Majalah Sunday

Sebuah Puisi - Bunga Palsu

Penulis: Annas – UNESA

Puisi “Bunga Palsu” berfokus pada ironi cinta yang tumbuh di taman kota. Taman, simbol romantis, di sini justru jadi saksi cinta palsu yang penuh kebohongan. Bunga plastik melambangkan janji manis yang tak pernah tumbuh akar kejujuran. Taman digambarkan kering, bangku reyot menjadi panggung sandiwara dua insan yang menukar kehangatan dengan tipu daya. Puisi ini menyorot bagaimana cinta sering dijalankan sebatas ritual klise tanpa makna mendalam.

"Bunga Palsu"

Di taman kota, bangku reyot saksi kita,
Duduk merangkai janji di pucuk senja.
Kelopak mawar kau petik sembarangan,
Kau semat di telinga, manis dan murahan.

Kita bercumbu di bawah lampu jalan,
Cinta plastik wangi parfum murah.
Kau bisik dusta, aku pura-pura buta,
Ranting patah, dedaun gugur pasrah.

Burung pun enggan hinggap di pohon ini,
Tak sudi saksikan drama saban malam.
Taman tak lagi hijau, gersang di hati,
Sebab cinta kita tumbuh tanpa dalam.

Malam pulang, janji pun jadi absen,
Bunga palsu tertinggal di bangku reyot.
Besok datang sepasang manusia lain,
Mereka ulang adegan, kisah tetap bobrok.

“Resapilah bait-bait cinta di taman ini, supaya kita tak terjebak janji manis palsu, belajar mencintai dengan tulus tanpa dusta"

*****

Majalah Sunday, Teman Memahami Tips Belajar, Edukasi Seksual dan Kesehatan Mental

Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, dan tips pelajar hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.

Ikutan berkarya di
Majalah Sunday

Post Views: 39