Penulis: Syelvina Gusmarani
Luka ini menganga dalam diam,
sementara langit terus melukis warna senjanya.
Waktu berjalan tanpa menunggu,
meninggalkan diriku yang masih terpaku.
Musim silih berganti menyentuh kulitku,
air mata luruh bersama hujan.
Angin membisikkan kata-kata hampa,
pada jiwa yang terlalu lelah untuk mengerti.
Detak jarum jam mengalun,
mengejek langkahku yang tertinggal.
Dunia terus berputar membawa mimpi-mimpi,
sementara aku terdiam dalam nestapa.
Kutatap kehidupan dari kejauhan,
seperti penonton yang terlupakan.
Dunia tak pernah menoleh ke belakang,
meninggalkanku dalam sunyi yang berkepanjangan.
*****
Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, dan tips pelajar hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.