Penulis: Raisha Putri Ramdhani -Universitas Negeri Jakarta
Minggu lalu kita membahas tentang sedekah laut, nih! Rasanya semakin lengkap kalau kita bahas sedekah bumi juga. Nah, tradisi tersebut merupakan bentuk syukur masyarakat Jawa, khususnya petani atas hasil bumi yang diperolehnya. Sama halnya dengan tradisi sedekah laut, perayaannya juga dilaksanakan setiap bulan Suro. Tradisi ini dilakukan secara turun-temurun dan masih dijalankan oleh beberapa daerah, seperti Cilacap, Bojonegoro, Blitar, dan masih banyak lagi.

Tradisi sedekah bumi berawal dari penyebaran agama Islam di tanah Jawa dengan menggunakan wayang kulit oleh Sunan Kalijaga. Dalam pertunjukan tersebut, ia menyisipkan nilai-nilai keislaman yang mudah dipahami oleh masyarakat, termasuk pesan spiritual yang kemudian menjadi bagian dari upacara syukur atas hasil bumi ini. Di dalamnya, terselip makna keimanan karena dalam ritualnya, terdapat pembacaan doa dan tahlil sebelum dimulai yang melambangkan untuk selalu mengingat Allah SWT sebelum memulai kegiatan. Dalam versi lain, tradisi ini disebabkan karena banyaknya masyarakat yang mengalami gagal panen akibat hujan deras, kemarau panjang, dan diserang hama. Akhirnya, mereka merasa harus membuat kegiatan spiritual dengan membuat sesajen dan mempersembahkannya untuk alam.
Tradisi sedekah bumi sudah dilakukan secara turun-temurun di berbagai daerah. Sama halnya dengan tradisi sedekah laut, tradisi sedekah bumi juga memiliki makna sebagai bentuk syukur masyarakat agraris atas rezeki berupa hasil bumi yang melimpah. Tradisi ini juga sebagai ajang silaturahmi antarmasyarakat untuk mempererat persaudaraan.
Dalam melaksanakan tradisi sedekah bumi, ada beberapa tata cara yang harus dilewati.
Tradisi sedekah bumi diawali dengan berdoa untuk para leluhur yang telah mewariskan tradisi.
Selanjutnya, masyarakat akan melakukan kenduri atau makan bersama. Para petani memberikan sebagian hasil panennya untuk diolah menjadi aneka macam hidangan untuk disantap bersama dan disajikan untuk ritual manganan. Selain itu, dua ekor kambing akan disembelih untuk dipersembahkan kepada leluhur.
Masyarakat desa akan menari bersama secara berpasangan. Sebelum itu, akan dibuka dengan tarian sakral oleh penari yang diiringi tembang Gending Eling-Eling. Tembang ini berisi kesadaran bahwa manusia hidup berdampingan dengan alam.
*****
Melalui tradisi sedekah bumi, menjadi pengingat bahwa manusia akan selalu berdampingan dengan alam. Menjaga dan melestarikan tradisi ini merupakan salah satu cara untuk menghargai dan mengembalikan yang telah bumi berikan.

Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, dan tips pelajar hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.
