitu juga dengan nasibku yang usang ini…”

Excavator berkata:
“Kamu juga tidak pernah diperbaiki?? Anjing-anjing itu selalu menggonggong dan membiarkanku”
Bulldozer menimpali:
“Aduhaii buruknya nasib kita ini dan sekarang telah bertempur dengan suku cadang yang usang.”
Lalu suara alarm pun berbunyi dengan panjang:
“Teeeeeetttttt”.
Di saat mereka sedang sekarat,
para anjing menggonggong bersamaan keluar dari tempat mereka berpesta sembari berkata
“Ayooooo bekerjaa lagii masih banyak emas yang harus digali, itu dua mesin berat yang rusak ganti lagi yang baru.”
Kedua mesin berat itu pun hancur lebur seketika
lalu usai sudah pekerjaan mereka.
*****

Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, dan tips pelajar hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.
