Di kala sepi mendera, ku tutup mata ini
Disana, aku bisa merasakan mu
Kamu melengkapi kehampaan ini
Kamu, satu-satunya mimpi indah diantara keputusasaan ku
Disaat dunia terasa menyesakkan
dirimu dalam relung ingatan
terasa nyata tak berbayang
Bisakah kamu menjadi hadiah di setiap hari bahagia ku tiba?
kau bagaikan liontin di kalung perak ku
yang memperindah segalanya
Kamu seperti udara tatkala ku sesak
Hadirmu ku nanti seperti dentingĀ waktu yang berdetak
Jika kamu adalah ketidakmungkinan Tuhan
Maka menghapusmu adalah ketidaksanggupan
PENULIS: ELSA YUNI MELIYANDA – UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA