Majalah Sunday

Slowsistency, Diet Ala Igor Saykoji, Pelan Tapi Konsisten Tanpa Nyiksa Diri

Penulis: Vina Nurul Izzati – Universitas Pendidikan Indonesia

Pernah gak sih, kamu lagi semangat diet terus tiba-tiba nyerah di minggu kedua karena hasilnya gak kelihatan? Atau malah stres gara-gara lihat orang lain di TikTok bisa turun 5 kg cuma dalam seminggu? Tenang, kamu gak sendiri. Banyak remaja ngalamin hal yang sama pengen hasil cepat, tapi lupa kalau tubuh punya ritmenya sendiri.

Nah, di tengah budaya serba instan ini, rapper Igor Saykoji datang dengan satu konsep keren: “Slowsistency.” Sebuah filosofi hidup yang ngajarin kita untuk gak buru-buru, tapi tetap maju terus. Dan, percaya deh, prinsip ini bisa banget kamu terapkan dalam perjalanan diet atau self-care kamu.

Apa Itu Slowsistency?

Slowsistency berasal dari dua kata: slow (pelan) dan consistency (konsistensi). Artinya simpel jalan pelan gak apa-apa, asal gak berhenti. Kalau kamu pengen hidup lebih sehat, gak harus langsung ubah semuanya dalam semalam. Karena perubahan besar yang tiba-tiba sering gak bertahan lama.

Justru perubahan kecil tapi konsisten, itu yang bikin hasilnya nyata. Contohnya:

  1. Ganti minuman manis ke air putih dulu, pelan-pelan.
  2. Jalan kaki tiap sore 15 menit, gak perlu langsung maraton.
  3. Kurangi gorengan sedikit demi sedikit, bukan langsung stop makan enak.

Itu semua bentuk slowsistency  sederhana, tapi berdampak besar kalau dilakukan terus.

Mari lakukan tips di atas demi kesehatanmu secara holistik

Kenapa Slowsistency Lebih Baik dari Diet Instan

Tren diet di media sosial sering bikin banyak orang pengen hasil cepat: skip makan, minum detoks, atau olahraga ekstrem tiap hari. Padahal, cara kayak gitu malah bisa bikin tubuh stres, mood swing, dan ujung-ujungnya gagal total.

Dengan slowsistency, kamu dikasih ruang buat berkembang secara realistis:

  • Tubuh lebih adaptif: karena kamu gak maksa perubahan ekstrem.
  • Mental lebih tenang: karena kamu fokus ke proses, bukan angka di timbangan.
  • Hasil lebih tahan lama: karena pola hidupmu berubah jadi kebiasaan, bukan fase sementara.

Contohnya?
Daripada diet super ketat selama dua minggu lalu “balas dendam” makan besar di minggu ketiga, mending pelan-pelan ubah pola makanmu secara konsisten. Hasilnya memang lebih lama, tapi efeknya bisa bertahan selamanya.

Cara Terapkan Slowsistency dalam Diet Sehari-hari

Nah, ini bagian paling penting. Kalau kamu mau mulai hidup sehat tanpa stres, coba langkah-langkah kecil ini:

  1. Mulai dari yang kecil.
    Misal: tambahin sayur tiap kali makan, atau ganti camilan manis ke buah potong.
    Perubahan kecil ini bikin tubuh gak “kaget”.
  2. Dengerin tubuh kamu.
    Kalau lapar, makan. Kalau kenyang, berhenti. Jangan paksa diri ikut tren “no carbs” cuma karena lagi viral.
  3. Stop bandingin progress.
    Proses tiap orang beda. Fokus ke perkembanganmu sendiri, bukan ke orang lain yang posting “before-after” di medsos.
  4. Rayakan langkah kecil.
    Berat badan turun sedikit? Pola makan mulai teratur? Itu semua layak diapresiasi! Karena artinya kamu bertahan.
  5. Nikmati prosesnya.
    Diet bukan hukuman, tapi bentuk sayang ke diri sendiri. Kamu bukan lagi ngejar angka, tapi ngerawat tubuh yang nemenin kamu setiap hari.

*****

Konsep slowsistency dari Igor Saykoji bukan cuma filosofi buat musik atau karier, tapi juga buat kehidupan sehari-hari termasuk cara kamu menjaga tubuh. Self-care bukan tentang cepet berubah, tapi tentang sadar, sabar, dan konsisten.

“Gak apa-apa pelan, asal gak berhenti.” Igor Saykoji

Mulai sekarang, yuk rawat diri dengan cara yang realistis dan lembut. Bukan dengan menyiksa tubuh, tapi dengan menghargai setiap langkah kecil menuju versi terbaik dari dirimu.

Majalah Sunday, Teman Memahami Tips Belajar, Edukasi Seksual dan Kesehatan Mental

Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, dan tips pelajar hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.

Ikutan berkarya di
Majalah Sunday

Post Views: 131