Majalah Sunday

Solo Punya Cerita, Sate Kere Punya Rasa

Penulis: Meiccy Putri Jonarti – UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Sunners, pernah nggak sih kalian nyobain sate yang aromanya menggoda, rasanya nendang, tapi bahannya bukan daging? Inilah yang disebut sate kere. Namanya unik dan bikin penasaran. “Kere” berarti miskin, tapi jangan langsung salah paham, ya. Rasanya justru jauh dari kata biasa. Di balik setiap tusukan Sate Kere, tersimpan cerita panjang tentang sejarah, kreativitas, dan perlawanan masyarakat Solo yang mungkin belum pernah Sunners dengar sebelumnya.

Asal Usul Sate Kere

Solo punya banyak cerita menarik soal kuliner, dan di antara beragam hidangan khasnya, Sate Kere selalu berhasil mencuri perhatian. Berbeda dari sate biasanya yang menggunakan daging ayam atau sapi, Sate Kere justru memanfaatkan tempe gembus sebagai bahan utamanya. Nama “kere” sendiri berasal dari bahasa Jawa yang berarti miskin. Istilah ini muncul pada masa kolonial Belanda ketika masyarakat pribumi tidak dapat membeli daging karena harganya mahal dan lebih banyak dinikmati kalangan bangsawan maupun Belanda. Situasi inilah yang membuat munculnya sate kere.

Solo Punya Ceita, Sate Kere Punya Rasa
Sate kere menghadirkan kelezatan dari bahan sederhana

Kreativitas di Tengah Keterbatasan

Di balik kesederhanaannya, Sate Kere menyimpan kisah tentang kreativitas masyarakat Solo. Saat harga daging melambung tinggi dan aksesnya terbatas bagi kaum pribumi, mereka tidak kehabisan akal. Bahan-bahan yang kala itu sering dipinggirkan oleh penjajah, seperti ampas tahu, tempe gembus, hingga jeroan disulap menjadi sate yang nikmat dan beraroma khas. Lebih dari sekadar solusi makanan murah, Sate Kere menjadi wujud kreativitas dalam menghadapi situasi sulit.

Solo Punya Cerita, Sate Kere Punya Rasa
Sate kere khas Solo, lekat dengan tradisi

Dari Makanan Rakyat ke Kuliner Hits Solo

Meski awalnya identik dengan makanan masyarakat kecil, perjalanan Sate Kere tidak berhenti di situ. Kini, Sate Kere justru menjadi salah satu kuliner paling dicari wisatawan yang datang ke Solo. Dari segi rasa, Sate Kere memiliki karakter yang khas. Berdasarkan ulasan kreator kuliner TikTok @ommakanom, cita rasa Sate Kere cenderung manis, tekstur kenyal dan kempis kalau dimakan. Rasanya yang khas, bumbunya yang meresap, serta harganya yang terjangkau membuatnya cocok untuk semua kalangan. Dari masa kolonial hingga era modern, Sate Kere berhasil naik kelas tanpa kehilangan identitasnya. Sederhana, kreatif, dan penuh cerita.

Sate Kere bukan sekadar kuliner, ia menyimpan kisah tentang perjalanan panjang masyarakat Solo. Dari masa kolonial yang penuh keterbatasan, lahirlah sebuah kreativitas Bukti bahwa makanan sederhana pun bisa punya cerita.

Kalau suatu hari Sunners main ke Solo, jangan lupa mampir buat nyobain Sate Kere langsung di tempat asalnya. Nikmati rasa khas dan cerita panjang yang tersimpan di setiap tusukannya. Dengan mencoba dan mengenalkan kuliner lokal, kamu ikut melestarikan warisan budaya yang patut dibanggakan. Siap mencobanya Sunners?

*****

Majalah Sunday, Teman Memahami Tips Belajar, Edukasi Seksual dan Kesehatan Mental

Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, dan tips pelajar hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.

Ikutan berkarya di
Majalah Sunday

Post Views: 10