Majalah Sunday

Sebuah Puisi - Cinta, Apa Kau Ada?

Penulis: Aldi Septian – SMK Negeri 48 Jakarta

Pernahkah kamu merasa bingung akan kehidupan dan kehadiran kekasih hati, hingga bertanya, “Cinta, Apa Kau Ada”? Selamat menikmati puisi ini!

Sebuah Puisi - Cinta, Apa Kau Ada?

Penciptaan, kata yang terdengar sakral bagi seluruh insan
Semua berawal dari tanah liat yang tak akan pernah terlupakan
Bahkan berawal dengan ruhku dihidupkan tanpa arogan
Cahaya kilau damai kali pertama kulihat membuat terpana

Indah, sebuah kilau kerajaan dikelilingi penduduknya yang terhormat
Membuat kagum siapapun yang melihat dengan mata ketiga
Tiada berani ‘tuk menyanggahnya walau itu tanpa kekurangan
Kecuali keburukan tanpa pengampunan yang tak akan pernah padam

Kesunyian di taman bunga tak akan pernah berhenti kapanpun itu
Bukan berarti tanpa suka, sampai nyanyian-Nya terdengar
Rela ‘ku taruhkan tulang ini, bahkan seluruh tubuh ini
Demi pendamping setia menemani di kala ruang hampa

Penciptaan demi penciptaan berlalu begitu saja disini
Semua begitu indah ketika diciptakan sebelum terusik oleh dosa
Bahkan nafsu yang tercipta membuat kami lepas dari nikmat
“Turunlah!” Begitu takut ‘ku menerima pernyataan itu, takut

Sebuah Puisi - Cinta, Apa Kau Ada?

Di manakah ia berada wahai Tuhan? Apakah dia masih hidup?

Tak terkira waktu yang terlewati membuat semua begitu datar

Hati tak pernah berhenti mencari cinta di tengah kedamaian dunia

Walau seluas langit dan bumi, harapan bertemu tak akan padam

 

Berikan waktu dan waktu, Tuhan, agar ‘ku nikmati penciptaan-Mu

Biarkan mulut ini berujar setiap saat, agar rindu kepada-Mu, terbalaskan

Tak kan pernah berhenti, langkah yang Kau beri, agar citaku tercapai

Berikan nubuat untukku, Tuhan, agar kutemukan damai di dunia fana ini

 

Tuhan pencipta kedamaian

Bagaimana bisa kubalas nikmat-Mu? Akankah ‘ku terus mencari damai?

Tak tahu diri hambamu yang serakah pinta akan kebahagiaan dari-Mu

Terima kasih, ratusan tahun ‘ku mencarinya, kau pertemukanku dengannya

 

Tuhan yang maha pengampun

Sucikan hati hamba yang penuh kekhilafan dan turut akan dosa

Agar pendosa ini berhenti membuat dosa yang tak termaafkan

Semoga Taman Eden kunikmati kembali bersama dirinya

 

Wahai pendamping hidupku

Terimalah cinta yang tak pernah usai

Bersamamu mencari surga di bumi yang fana

Bersamamu mencari pengampunan Tuhan

 

Wahai Surga yang kaya akan nikmat

Bukakan pintu kedamaian-Mu itu

Bolehkanku kembali menikmati kesunyian-Mu?

Di sini, darah begitu tak bernilai

 

Wahai langit yang sangat luas

Maukah kau mendengar tawa kami di sini bersamanya?

Maukah kau mengusap  tangis kami di sini bersamanya?

Maukah kau melihat kami bersama anak cucu kami?

 

Ah Tuhan, keputusan-Mu adalah yang terbaik

Membina cinta damai seluas luasnya bersama orang tersayang

Membina hidup demi tujuan yang mulia itu

Yaitu kembali ke Surga-Mu dan memeluk-Mu

Sebuah Puisi - Cinta, Apa Kau Ada?

*****

Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, dan tips pelajar hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.

Ikutan berkarya di
Majalah Sunday

Post Views: 15