Majalah Sunday

Trauma kepada Guru, Bagaimana Aku Bisa Tetap Belajar?

Penulis: Firdaus Cahya Adiputra – UNJ

Sunners, apakah kamu pernah trauma kepada guru? Kalau pernah, masalah apa yang kamu alami? Kalau kita lihat di ruang kelas, permasalahan antara guru dan murid bisa aja terjadi. 

Mulai dari telinga kita mungkin pernah dijewer saat kita nakal atau rambut terlalu panjang. Kemudian, buku tulis di lempar ke bawah karena tugas yang kita kerjakan salah, atau guru menyuruh keluar dari kelas karena kita berisik, datang terlambat atau belum mengerjakan PR lalu diminta menyelesaikannya di luar.

Tentu gak enak banget ya rasanya, malu karena ditegur depan banyak teman, mungkin tegurannya juga dengan bahasa yang kasar atau merendahkan kita. Jadi, wajar kan kalau kamu trauma kepada guru?

Nah, sebenarnya ada cara yang tepat lho supaya kita bisa tetap belajar, bisa tetap on-track walaupun sebenarnya kita punya trauma kepada guru yang ngajar di kelas kita. Penasaran gimana caranya? Yuk kita bahas bareng.

Cara Mengelola Trauma Kepada Guru

Sunners, kamu perlu mengerti nih kalau meskipun kita punya trauma kepada guru atau gak suka sesuatu, kita jangan sampai membiarkan perasaan itu menguasai diri dan membuat kita mengabaikan hal-hal yang telah menjadi tanggung jawab kita sebagai siswa. Sebisa mungkin permasalahan itu kita selesaikan dengan bijak, win win solution atau minimal kita gak hancur hanyut dalam trauma kepada guru tersebut. Berikut hal-hal yang bisa kita lakukan agar tetap bisa belajar walaupun trauma kepada guru pengajarnya.

Trauma kepada guru kadang membuat minat belajar kamu turun atau menghindari mata pelajaran tersebut. Yuk, ketahui cara mengatasinya.

Tidak mengikuti emosi

Hal penting lainnya dalam merespons sikap guru yang gak enak, bikin kamu gak nyaman adalah tidak reaktif. Maksudnya, beri jeda beberapa waktu untuk diri kamu memikirkan apa yang harus dilakukan atau diucapkan. Langsung mengambil keputusan saat emosi bikin kamu cenderung tidak memikirkan risiko di masa depan. Kalau salah ucap jadi repot kan?

Tetap bersikap baik

Ada baiknya kamu tetap menjaga sikap kepada guru yang bikin kamu trauma. Mengapa? Karena ketika kamu berusaha membalas atau menjadi cermin bagi guru yang bikin trauma, hal itu gak serta merta membuat guru kamu sadar akan kesalahannya. Khawatir jadi masalah baru dan guru itu punya alasan tambahan untuk berbuat lebih buruk terhadap kamu.

Aktif dalam pembelajaran

Kamu bisa tetap aktif berpartisipasi dalam kelas, walaupun trauma kepada guru atau gak suka dengan pembawaannya. Aktifnya kamu di kelas bukan untuk membuktikan kepada guru tersebut bahwa kamu siswa yang baik, namun kamu melakukan pembelajaran dengan baik untuk diri kamu sendiri, untuk kebaikan kamu di masa depan. Bisa saja guru tersebut merubah sikapnya setelah melihat kemajuan atau prestasi yang kamu raih.

Mengubah mindset atau cara pandang

Ketika ada guru yang menghukum kita atau bersikap keras, jangan langsung ambil hati dan trauma kepada guru. Namun, lihatlah dari sisi yang lain dan posisikan diri kamu sebagai guru tersebut. Apakah kamu akan diam saja ketika siswa melakukan kesalahan yang parah? Adakah sesuatu yang terjadi pada guru sehingga beliau bersikap keras kepada kita? Mungkin ada masalah di rumah atau dengan atasan. Guru bisa juga memberi hukuman dengan maksud agar kamu menjadi siswa yang lebih baik ke depannya.

Fokus kepada tanggung jawab

Jangan sampai kamu kehilangan fokus karena trauma kepada guru ya, Sunners! Pikirkan saja cara menyelesaikan kewajiban kamu sebagai siswa karena itu adalah tugas kamu yang utama, bukan terpaku terhadap sikap buruk guru terhadap kamu. Tindakan orang lain tidak bisa kamu kontrol, tapi fokus kamu bisa. Sayang banget kalau pikiran kamu dipenuhi dengan hal-hal yang di luar kendali kamu, sehingga tenaga habis kamu habis untuk orang lain.

Konsultasi kepada orang terpercaya

Belajar dengan guru yang udah bikin trauma memang gak semudah membalik telapak tangan. Kamu juga bisa ceritakan masalah ini kepada orang yang kamu percaya, seperti orang tua, teman, atau guru BK. Kamu bisa ngomongin guru tersebut bukan untuk bergosip, tetapi untuk mendapat solusi yang efektif. Jangan memendam masalah karena kamu yang akan kalah, ceritakan saja. 

Orang tua juga perlu tau trauma kepada guru yang kamu alami agar bisa membantu kamu dengan pandangan yang lebih luas karena banyaknya pengalaman mereka atau kematangan emosi yang dimiliki orang tua akan menuntun kamu kepada solusi yang tidak gegabah.

Trauma kepada guru kadang membuat minat belajar kamu turun atau menghindari mata pelajaran tersebut. Yuk, ketahui cara mengatasinya.
Trauma kepada guru bisa menghambat semangat belajar kamu di sekolah, hadapi masalahnya dan cari dukungan orang terdekat.

Interaksi antara guru dan siswa kadangkala menimbulkan gesekan akibat perbedaan cara mengajar, ucapan, serta sikap. Namun, jangan sampai trauma kepada guru menurunkan semangat kamu untuk belajar. Ingat selalu alasan kamu memulai sesuatu saat kamu ingin menyerah pada keadaan. Kamu tetap bisa belajar dengan guru yang bikin trauma dengan cara tidak memberikan porsi terlalu besar kepada hal yang tidak kamu sukai atau tidak bisa kamu ubah. Karakter seseorang sulit berubah kecuali ada kemauan dari diri sendiri, kehidupannya terancam atau kehilangan besar. Itulah alasan mengapa pihak ketiga yang posisinya lebih kuat dibutuhkan untuk memperbaiki guru yang bikin kamu trauma.

*****

Majalah Sunday, Teman Memahami Tips Belajar, Edukasi Seksual dan Kesehatan Mental

Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, dan tips pelajar hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.

Ikutan berkarya di
Majalah Sunday

Post Views: 73