Penulis: Annas – UNESA
Puisi “Topeng Sahabat” menggambarkan wajah ganda dalam hubungan pertemanan. Lewat baris-baris kritis, puisi ini menyingkap bagaimana sahabat bisa berubah menjadi pengkhianat yang menjual rahasia, membungkus niat buruk dengan tawa dan pelukan palsu. Persahabatan ditampilkan sebagai sesuatu yang rapuh dan sering dijadikan komoditas gosip. Puisi ini mengajak pembaca merenungi betapa berharganya kepercayaan dan bagaimana kata “sahabat” tak selalu seindah yang diucapkan.
Katamu kau kawan sejati di medan riuh,
Tapi kulihat belati di balik pelukmu.
Kita duduk di warung, kopi pahit dan rindu,
Tawa palsu menutup luka yang kau tuju.
Rahasia kutitip di saku bajumu,
Kau jual di lorong-lorong gosip murahan.
Janji kau simpan kunci pintu pintu,
Nyatanya kau buka untuk tamu kesepian.
Sahabat, kau mengaku pondasi kepercayaan,
Padahal retakmu jadi reruntuhan kata.
Kau bangun tangga dari kabar buatan,
Memanjat nama di atas debu cerita.
Kini kusimpan sunyi di dada sendiri,
Tak lagi kuumbar pada topeng palsu.
Sahabat, biar kusulam jarak dan sunyi,
Lebih jujur dari kau yang merajut pilu.
*****
Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, dan tips pelajar hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.