Majalah Sunday

Stigma Kesehatan Mental? No Way! Waktunya ‘Stop’ Rantai Stereotip

Penulis: Fani Valenia

Kesehatan mental, sebuah topik yang semakin hangat dibicarakan, tetap dikelilingi oleh stigma yang membelenggu. Banyak di antara kita yang masih merasa ragu untuk mengungkapkan perasaan atau mencari bantuan, karena takut dicemooh. Faktanya, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), satu dari empat orang dewasa akan mengalami masalah kesehatan mental dalam hidup mereka. Ini bukan isu sepele; ini adalah panggilan untuk bertindak.

Saat kita berbicara tentang kesehatan mental, kita sebenarnya membicarakan kesejahteraan kita secara keseluruhan. Seperti kata Dr. Vikram Patel, “Kesehatan mental bukan hanya tentang mengatasi penyakit, tetapi juga tentang memperkuat kesehatan emosional dan sosial.” Nah, mari kita gali lebih dalam tentang stigma ini dan bagaimana cara kita untuk meruntuhkannya bersama-sama.

Sadar gak sih kalau kadang kita mungkin memberikan stigma kesehatan mental secara gak sengaja ke orang lain dan itu berdampak buruk.

Apa Itu Stigma Kesehatan Mental?

Salah satu penyebab utama mengapa stigma masih bertahan adalah kurangnya pendidikan. Banyak orang yang tidak tahu atau salah paham tentang kesehatan mental, yang menciptakan stereotip negatif. Menurut American Psychiatric Association, pendidikan tentang kesehatan mental di sekolah masih jauh dari memadai. Nah, jika kita ingin mengubah stigma ini, mendidik generasi muda adalah langkah awal yang penting.

Budaya juga memegang peranan besar. Di banyak komunitas, membahas kesehatan mental sering kali dianggap tabu. Dr. David R. Williams menyatakan, “Kesehatan mental harus dianggap sama pentingnya dengan kesehatan fisik.” Ketika kita mengabaikan kesehatan mental, kita sebenarnya mengabaikan kesejahteraan kita secara keseluruhan. Mari kita ciptakan ruang yang aman untuk berbicara tentang hal ini tanpa rasa takut

Mengapa Stigma Kesehatan Mental Terus Ada

Salah satu penyebab utama mengapa stigma masih bertahan adalah kurangnya pendidikan. Banyak orang yang tidak tahu atau salah paham tentang kesehatan mental, yang menciptakan stereotip negatif. Menurut American Psychiatric Association, pendidikan tentang kesehatan mental di sekolah masih jauh dari memadai. Nah, jika kita ingin mengubah stigma ini, mendidik generasi muda adalah langkah awal yang penting.

Budaya juga memegang peranan besar. Di banyak komunitas, membahas kesehatan mental sering kali dianggap tabu. Dr. David R. Williams menyatakan, “Kesehatan mental harus dianggap sama pentingnya dengan kesehatan fisik.” Ketika kita mengabaikan kesehatan mental, kita sebenarnya mengabaikan kesejahteraan kita secara keseluruhan. Mari kita ciptakan ruang yang aman untuk berbicara tentang hal ini tanpa rasa takut.

Mengapa Kita Harus Mengatasi Stigma Kesehatan Mental?

Mengatasi stigma kesehatan mental adalah suatu keharusan. Ketika stigma menghalangi seseorang untuk mencari bantuan, situasinya bisa semakin buruk. Penelitian dari Mental Health Foundation menunjukkan bahwa individu yang merasa terstigma lebih cenderung mengalami kecemasan dan depresi. Ini menciptakan siklus yang sulit untuk diputus.

Stigma juga memengaruhi kualitas hidup seseorang. Mereka yang terstigma sering mengalami kesulitan dalam hubungan sosial, pekerjaan, dan pendidikan. Dr. Lisa Firestone mengatakan, “Stigma membuat orang merasa terasing dari masyarakat.” Dengan mengatasi stigma, kita bukan hanya membantu individu merasa lebih baik, tetapi juga membangun komunitas yang lebih sehat.

Cara Mengurangi Stigma Kesehatan Mental

Jadi, apa yang bisa kita lakukan untuk mengurangi stigma ini? Pertama, pendidikan adalah kunci. Meningkatkan pemahaman tentang kesehatan mental di sekolah-sekolah dan komunitas bisa membantu mengubah pandangan masyarakat. NAMI mencatat bahwa program pendidikan yang melibatkan pengalaman langsung dapat memberikan dampak yang signifikan.
Kedua, mari dorong dialog terbuka. Ketika kita merasa aman untuk berbicara tentang pengalaman kita, stigma akan berkurang. Dr. Emma Seppälä mengatakan, “Ketika kita berbagi kisah kita, kita menunjukkan bahwa kita tidak sendirian.” Dialog terbuka menciptakan iklim yang mendukung bagi mereka yang membutuhkan.

Peran Media dalam Mengatasi Stigma

Media juga memiliki pengaruh besar dalam membentuk pandangan masyarakat tentang kesehatan mental. Sayangnya, banyak film dan acara TV yang menampilkan gangguan mental dengan cara yang negatif. Hal ini memperkuat stereotip yang sudah ada. Namun, ada juga banyak inisiatif positif yang muncul, seperti kampanye kesehatan mental yang dilakukan oleh berbagai organisasi.

Kampanye seperti #BellLetsTalk di Kanada berhasil meningkatkan kesadaran tentang kesehatan mental. Menurut jurnalis kesehatan mental, Matt Haig, “Kita perlu menggambarkan kesehatan mental dengan kejujuran dan keberanian.” Jika media dapat menyajikan narasi yang lebih positif, kita bisa membantu mengubah cara pandang masyarakat terhadap kesehatan mental.

Dukungan Komunitas untuk Kesehatan Mental

Dukungan komunitas sangat penting dalam mengatasi stigma kesehatan mental. Ketika individu merasa didukung oleh lingkungan sekitar, mereka lebih cenderung untuk berbagi pengalaman mereka. Penelitian dari Harvard University menunjukkan bahwa dukungan sosial dapat mengurangi risiko gangguan mental.

Komunitas juga bisa menjadi sumber informasi dan sumber daya. Dengan menyediakan akses ke layanan kesehatan mental dan dukungan kelompok, kita dapat membantu individu merasa lebih nyaman untuk mencari bantuan. Dr. Barbara Van Dahlen menekankan, “Dukungan dari komunitas dapat menjadi jembatan menuju penyembuhan.” Membangun jaringan dukungan yang kuat adalah langkah kunci untuk menciptakan ruang aman bagi individu dengan masalah kesehatan mental.

Mengatasi stigma kesehatan mental adalah tanggung jawab kita semua. Dengan meningkatkan pemahaman, menciptakan ruang untuk dialog, dan memberikan dukungan, kita dapat membantu individu merasa lebih nyaman untuk berbagi pengalaman mereka. Kita perlu menciptakan masyarakat yang inklusif di mana kesehatan mental dipandang sama pentingnya dengan kesehatan fisik.

Setiap langkah kecil yang kita ambil dapat berdampak besar dalam meruntuhkan stigma. Seperti yang dikatakan oleh penulis Celeste Ng, “Jika kita tidak berbicara tentang kesehatan mental, kita tidak dapat menyelesaikan masalah ini.” Stigma kesehatan mental adalah tantangan yang nyata, tetapi kita memiliki kekuatan untuk mengubahnya. Dengan edukasi, dukungan, dan komunikasi yang terbuka, kita bisa memecahkan rantai stereotip yang ada.

Sadar gak sih kalau kadang kita mungkin memberikan stigma kesehatan mental secara gak sengaja ke orang lain dan itu berdampak buruk.

Ingat, kesehatan mental adalah bagian penting dari kesehatan secara keseluruhan. Setiap orang berhak mendapatkan dukungan dan pengertian. Nah, Sunners, mari kita mulai percakapan ini dan teruskan perjuangan untuk mengurangi stigma.

*****

Referensi

World Health Organization. (2021). Mental Health: Strengthening Our Response. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/mental-health-strengthening-our-response

National Alliance on Mental Illness (NAMI). (2020). Stigma and Mental Illness. https://www.nami.org/about-mental-illness/

American Psychiatric Association. (2022). Education and Mental Health. https://www.apa.org/topics/mental-health

Mental Health Foundation. (2023). The Impact of Stigma on Mental Health. https://www.mentalhealth.org.uk/explore-mental-health/a-z-topics/stigma-and-discrimination

Williams, D. R. (2023). Understanding the Social Determinants of Mental Health. American Journal of Public Health, 113(4), 622-628. DOI: 10.2105/AJPH.2023.306632.

Patel, V. (2024). Global Mental Health: A Challenge for Our Times. Lancet. DOI: 10.1016/S0140-6736(24)00257-9.

Ng, C. (2020). On the Importance of Talking About Mental Health. Retrieved from New York Times. 

https://www.nytimes.com/2024/05/14/learning/do-we-talk-too-much-about-mental-health.html

Van Dahlen, B. (2017). The Importance of Community Support in Mental Health. Journal of Community Psychology, 45(6), 789-801. doi.org/10.1002/jcop.21960

Majalah Sunday, Teman Memahami Tips Belajar, Edukasi Seksual dan Kesehatan Mental

Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, tips belajar dan cerita cinta hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.

Ikutan berkarya di
Majalah Sunday

Post Views: 20
Chat Now
Selamat Datang di Majalah Sunday, ada yang bisa kami bantu?