Penulis: Disti Cahya Agustine- UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Hi, Sunners! Pernah denger tentang adat Seren Taun? Tradisi khas masyarakat Sunda ini bukan cuma acara adat biasa, tapi juga perayaan penuh makna yang menunjukkan rasa syukur kepada Tuhan atas hasil panen padi. Di balik kemeriahannya, adat Seren Taun mengajarkan kita tentang pentingnya menjaga keseimbangan antara manusia dan alam. Seru banget, kan, kalau kita bisa kenal lebih dekat dengan tradisi yang sudah dijaga turun-temurun ini?
Seren Taun merupakan tradisi adat khas masyarakat Sunda di Jawa Barat yang sudah dijalankan dari generasi ke generasi. Upacara ini dilakukan setiap tahun sebagai bentuk rasa syukur setelah panen padi. Kalau dilihat dari arti katanya, “seren” berarti menyerahkan, dan “taun” berarti tahun. Jadi, maknanya adalah penyerahan hasil panen selama setahun kepada Yang Maha Kuasa sebagai ungkapan terima kasih.
Tradisi ini punya kaitan erat dengan kepercayaan lama masyarakat Sunda terhadap Nyi Pohaci Sanghyang Asri, sang dewi padi dan simbol kesuburan. Lewat upacara ini, masyarakat menunjukkan hubungan spiritual yang kuat antara manusia, alam, dan Tuhan. Seren Taun bukan sekadar acara adat, tapi juga cara untuk menghormati padi sebagai sumber kehidupan dan menjaga keseimbangan dengan alam sekitar.

Tradisi Seren Taun biasanya diramaikan dengan berbagai kegiatan yang menggambarkan siklus pertanian dan rasa syukur masyarakat terhadap alam. Setiap bagian dari upacara punya maknanya sendiri, tapi semuanya saling berkaitan dan membentuk satu kesatuan yang utuh. Misalnya, di Kampung Budaya Sindangbarang dan Kesepuhan Cisungsang, upacara ini dimulai dengan “Netepkeun”, yaitu penentuan waktu panen padi. Setelah itu, ada “Ngembang,” yaitu persembahan bunga-bunga sebagai simbol kesucian.
Berikutnya, ada ritual “Sawer Sudat” yang merupakan penaburan benih padi secara simbolis, serta “Sebret Kasep” yang melambangkan proses membersihkan dan menyucikan lingkungan. Puncak acaranya adalah saat masyarakat mempersembahkan padi ke lumbung, sebagai tanda penyimpanan hasil panen dan doa agar tahun depan diberkahi kemakmuran.
Adat Seren Taun punya makna yang dalam banget buat masyarakat Sunda. Tradisi ini bukan cuma sekadar acara adat, tapi juga mencerminkan cara hidup dan kearifan lokal yang diwariskan turun-temurun. Nilai-nilai yang diajarkan dari Seren Taun meliputi rasa syukur, kebersamaan, hidup selaras dengan alam, dan penghormatan terhadap para leluhur.
Melalui upacara ini, masyarakat diajak untuk selalu menjaga keseimbangan antara manusia, alam dan Tuhan. Ritual-ritual yang dilakukan juga mengandung pesan spiritual dan sosial, mengingatkan bahwa hidup yang harmonis itu butuh kerja sama dan rasa saling perduli.
Selain itu, Seren Taun juga jadi momen yang memperkuat rasa solidaritas antarwarga. Semua orang ikut berpartisipasi, dari persiapan sampai pertunjukan seni yang meramaikan acara. Tradisi ini membantu masyarakat Sunda mempertahankan identitas budayanya di tengah perubahan zaman. Bahkan, banyak peneliti melihat Seren Taun sebagai contoh nyata bagaimana nilai-nilai budaya bisa menjadi dasar pembangunan masyarakat yang peduli terhadap lingkungan dan kehidupan bersama.
Perjalanan tradisi Seren Taun nggak selalu mulus, karena mengalami perubahan seiring masuknya modernisasi dan perkembangan zaman. Di beberapa daerah, seperti Kampung Budaya Sindangbarang, upacara ini bahkan sempat hilang selama puluhan tahun sebelum akhirnya dihidupkan kembali pada tahun 2006. Meski begitu, bentuk pelaksanaannya kini sudah menyesuaikan dengan zaman tanpa meninggalkan nilai-nilai aslinya.
Misalnya, jika dulu ritualnya lebih banyak berkaitan dengan Nyi Pohaci, sekarang lebih ditanamkan sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu, ditambahkan juga pertunjukan seni dan budaya supaya lebih menarik bagi generasi muda dan wisatawan. Perubahan ini bikin Seren Taun tetap relevan, bahkan makin bermakna di masa sekarang.

Tradisi ini juga punya dampak positif bagi masyarakat sekitar lho, karena menjadi daya tarik wisata budaya yang bisa membantu perekonomian lokal. Jadi, meskipun zaman terus berubah Tradisi ini membuktikan bahwa nilai-nilai leluhur masih bisa hidup berdampingan dengan kehidupan modern.
Yuk, Sunners! kita ikut lestarikan adat Seren Taun dengan cara mengenalnya, membagikannya, dan bangga jadi bagian dari budaya Indonesia.
*****

Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, dan tips pelajar hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.
