Majalah Sunday

Sebuah Puisi - Jejak Sunyi

Penulis: Annas – UNESA

Puisi “Jejak Sunyi” menyoroti rasa kehilangan teman yang pergi, bukan karena maut, tetapi karena ego dan jarak emosional. Baris-barisnya membawa pembaca menyusuri ruang kosong  kursi yang ditinggal, pesan tak terbalas, kenangan yang membeku. Puisi ini menegaskan bahwa kehilangan teman bisa terasa lebih sunyi dari kematian, karena yang hilang masih hidup, tetapi tak lagi hadir.  

"Jejak Sunyi"

Dia pergi dengan langkah entah ke mana,
Katanya sebentar, nyatanya lenyap.
Teman yang dulu sandaran di kala duka,
Kini sekadar nama di memori yang gelap.

Aku cari di sudut warung kopi,
Kursi kosong, cangkir dingin menatap.
Chat ku kirim, centang abu sepi,
Waktu menjawab: teman juga bisa meratap.

Bukan maut yang pisahkan hati,
Tapi ego merenggut genggam erat.
Kita hanyut di arus diri sendiri,
Lupa caranya saling mendekap.

Kini rindu terbungkus senyap,
Berkawan gelisah di tiap malam.
Jejaknya hilang, tak sempat ku tangkap,
Teman pergi, pulang jadi kenang kelam.

“Hayati puisi kehilangan ini, kita sadar betapa penting menjaga teman, jangan biarkan ego merenggut pertemanan yang berharga dan tulus.”

*****

Majalah Sunday, Teman Memahami Tips Belajar, Edukasi Seksual dan Kesehatan Mental

Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, dan tips pelajar hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.

Ikutan berkarya di
Majalah Sunday

Post Views: 21