Majalah Sunday

Kenapa sih Rokok Kretek Menjadi Ciri Khas Indonesia?

Penulis: Disti Cahya Agustine – UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Hai, Sunners! Pernah nonton atau baca novel Gadis Kretek? Cerita yang viral bukan hanya soal cinta dan keluarga, tetapi juga mengingatkan kita akan salah satu warisan budaya Indonesia yang sering kita lupakan, apa itu? Yaa, Kretek! Rokok yang terbuat dari campuran cengkeh dan tembakau ini punya makna bagi bangsa kita, lho. Tapi kenapa, ya, kretek ini menjadi ciri khas Indonesia?

Asal Usul Rokok Kretek di Indonesia

Pada abad ke-19, Kudus jadi salah satu kota penting di jalur perdagangan Pantai Utara Jawa. Nah, sekitar tahun 1880-an hingga 1980-an, industri kretek di Kudus mulai tumbuh pesat. Semua ini berawal dari ditemukannya tembakau yang membuat banyak orang mulai suka merokok. Dari situlah muncul ide masyarakat Kudus untuk membuat rokok tradisional mereka sendiri.

Awalnya, rokok yang populer itu namanya “rokok klobot”, yang dibungkus dengan daun jagung kering. Tapi pada tahun 1880, muncul inovasi baru, rokok kretek. Nama “kretek” sendiri berasal dari bunyi “kretek-kretek” saat rokoknya dibakar, dan dari situlah sebutan rokok klobot berubah menjadi rokok kretek.

Menariknya, rokok kretek ini awalnya bukan dibuat untuk dijual, tapi sebagai obat! Penciptanya adalah seorang warga Kudus bernama Haji Djamhari. Ia meracik tembakau dan cengkeh ini untuk meredakan sakit di dadanya. Tapi ternyata, racikan itu justru disukai banyak orang karena aromanya enak dan memberi rasa nyaman. Akhirnya, Haji Djamhari mulai membuat rokok kretek secara kecil-kecilan tanpa merek, dengan cara “tingwe” (linting dhewe) alias linting sendiri. Bentuknya khas, agak lancip di ujung dan dibungkus daun jagung kering. Karena dibuat manual, butuh keterampilan tangan yang telaten banget!

Setelah Haji Djamhari meninggal pada tahun 1890, usaha rokok kretek nggak ikut berhenti, namun dilanjutkan oleh salah satu warga Kudus bernama Nitisemito. Ia melihat peluang besar di balik rokok kretek dan mulai memproduksi secara massal. Bukan cuma itu, Nitisemito juga dikenal sebagai pelopor pemasaran kretek dengan cara yang kreatif dan modern untuk ukuran zamannya.

Dari usaha sederhana itulah, rokok kretek kemudian berkembang dan menjadi bagian dari “sejarah” kebiasaan masyarakat Indonesia menikmati rokok kretek hingga masa sekarang.

Rokok Kretek bagi Kesehatan dan Ekonomi

Meski terkenal sebagai rokok khas Indonesia, rokok kretek punya dampak serius buat kesehatan, lho! Kandungan nikotin dan zat kimia di dalamnya bisa meningkatkan risiko penyakit berbahaya seperti jantung koroner, kanker paru-paru, bahkan stroke.

Buat ibu hamil, paparan asap rokok kretek lebih berbahaya lagi. Asapnya bisa menyebabkan bayi lahir prematur, berat badan rendah, hingga gangguan tumbuh kembang janin. Jadi, meskipun cuma “sekadar” menghirup asapnya, dampaknya bisa besar banget bagi ibu dan bayi.

Selain itu, rokok kretek juga bisa bikin kecanduan. Sekali terbiasa, sulit banget buat berhenti karena tubuh sudah tergantung pada nikotin yang ada di dalamnya. Makanya, penting banget buat kita sebagai remaja untuk sadar dan menjauh dari rokok sebelum terlambat.

Nah, itu baru dampak buruk bagi kesehatan tubuh. Ternyata, rokok juga membawa dampak buruk bagi perekonomian Indonesia, lho! Menurut data WHO tahun 2020, tembakau jadi penyebab kematian terbesar di Indonesia, dengan sekitar 225.700 orang meninggal atau 15% dari total kematian nasional. Setahun kemudian, angkanya bahkan naik jadi lebih dari 290.000 orang, termasuk 52.000 kematian akibat asap rokok pasif. Artinya, orang yang nggak merokok pun kena dampaknya!

Di tahun 2015, Indonesia diperkirakan kehilangan sekitar ratusan triliun rupiah. Kerugian sebesar itu datang dari berbagai hal, mulai dari biaya pengobatan penyakit akibat rokok, turunnya produktivitas kerja, sampai dampak sosial di masyarakat.

Kenapa sih Rokok Kretek Menjadi Ciri khas Indonesia?
Rokok Kretek Muncul dari Abad ke -19 Asal Kota Kudus

Makna Budaya di Balik Rokok Kretek

Rokok khas Indonesia ini bukan cuma sekadar benda yang dibakar dan dihisap, tapi sudah jadi bagian dari budaya yang melekat banget di masyarakat, terutama di Pulau Jawa. Banyak orang bilang, kretek itu sudah “mendarah daging” dalam kehidupan orang Indonesia. Baunya yang khas pun sering banget tercium, baik di ruang publik maupun di rumah-rumah.

Menariknya, rokok kretek juga punya peran dalam berbagai tradisi masyarakat. Misalnya, dalam acara slametan (syukuran) atau pernikahan, rokok kretek sering hadir sebagai simbol keramahan dan penghormatan buat tamu. Di berbagai daerah di Asia Tenggara, bahkan kretek herbal dianggap punya makna spiritual dan digunakan dalam ritual upacara tradisional.

Kretek tidak hanya terkenal di kalangan kelas bawah, tapi lama-kelamaan kretek juga digemari oleh kalangan menengah hingga kalangan atas. Dari situlah, kretek kemudian jadi salah satu simbol “keindonesiaan” sesuatu yang khas dan membedakan kita dari negara lain.

Bahkan, ada komunitas bernama “Komunitas Kretek” yang berdiri sejak 2010 di Jember, Jawa Timur. Mereka menekankan bahwa kretek bukan rokok biasa, tapi bagian dari warisan budaya Indonesia. Tagline mereka pun cukup terkenal, yaitu “kretek bukan rokok”

Kenapa sih Rokok Kretek menjadi Ciri khas Indonesia?
Rokok kretek sudah menjadi budaya Indonesia

Rokok kretek bukan sekadar rokok, tapi bagian dari identitas dan sejarah Indonesia. Ia merupakan simbol budaya yang unik dan nggak dimiliki di negara lain. Yuk, kenali lagi budaya-budaya lokal yang mungkin sedikit terlupa. Kita belajar bahwa hal kecil pun bisa punya makna besar bagi bangsa. Tapi ingat, Sunners, kita boleh bangga, tapi bukan berarti harus ikut merokok, ya. Cukup dengan tahu, menghargai, dan melestarikannya dengan bijak.

*****

Majalah Sunday, Teman Memahami Tips Belajar, Edukasi Seksual dan Kesehatan Mental

Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, dan tips pelajar hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.

Ikutan berkarya di
Majalah Sunday

Post Views: 12