Penulis: Cindy Aurelia S. – SMA Marie Joseph
Semakin lama, semakin bertambah usia dan orang di dekat kita pun berganti. Sebuah puisi “Rindu Teman” mungkin akan beresonansi denganmu!
Rasa pilu menghantui mimpiku
saat kumencoba untuk memejamkan mataku.
Ingatan dan kenangan indah di antara kita berdua
seperti menambah garam di luka hatiku.
Namaku selalu mengalir keluar dari mulutmu
ketika kau dalah bahagia maupun kesusahan.
Di manakah aku bisa mendapatkan teman sepertimu lagi?
Kurasa tidak bisa.
Ujung terdalam hatiku selalu bergetar rindu,
menginginkan dirimu kembali ke dekapanku.
Tapi,
apa daya diriku yang hanya bisa meratapi dirimu
yang berbaring di tanah dengan mata kebencian menyorotiku.
Entah
mengapa melihatmu yang beristirahat begitu tidak tenang
bisa memicu penyesalan dalam diriku.
Merangkupmu adalah keinginanku,
mengecupmu adalah kerinduanku, dan
merangkul lehermu terlalu kasar adalah salahku.
Aku tentu merindukanmu setiap saat,
apalagi ketika semangat hidupku berada di ujung jurang terbawah.
Namun,
ketika ‘ku mengetahui bahwa dirimu tidak akan kembali ke rangkulanku,
rasa rindu hanyalah zat asam di luka terbuka.
*****
Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, dan tips pelajar hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.