Majalah Sunday

Seni Bersyukur untuk Menjaga Kesehatan Mental Pelajar

Penulis: Vanessa Mariana Nggebu – Universitas Pancasila

Pernah nggak sih kamu ngerasa capek banget sama tugas dan ekspektasi orang lain, tapi sekalinya istirahat kamu malah merasa bersalah. Banyak pelajar di Indonesia, dan mungkin termasuk kamu, yang merasa terjebak di antara tekanan tugas sekolah, target akademik, ekspektasi orang tua, dan relasi pertemanan yang kadang melelahkan. Rasanya seperti dituntut harus kuat, padahal dalam hati lagi penuh tekanan.

 

Di tengah kondisi ini, kita sering lupa kalau ada satu cara sederhana tapi powerful yang bisa bantu kita tetap waras, yaitu bersyukur. Bersyukur bukan cuma soal ucapan “terima kasih”, tapi juga soal menyadari hal-hal kecil yang membuat hidup kita tetap layak dijalani, bahkan di hari yang sulit. Nah, gimana sih sebenarnya rasa syukur ini bisa berdampak pada kesehatan mental kamu sebagai seorang pelajar atau remaja?

Apa Itu Rasa Syukur?

Rasa syukur adalah kemampuan untuk menyadari dan menghargai hal-hal baik dalam hidup kita, sekecil apapun itu. Bisa dari hal sesederhana punya teman ngobrol di sekolah, sarapan pagi yang enak, atau bahkan sekadar bisa tidur nyenyak.

Menurut studi dalam Journal of Personality and Social Psychology, bersyukur terbukti bisa meningkatkan kebahagiaan, memperbaiki relasi sosial, dan mengurangi gejala depresi.

Bersyukur bisa jadi kunci menjaga kesehatan mental kamu di tengah tekanan sekolah. Kamu bisa cari tahu caranya di sini!
Kita cenderung mengabaikan hal-hal kecil yang sebenarnya sangat berharga bagi diri kita, misalnya lupa bersyukur.

Rasa Syukur dan Kesehatan Mental: Apa Hubungannya?

Bersyukur bisa jadi tameng yang kuat buat pelajar dalam menghadapi stres. Ketika kamu melatih diri untuk fokus pada hal-hal yang baik, kamu jadi lebih mudah menerima diri sendiri, lebih sadar akan progres yang kamu buat, dan tidak terus-menerus merasa kurang.

Rasa syukur juga membantu menurunkan kadar hormon stres seperti kortisol, serta meningkatkan kualitas tidur dan regulasi emosi. Saat kamu bersyukur, kamu tidak menekan emosi negatif, tapi justru mengimbanginya dengan sudut pandang kamu yang lebih sehat.

Bersyukur bisa jadi kunci menjaga kesehatan mental kamu di tengah tekanan sekolah. Kamu bisa cari tahu caranya di sini!
Salah satu langkah untuk bersyukur yaitu dengan belajar melakukan journaling.

Tantangan Dalam Bersyukur

Tapi tentu saja bersyukur itu nggak selalu mudah. Buat kamu, ada beberapa tantangan dalam melatih rasa syukur:

  • Tekanan untuk selalu sempurna. Di era media sosial, kita cenderung membandingkan diri dengan orang lain. Akibatnya, kita lebih fokus pada apa yang kurang, bukan apa yang sudah kita punya.
  • Rasa lelah mental. Ketika burnout, bahkan untuk memikirkan hal positif saja terasa berat.
  • Anggapan bahwa bersyukur = pasrah. Banyak yang merasa kalau bersyukur itu artinya nggak boleh berambisi atau menerima keadaan seadanya.
 

Padahal, kenyataannya justru sebaliknya. Bersyukur itu tentang memberi ruang pada diri sendiri untuk berhenti sejenak, belajar mengapresiasi hidup kamu, dan tetap melangkah dengan kepala tegak.

Tips Melatih Rasa Syukur

  • Tulis jurnal: Setiap malam, tulis tiga hal yang kamu syukuri hari itu. Nggak harus besar. Misalnya: “hari ini langitnya cerah”, “aku nggak telat ke sekolah”, atau “temanku ngajak ngobrol pas lagi sedih.”
  • Latihan mindful breathing: Ambil waktu 3 menit untuk fokus pada napas. Setelah itu, tanyakan pada diri sendiri: “Apa satu hal baik yang terjadi hari ini?”
  • Menghargai usaha kamu, bukan hasil kamu: Ketika kamu gagal, jangan buru-buru menyalahkan diri. Coba deh, kamu ucapkan, “Aku bangga sudah mencoba.”
  • Kurangi perbandingan sosial: Scroll media sosial dengan sadar. Ingat, yang kita lihat itu bukan kenyataan sepenuhnya.
 

Ucapkan terima kasih. Mulailah dari hal sederhana, misalnya bilang “makasih ya” ke teman yang meminjamkan pulpen, itu bisa melatih kepedulian kamu dengan orang lain.

Bersyukur itu bukan soal menyerah atau menutupi rasa lelah. Justru, itu cara buat menguatkan diri dan tetap waras di tengah semua tekanan. Kamu boleh capek. Kamu boleh kecewa. Tapi kamu juga bisa memilih untuk tetap mengapresiasi langkah-langkah kecil yang sudah kamu ambil.

Yuk, mulai hari ini coba tantang diri kamu untuk menulis satu hal yang kamu syukuri setiap hari. Nggak harus panjang, tapi ungkapin aja sejujur mungkin. Siapa tahu kan, di balik hari yang berat, kamu akan sadar bahwa ternyata ada banyak hal kecil yang sudah bikin kamu bertahan sejauh ini.

*****

Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, dan tips pelajar hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.

Ikutan berkarya di
Majalah Sunday

Post Views: 131