Majalah Sunday

Tradisi Sedekah Laut: Wujud Syukur Masyarakat Pesisir

Penulis: Raisha Putri Ramdhani -Universitas Negeri Jakarta

Sebagian besar masyarakat yang tinggal di daerah pesisir berprofesi sebagai nelayan. Mereka menggantungkan hidupnya pada laut, berharap mendapat tangkapan yang banyak setiap kali berlayar. Bagi mereka, laut bukan hanya sekadar sumber penghidupan, tetapi juga sahabat yang harus dihormati. Sebagai ungkapan rasa syukur, lahirlah tradisi sedekah laut yang masih dijaga hingga kini. Tradisi ini dilakukan setiap setahun sekali pada bulan Suro. Banyak daerah yang masih melaksanakan tradisi sedekah laut, seperti Cilacap, Pekalongan, Banyuwangi, Yogyakarta, dan masih banyak lagi.

Bagi nelayan, laut bukan sekadar sumber penghidupan, tetapi juga alam yang dihormati. Sebagai bentuk syukur, lahirlah tradisi sedekah laut.
Proses pelarungan sesaji di Semarang (foto.bisnis.com)

Asal-usul Tradisi Sedekah Laut

Bagi masyarakat Cilacap dan sekitarnya, tradisi sedekah laut berawal dari tumbuhnya kembang wijayakusuma saat zaman Prabu Aji Pramosa dari Kediri. Kembang wijayakusuma memiliki makna dari warna dan bentuk. Kembang ini memiliki tiga warna (merah, hijau, dan kuning) dengan lima kelopak dan tujuh mahkota. Masing-masing memiliki makna yang mendalam bagi seorang pemimpin. Oleh karena itu, setiap ada penobatan seorang raja, maka akan mengirim 40 orang ke Nusakambangan untuk memetik kembang wijayakusuma. Sebelum itu, para utusan akan berziarah ke makam-makam leluhur sekitar Nusakambangan. Mereka juga melakukan tahlilan dan sedekah kepada fakir miskin. 

Pemetikan kembang wijayakusuma pun dilakukan dengan semadi. Pohon wijayakusuma akan dibalut dengan cinde. Para utusan juga menggunakan pakaian serba putih dan bersemadi di bawah pohon itu. Jika semadinya diterima, maka kembang wijayakusuma akan bermekaran, mengeluarkan bau harum, dan berjatuhan dengan sendirinya. Setelah itu, kembang wijayakusuma akan dibawa ke hadapan raja dengan dibuat rujak, kemudian dimakan raja yang hendak dinobatkan. Konon, setelah itu, raja berhak mewariskan tahta kerajaan kepada keturunannya. Mitos kembang wijayakusuma itulah kemudian melahirkan adanya tradisi sedekah laut sebagai bentuk penghormatan kepada laut. 

Makna Tradisi Sedekah Laut

Bagi masyarakat pesisir, tradisi ini merupakan bentuk syukur para nelayan atas tangkapannya selama setahun terakhir, juga meminta doa untuk tangkapan setahun berikutnya. Mereka juga memohon keselamatan selama berlayar agar dijauhkan dari mara bahaya. Tradisi ini juga sebagai ajang silaturahmi para nelayan yang jarang berkumpul. 

Tata Cara Tradisi Sedekah Laut

Setiap tempat memiliki tata cara pelaksanaan tradisi ini sesuai dengan daerahnya masing-masing, tetapi secara umum tradisi sedekah laut melalui tahap berikut.

1. Ziarah

Tradisi sedekah laut diawali dengan ziarah ke makam leluhur sebagai bentuk penghormatan yang sebelumnya mewarisi tradisi ini dan meminta restu untuk kelancaran acara. Ziarah ini dilakukan sehari sebelum ritual dimulai. 

2. Persiapan sesaji

Sebelum tradisi sedekah laut benar-benar dimulai, masyarakat mempersiapkan sesaji untuk dilarung ke laut. Sesaji ini berisi kembang telon, bermacam jenang, jajanan pasar, nasi uduk, pisang sanggan, pisang raja pulut, lauk pauk, lalapan, ayam ingkung, dan kepala kerbau.

3. Arak-arakan

Sesaji yang sudah siapkan akan diarak-arak menuju laut tempat pelarungan sesaji dan biasanya akan diiringi musik tradisional. 

4. Larung sesaji

Acara pelarungan ini merupakan acara inti dari tradisi sedekah laut. Masyarakat akan memindahkan sesaji yang telah diarak ke kapal nelayan untuk dibawa ke tengah laut dan dilarungkan. 

5. Pertunjukan seni

Setelah pelarungan sesaji selesai, biasanya akan diadakan pertunjukan seni tradisional oleh sejumlah masyarakat sampai malam hari. 

Bagi nelayan, laut bukan sekadar sumber penghidupan, tetapi juga alam yang dihormati. Sebagai bentuk syukur, lahirlah tradisi sedekah laut.
Kirab budaya sedekah laut di Cilacap (bercahayafm.cilacapkab.go.id)

*****

Tradisi sedekah laut bukan hanya sekadar acara tahunan, tetapi juga bagian dari perwujudan rasa syukur masyarakat pesisir. Melalui tradisi ini, menjadi pengingat bahwa selain menjaga hubungan dengan manusia, kita juga harus tetap menjaga keseimbangan dengan alam. 

Majalah Sunday, Teman Memahami Tips Belajar, Edukasi Seksual dan Kesehatan Mental

Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, dan tips pelajar hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.

Ikutan berkarya di
Majalah Sunday

Post Views: 4