Sunners, kalian sadar gak jika terkadang banyak hal penting yang kita sepelekan dalam hidup kita, salah satu contohnya adalah kesehatan. Tapi, kita bukan hanya harus menjaga kesehatan fisik saja lho, Sunners, kesehatan mental juga harus kita jaga dengan baik. Selain itu, kita juga harus mengenali tipe kepribadian diri kita karena hal itu bisa membahayakan juga, lho. berikut 5 tipe kepribadian yang dapat membahayakan kesehatan mental. Beberapa di antaranya adalah:
Berikut Kepribadian yang Berbahaya Bagi Kesehatan Mental
1. Si Introvert yang Terlalu Mengisolasi Diri
Orang yang memiliki kepribadian ini selalu memilih teman dengan sangat hati-hati sehingga hanya memiliki teman yang bisa dihitung jari. Selain itu, mereka jarang merasa bosan dengan kesendirian, mereka bisa terhibur hanya karena banyak hal menarik yang berputar-putar di pikiran mereka.
Akan tetapi, tanpa disadari hal ini lama-kelamaan dapat menimbulkan kecemasan dan depresi, karena orang dengan kepribadian seperti ini terbiasa untuk memendam perasaan sendiri. Untuk menghindari hal ini, alangkah baiknya untuk mencoba berkomunikasi dengan orang lain, atau sekedar membiasakan diri untuk bercerita kepada orang lain.
2. Si Ambisius yang Terlalu Berlebihan
Memiliki ambisi itu sangat bagus. Tapi, segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik, lho, Sunners. Mereka yang memiliki kepribadian ini sangat kritis dan keras terhadap diri sendiri bahkan tidak bisa mentolerir kesalahannya sendiri. Bagi Si Ambisius yang Berlebihan ini, sebuah kritikan pun akan terdengar seperti penghinaan yang menyakiti hati.
Hal ini akan menimbulkan perasaan cemas, depresi, hingga keinginan untuk menyakiti diri sendiri, karena harga diri mereka yang memiliki kepribadian ini sangat bergantung dengan bagaimana pandangan orang lain tentang diri mereka. Selalu merasa khawatir apabila melakukan kesalahan dan kekurangannya diketahui orang lain. Untuk menghindari hal ini, cobalah untuk belajar memaafkan kesalahan sendiri, tidak perlu merasa buruk, karena kesalahan adalah batu loncatan untuk menjadi lebih baik lagi.
3. Si Tukang Ngelamun
Orang yang memiliki kepribadian ini adalah orang yang suka merenung. Mereka selalu dianggap kreatif oleh orang-orang di sekitarnya.
Si Tukang Ngelamun ini hobi banget ngelamun sampai-sampai kadang perenungannya terlalu dalam dan jauh. Hal ini dapat menyebabkan kebingungan terhadap diri mereka sendiri dan pada akhirnya akan menimbulkan depresi bahkan sampai gangguan bipolar. Hal ini dapat dihindari dengan mencari keseimbangan pada setiap pemikiran dan juga berkomunikasi dengan orang lain untuk saling bertukar pendapat.
4. Si Ratu/Raja Drama
Uniknya, orang yang memiliki kepribadian ini memang akan merasa bosan apabila menjalani hidup dengan damai tanpa masalah. Mereka cenderung menyukai kecanduan dengan adrenalin yang didapatkan ketika terdapat sebuah konflik. Padahal, hal ini dapat menimbulkan stres berat yang sebenarnya tidak penting. Selain itu, orang-orang di sekitar mereka juga akan menghindar karena Si Ratu/Raja Drama cenderung menambah masalah di kehidupan orang lain.
Untuk menghindari hal ini, Si Ratu/Raja Drama harus merenung dan berpikir akan dampak yang akan merugikan dirinya dan orang di sekitarnya.
5. Si Selalu Khawatir
Berlawanan dengan Si Ratu/Raja Drama, Si Selalu Khawatir adalah mereka yang selalu berusaha menghindari konflik. Mereka selalu mencoba untuk membuat perencanaan selangkah lebih maju daripada orang lain sebagai bentuk antisipasi.
Apabila terus-terusan seperti ini, Si Selalu Khawatir akan merasa cemas dan panik, karena mereka hidup di dalam kegelisahan dan cenderung memikirkan hal-hal buruk yang akan terjadi. Untuk menghindari kecemasan dan kepanikan, cobalah untuk berpikir positif dalam setiap hal dan mengambil hikmah dari konflik-konflik yang terjadi.
Gimana, Sunners? berikut penjelasan 5 tipe kepribadian yang membahayakan kesehatan mental. Jika kalian memiliki satu atau beberapa kepribadian di atas, alangkah baiknya pelan-pelan dirubah, ya. Karena terkadang, hal kecil yang kalian tidak sadari lama-kelamaan dapat berdampak besar dan membahayakan kesehatan mental.
Penulis: Della Vinka Safitri, Universitas Al-Azhar Indonesia