Majalah Sunday

Sedetik, Selarik

Penulis: Wafiq Azizah – Universitas Negeri Jakarta

Sang mentari kian telah menanggalkan terik dan menggantikannya dengan rangkulan hangat di atas langit halaman Universitas Yonsei. Di sudut jalan seberang kanan, ada jejaka yang tengah mendengarkan lagu Secret milik girl group Korea yang telah lama hiatus, WJSN. Ia tengah berjalan nana bersenandung ria tatkala kakinya mengarah lurus ke tempat parkir. Ketika sampai di dekat mobil berwarna kelabu miliknya, ia pun segera melompat naik. Tepat saat itu, lagu Secret telah selesai diputar. Pemuda yang mengenakan ransel tadi lantas melemparnya ke bangku penumpang di samping. Kunci mobil telah ditancapkan, tetapi kakinya masih belum melayang ke atas pedal gas. Setelahnya, pemuda itu termangu.

Di balik kemudi, pemuda itu lebih dulu memilih untuk membuka aplikasi X pada ponsel pintarnya. Jari-jemarinya menari-nari membentuk irama pun menyusun frasa dan klausa. Laman X pun tampak menampilkan pengguna @leonardostardust yang sedang mengetikkan keluhannya.

lele @leonardostardust

kangen wjsn … masa gua udah ke Korea tapi wjsn-nya hiatus? apa gua aja yang menghiatuskan diri ….

Tombol “post” di pojok kanan atas gawainya Leo tekan bersamaan dengan atensinya yang kini teralihkan pada unggahan-unggahan yang muncul di lini masanya. Salah satu unggahan lewat setelah di-retweet oleh salah satu mutualnya. Unggahan tersebut menyematkan sebuah cuplikan video musik dari sebuah grup yang Leo belum pernah lihat sebelumnya. Grup itu menggunakan konsep ala anime Sailor Moon dengan masing-masing membernya yang menjadi representasi dari planet yang berbeda. Mengingatkannya pada, WJSN, yang juga memiliki konsep serupa.

Cuplikan video itu berhasil menghentikan Leo dari aktivitas menggulir lini masanya. Ia menonton cuplikan video musik itu hingga selesai. Barulah ia putuskan dengan membatin, “Boleh juga buat dijadiin idola, nih!”

Selanjutnya, Leo selisik akun yang mengunggah musik video tersebut. Setelah mencapai unggahan terbawah dari akun tersebut, setidaknya Leo berhasil menyimpulkan bahwa grup tersebut adalah girl group yang memang baru debut dengan nama O’Clock. Seorang member yang mewakili representasi planet Saturnus, Baera, sibuk membuat Leo terpikat untuk menjadikannya favorit.

Gadis itu tampil dengan surai pirang yang kedua sisinya hanya sampai sebahu. Leo kenal, gadis itu adalah yang pertama menyanyikan reff pada lagu dalam video musik Jammin’ with You yang tadi telah ia tonton. Parasnya teduh dengan lesung pipi di sebelah kiri, sementara poninya menutupi sebelah kanan sisi wajahnya.

“Baera ….” Leo mengucapkan nama itu seolah baru menemukan pujaan hati baru.

Walau ia mandapati dirinya seakan jatuh cinta seperti seorang yang memiliki kekasih, kenyataannya tidak demikian. Ia hanya menemukan idola baru dan menyukai Baera sebatas hubungan penggemar dan idola. Leo mulai membuka aplikasi pemutar musik Spotify untuk memutar kembali lagu Jammin’ with You. Lagu itu pun lantas menemaninya dalam perjalanan selama 20 menit menuju apartemennya. Sejak hari itu, Leo telah mengklaim dirinya sebagai bagian fandom dari O’Clock, yakni Second. Ia masih tetap menjadi bagian dari fandom WJSN yang bernama Ujung, tetapi dirinya memang lebih sering membicarakan O’Clock.

Sampai ia kembali mendedikasikan dirinya sebagai seorang fansite untuk Baera.

Fansite, istilah yang berakar dari “fan” yang artinya penggemar dan “site” yang artinya situs. Di media sosial, penggemar akan membuat semacam laman berisikan foto-foto original yang dipotret langsung ketika penggemar tersebut bertemu dengan sang idola. Mereka akan menamai hasil fotonya dengan jenama tertentu yang membedakan dirinya dengan penggemar lain. Terkadang tidak hanya foto, tetapi juga video yang diabadikan dari momen-momen seperti konser, acara tanda tangan (fansign), acara temu penggemar (fanmeet), dan jadwal lainnya milik sang idola. 

Penggemar akan mendedikasikan hidupnya untuk bertemu idolanya demi mengabadikan momen-momen tersebut dan mengungggahnya ke media sosial (biasanya X), kemudian menjadikan foto-foto tersebut sebagai sumber pundi mereka lagi. Mereka akan menjual slogan dengan muka idola, poster, mengadakan acara khusus yang berhubungan dengan ulang tahun si idola, dan masih banyak lagi. Penggemar seperti mereka inilah yang termasuk fansite. 

Sebagaimana fansite lainnya, Leo pun membuat akun baru yang menggunakan foto profil berupa wajah Baera dan segala rupa yang identik dengan planet Saturnus. Emoji planet Saturnus dengan nama akun @Saturniescent adalah pilihannya untuk itu. Awalnya, akun Leo tidak begitu mendapat banyak impresi, tetapi karena dirinya menyukai hobi barunya itu, jadilah ia tak memusingkannya.

Selama kurang lebih dua setengah titimangsa berlalu, grup O’Clock semakin menggaet banyak penggemar. Terutama ketika mereka merilis lagu Petal Planet yang memiliki genre RnB. Lagu tersebut sukses memanjat tangga angka #1 di hampir semua platform musik Korea dan masuk setidaknya ke dalam 100 besar secara internasional. 

Sedikit-sedikit kian banyak yang mengetahui grup O’Clock yang mengusung konsep yang menurut kebanyakan orang nampak indah dan cantik. Begitu pula dengan Baera yang semakin memiliki banyak penggemar. Alhasil, foto-foto Baera banyak dicari, akun fansite @Saturniescent memiliki impresi yang begitu tinggi tatkala ia mengunggah foto-foto dari jadwal terbaru. Setiap unggahan bisa mendapat lima ribu suka, atau jika Baera terlihat begitu menawan, unggahan Leo akan mencapai dua puluh ribu suka.

Pemuda itu mulai menjalani hari-harinya dengan seperti biasa, hanya saja ia menjadi lebih bahagia dari sebelumnya karena hobinya itu. Tak ada yang tahu siapa di balik akun @Saturniescent, penggemar-penggemar lain hanya mengagumi hasil potretnya.

Di suatu hari, Leo tidak berkuliah. Mobil yang dikemudikannya tidak berbelok ke Yonsei, melainkan ke suatu tempat yang sudah sering ia kunjungi. Kendaraan roda empat itu mengarah ke sebuah gedung di Deungchon. Ia datang ketika pagi bahkan belum kunjung datang. Akan tetapi, rupanya sudah ada banyak penggemar yang berdatangan membawa kamera profesional. Mereka berbaris di balik tali pembatas. Tanpa menyia-nyiakan kesempatan, dengan sigap Leo pun beranjak turun dari mobilnya, meraih kameranya, lantas turut berbaris.

Peristiwa itu bukanlah yang pertama, sebab akan ada idol-idol yang berjalan masuk ke gedung tinggi yang berada di sebelah kiri. Mereka akan mengisi acara musik, dan salah satunya adalah grup O’Clock yang memang baru tiga hari yang lalu merilis album baru. Dalam video musik lagu yang dijadikan titel, yakni Circuit, Leo ingat Baera mengubah warna rambutnya menjadi hitam seluruhnya. Itu warna yang Leo kira paling cocok untuk disandingkan dengan paras manis Baera. Ada pun hari ini, Leo mendapat kesempatan untuk melihat langsung Baera dengan rambut barunya.

Waktu silih berganti, tanpa melihat jam Leo tak menyadari dirinya telah berdiri selama kurang lebih tiga jam dan cahaya pagi mulai mendidihkan keringat. Di saat Leo mulai merasa lelah, ternyata penggemar lain mulai berteriak. Dari kejauhan mobil van datang beriringan. Satu per satu orang turun dan Leo melihat siluet sosok yang ia paling kenali meski tak nampak barang sedikit pun wajahnya.

“BAERA!!!”

“LUMI!”

“MADI! MADI! MADI!”

“BAERAAAA! GUMIIIIIII! LAURA!!!!”

Ketika grup O’Clock berjalan mendekati penggemar, Leo buru-buru terkesiap dengan kameranya. Jantungnya berdebar serasa menjadi seorang atlet lari. Ia mencari-cari wajah Baera untuk kemudian diabadikan pada benda yang agak berat di tangannya itu. Grup O’Clock berhenti sejenak. Masing-masing member menyapa penggemar, ada yang berpose lucu, ada yang hanya tersenyum, dan ada yang melambaikan tangannya. Baera tampak berpose lucu sambil menatap penggemarnya, hingga tiba giliran Leo yang Baera tatap.

Detik itu, Leo yang seharusnya menekan tombol kameranya dan mengeryitkan matanya agar lebih fokus melihat melalui kameranya itu, akan tetapi ketika ditatap sedemikian rupa oleh Baera, seluruh tubuhnya membeku. Dopamin meluap-luap di lubuk kalbu, sedangkan darahnya berdesir seiring dengan kemunculan serbuan kupu-kupu di perutnya. 

Sang kawula tahu, sekarang bukan saatnya ia melihat wajah Baera melalui kamera, melainkan secara langsung. Tatapan menjurus padanya, begitu pula senyum manis yang dibarengi oleh lesung pipi Baera laksana menghantam hati Leo. Surai obsidian menambahkan festival keindahan yang ditawarkan Baera kepada Leo. Cantik seribu cantik, seru batinnya.

Pandangan Baera teralihkan pada penggemar lain. Lalu, seluruh member grup O’Clock menyelesaikan sesi sapa penggemar dan lekas berjalan masuk ke dalam lobi gedung. Kendati hanya sesaat, tetapi Leo tahu momen tersebut adalah momen yang paling sulit ia lupakan, bahkan ketika dirinya yang juga lupa untuk mengabadikan momen tersebut melalui kameranya. Hal itu menimbulkan berbagai praduga pagi penggemar lain yang menunggu hasil potret milik Leo.

Bubble @bubblegumclock
 
Tumben Kak @Saturniescent nggak update?
 
(koma) @baeralovebot
 
@Saturniescent seems a little quiet today …. (@Saturniescent keliatan sepi hari ini ….)
 
Selepas momen satu detik tadi, Leo hanya bergegas pulang. Ia tak mengotak-atik kameranya karean tahu ia tak sempat memotret apa pun. Saat sampai di rumah, Leo edarkan pandangan pada setiap sudut kamarnya yang terpasang foto, slogan, poster, dan pernak-pernik grup O’Clock yang didominasi oleh Baera. Perasaannya kembali berdebar setiap menatap wajah sang idola, tetapi kali ini berbeda, sebab rasanya, ia telah jatuh cinta.

Pada awalnya, Leo tiada memiliki rencana apa pun sejak hari itu. Ia memang biasanya mengikuti jadwal resmi Baera, tetapi lama-kelamaan ia merasa ingin terus-terusan bertemu dengan Baera. Sampai hal itu membuka peluang dirinya untuk mengakses informasi jadwal yang tidak resmi dan tidak diberitahukan langsung oleh agensi tempat O’Clock bernaung. Leo kembali mengunggah foto-foto Baera seperti biasa, akan tetapi foto tersebut ada yang diambil dari jarak dekat, dari pesawat, hingga jalan biasa.

Para penggemar lain di media sosial awalnya mengira dirinya memang secara “kebetulan” bertemu dengan Baera. Namun, semuanya terasa janggal mengingat seberapa seringnya kebetulan tersebut terjadi pada orang di balik akun @Saturniescent.

Diskursus baru akhirnya dimulai.

Ven @ohmyvenuse
 
Aneh nggak sih, akun @Saturniescent ngikutin Baera mulu di jadwal yang unofficial?
 
 
 
Blue. @baebaera
 
Kayaknya dia sasaeng tuh!
 
 
 
Jo @oclocklover
 
Sasaeng itu yang jadi penguntit itu, ‘kan? IHHH serem!
 
tora @madiwithbaera
 
guys please report and block @Saturniescent because this fansite is a sasaeng! (teman-teman, tolong laporkan dan blok @Saturniescent karena fansite ini adalah seorang sasaeng!)
 
 
 
Desas-desus tentang Leo sebagai fansite yang diduga sasaeng begitu cepat merebak. Banyak unggahan menohok yang menghujat dan mengkritik akun Leo karena menjadi sasaeng. Di satu sisi, Leo bingung apa yang salah dengan fotonya, tetapi di sisi lain ia juga takut karena menjadi bagian dari sasaeng.
“Gua, ‘kan, cuma foto-foto Baera kayak biasa?”
 
Mulailah Leo telusuri foto-foto yang pernah ia unggah. Ia perhatikan dengan saksama. Tidak ada yang bermasalah, semuanya memotret dengan baik wajah rupawan Baera, kecuali foto yang diunggah pada tanggal 22 Agustus 2025. Leo menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri, Baera memberikan raut wajah yang tak nyaman dan merasa jijik karena difoto dari jarak dekat ketika ia sedang berbelanja. Sang fotografer yang mendapat tatapan jijik itu tak lain adalah Leo sendiri.
 
Ia kembali memastikan foto-foto sebelum tanggal 22 Agustus, ternyata Baera sudah sering memasang wajah tak nyaman ketika dipotret oleh Leo, hanya saja Leo tak pernah menyadarinya. Saat itu ia sendiri baru sadar, kalau rasa sukanya kepada Baera telah membuatnya terobsesi hingga menjadi penguntit.

Dia tak lagi mengikuti jadwal Baera dan juga tidak membuka akun @Saturniescent dalam beberapa waktu. Fakta bahwa presensinya tidak membuat Baera bahagia membuat dirinya merasa ada yang salah. Seharusnya gua nggak gitu, ya? batinnya meragukan segala perilaku yang telah ia lakukan. Tetiba ia ingat bahwa ia pernah menghubungi fansite lain untuk keperluan acara. Leo pun buka akun mereka satu per satu. Satu per satu pula Leo lihat foto yang mereka potret. Lebih jarang dibanding dirinya yang sering memotret di jadwal yang tidak resmi. Akan tetapi Baera selalu tersenyum di foto mereka—sesuatu yang tidak pernah Leo temukan lagi pada hasil jepretannya.

Tatkala hari itu berlalu, Leo mengambil cuti dari kuliahnya. Ia menjadi tak bersemangat melakukan apa pun. Ia juga tak lagi membuka akun X-nya sebab malas melihat interaksi dan asumsi orang-orang yang menduga dirinya sebagai penguntit. Ada perasaan mengganjal, perasaan benci pada dirinya sendiri bahwa ia mungkin menjadi alasan Baera tak bahagia. Hari-hari dihabiskan di kamar apartemennya, memesan makanan lewat aplikasi daring, tidur larut malam, dan berdiam melamun menatap langit-langit.

Hal yang seperti demikian selalu ia lewati dengan menggunakan ponselnya tanpa mencari tahu apa pun tentang grup O’Clock. Di suatu hari antara hari-hari yang berlalu itu, Leo berinisiatif untuk membuka akun lama pribadinya dan mengulas kembali apa saja yang pernah ia unggah melalui akun @leonardostardust. Jarinya terus menggulir layar sampai akhirnya berhenti pada unggahannya sendiri yang berisi dukungan dan keinginannya pada beberapa tahun lalu terhadap perjumpaan pertamanya dengan grup O’Clock.

Unggahan video musik pertama milik grup O’Clock yang berupa video musik Jammin’ with You. Video selesai diputar, dan sesuatu selayaknya telah menggugah pikiran Leo. Mulai detik itu juga, ia akan berhenti menjadi penggemar Baera dan O’Clock. Itu juga berarti termasuk berhenti menjadi fansite, jika menjadi fansite hanya akan mengancam keselamatan Baera dan membuatnya tak nyaman. Sebab, bukankah jatuh cinta berarti membiarkan orang yang kita cintai merasa bahagia?

Sedetik, Selarik.

*****

Majalah Sunday, Teman Memahami Tips Belajar, Edukasi Seksual dan Kesehatan Mental

Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, dan tips pelajar hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.

Ikutan berkarya di
Majalah Sunday

Post Views: 47