Penulis: Anizz Suranizz – SMK Farmasi Bogor
Hujan! Aku menyebut namamu dengan cinta dan penuh kerinduan. Kau adalah saksi dari kenangan dalam hidupku. Kau menyimpan semua yang telah terjadi dalam hidupku dengan alunan melodi dari rintikanmu.
Rintikan yang menurut orang indah. Karena, rintikan menyimpan kenangan mereka yang indah. Tetapi, tidak denganku. Rintikan itu menyimpan kenangan buruk yang terjadi dalam hidupku dalam urutan melodi dan irama bagaikan gesekan biola yang menemaniku belajar. Atau mungkin, bagaikan lantunan irama yang terbentuk oleh tangga nada dan melodi.
Aku rindu dengan tetesan-tetesanmu yang mengenai wajahku. Tetesan-tetesan itu sempat menghapuskan bukti bahwa, aku telah menangis dikarenakan aku disakiti oleh seorang pria yang membenci hujan. Dia adalah pria yang tidak mengerti artinya kenangan, cinta, dan kasih yang tulus. Ia hanya mengerti uang dan materi dalam hidupnya.

Saat itu, seolah Tuhan mendengar tangisan dalam batinku dan melihat diriku bermuram durja. Ia mengutusmu untuk turun ke bumi. Lalu, rintikanmu membuat kita menangis bersama-sama. Tetapi, untunglah! Karena kau telah menghapus air mataku dengan rintikanmu.
Dan, kali ini, rintikanmu membuatku sungguh rindu. Kau mengingatkanku dengan sejuta kenanganku tentang si Pecinta Hujan. Kau membuka memori indahku itu. Tetapi, ia tidak ada di sampingku, karena ia telah pergi jauh.
Lagi dan lagi, aku teringat dengan kata-kata manis dan senyumannya. Aku teringat dengan kata-kata terakhirnya sebelum ia meninggalkanku. Kata-kata terakhirnya adalah “Aku akan pergi untuk mencari uang agar bisa membahagiakanmu. Aku akan kembali pada waktunya.”
Namun, kini ia belum kembali. Aku hanya merelakannya pergi sambil menitipkan kepadamu yang sedang turun membasahi bumi. Saat itu, aku yakin bahwa, dia akan kembali. Karena, ada dirimu dan alam yang menjaganya.

Tetapi, kapankah ia kembali? Aku sungguh rindu kepadanya, Hujan. Aku sangat tersiksa. Akankah dirimu, Hujan, membuat air mataku mengalir dan membasahi wajahku lagi? Aku yakin, kau akan menjawab, “Ini bukan salahku. Ini salah memorimu tentangku.”
*****
Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, dan tips pelajar hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.
