Penulis: Raditya Bhanu A – Universitas Brawijaya
Si Pocong berkata dalam hati sembari melihat cahaya kota yang mengkilap
“Aku telah bergentayangan selama 500 tahun semenjak tahun 1,635, semenjak itu pula aku masih belum bisa pergi dengan tenang aku harus menggentayangi manusia selama 500 tahun untuk aku bisa pergi dengan tenang dan inilah saatnya aku kembali ke makamku, tetapi di mana makamku berada?”
Pocong pun bingung harus mulai dari mana untuk mencari keberadaan makamnya karena semua tempat telah berbeda dari semenjak dia hidup di tahun 500 tahun yang lalu.
Pocong menyadari dia tidak hidup sendirian kemudian di malam hari ia bergegas meloncat-loncat menuju hantu yang lain untuk ditanyain keberadaan makamnya.
Bertemulah kepada si perempuan berjubah putih dengan nada melengking perempuan berjubah putih berkata “Hi..hi…hi…hiiii…. haaaiii pocooong.”
Balas si Pocong “Kuntiii apakah kamu tau di mana kuburanku berada aku sudah menyelesaikan persyaratanku.”
Dengan centil kunti membalas “Hiihihihihi aku nggakk tauu tuhh di mana makammu.. Atau kamu mau nungguin aku aja nanti kita cari bersama, gimana??”
Si Pocong membalas “Emang kamu berapa lama lagi kuntii??”
Si Kunti menjawab “700 tahun lagi… hihihihiihiiiii.”
Pocong pun kemudian pergi karena merasa tidak menemukan jawaban pada si Kunti. Pocong pun berlanjut mencari temannya kembali yang bisa dia temukan, lalu bertemulah kepada Genderuwo dengan muka menyeramkan Genderuwo sedang memakan sesaji yang berada di bawah pohon.
Si Pocong pun menghampiri dengan kepala tertunduk “Permisi abang Genderuwo apakah saya boleh bertanya kepada abang??”
Balas si Genderuwo dengan muka garangnya “Kamu kenapa datang pas aku lagi makan sesaji yang enak ini??”
Si Pocong tambah tertunduk dan takut untuk menjelaskan tujuannya.
Genderuwo berkata “kok malah diem aja …. woy jawab”
Balas si Pocong “Maaf bang, saya baru saja menyelesaikan persyaratan saya setelah menggentayangi 500 tahun dan ingin kembali ke makam saya tetapi saya tidak bisa menemukan makam saya.”
Genderuwo berkata “Pergilah kamu ke desa ujung sana dan temukan dukun di sana kamu akan menemukannya, udahh sana pergi jangan ganggu aku lagi!!!”
Pocong berterima kasih kepada Genderuwo lalu Pocong pun pergi menuju desa yang diarahkan oleh Genderuwo.
Di tengah jalan Pocong pun melewati kuburan yang dipenuhi oleh kawanannya, mereka berdiri di atas kuburan dan bergantian menyapa si Pocong. Lalu salah satu setan itu berkata “Pocong mau ke mana kenapa terburu buru???”
Balas si Pocong “Aku hanya mau lewat dan ingin menuju ke desa di ujung sana mau menemui dukun di sana.”
Setan itu membalas lagi “Kamu udah menyelesaikan persyaratan ya??”
Pocong membalas “Iya aku harus segera pergi mencari makam ku berada, aku pergi dulu ya semoga beruntung nasib buruk untukmu.”
Kemudian Pocong pun meloncat-loncat kembali bergegas menuju kediaman si Dukun tetapi dari sebelah ujung makam ada suara “Kembali lagi kepada acara ‘Ihh Seram’, bagaimana mbahh ada yang bisa diceritakan dari makam keramat ini kepada pemirsa di rumah??”
Si Mbah melakukan penerawangan lalu berkata “Di jalan sana ada Pocong yang sedang melakukan perjalanan ke makamnya.”
Pembawa acara berkata “Apakah kita bisa berkomunikasi dengan Pocong tersebut?”
Dibalaslah oleh si Mbah “Bisa ayo kita berkomunikasi.”
Segera si Pocong tersebut dikerumuni oleh para pembawa acara tersebut.
Si Mbah mencoba melakukan ritual untuk dirasuki si Pocong tetapi Pocong hanya meloncat-loncat tanpa menghiraukan pembawa acara tersebut.
Si Mbah tiba tiba bereaksi seperti dirasuki oleh Pocong, pembawa acara kaget dan merekam kejadian tersebut tetapi si Pocong hanya cuek dan berkata dalam hati “Makhluk-makhluk bodoh…. sama aja kayak setan.”
Kemudian si Pocong melanjutkan perjalanan tetapi di tengah perjalanan si Pocong berpikir “Bagaimana aku bisa menemukan rumah Dukunnya?”
Seketika Pocong langsung kembali dan bertanya pada si Mbah tadi.
Si Pocong berkata “Heh manusia… kamu tau di mana rumah Dukun yang terkenal itu?”
Sambil masih pura pura kerasukan Mbah itu berbisik pada si Pocong “Cari aja rumah yang atapnya berwarna hijau dan ada patung singa.”
Pocong pun pergi dengan cepat sampai di desa langsung mencari atap berwarna hijau. Setelah 10 jam mencari akhirnya satu satunya bangunan di desa tersebut yang beratap hijau dan ada patung singa di depan hanya bangunan yang bernama K4MART (toko swalayan).
Pocong pun bingung karena patung singa di depan sebagai patung penyambut tamu, tanpa pikir panjang Pocong pun masuk ke dalam toko mulai mencari si Dukun.
Pocong melihat label nama yang ada di seragam setiap manusia dan bingung tidak ada yang bernama Dukun.
Setelah itu Pocong pun keluar K4MART. Dia pun terbengong sembari berkata pada diri sendiri “Apakah aku emang tidak bisa pergi dengan tenang??”
Selang 15 menit ada tukang parkir datang dengan berlabel nama DUKUN. Si Pocong langsung berkata “Apakah kamu si Dukun itu?”
Dukun langsung terkaget “Oh kamu ternyata sudah sampai.”
Pocong membalas “Kamu tau aku bakal ke sini?”
Dukun kembali membalas “Aku sudah tau karena dikasih tau sama Genderuwo.”
Pocong membalas “Cepat kasih tau di mana kuburanku?”
Dukun menjawab “Sebentar sebelum itu aku parkirin motor dulu ya sampai jam kerjaku selesai 2 jam lagi.”
Pocong menunggu di depan K4MART hanya berdiri di depan pintu masuk.
Setelah 2 jam kemudian Pocong menghampiri Dukun yang telah selesai bekerja, “Dukun kasih tau di mana kuburanku aku sudah gak tahan lagi.”
Dukun menjawab “Ayo kita ke lapangan dan melakukan ritual.”
Pada akhirnya mereka melakukan ritual pemanggilan sinyal kuburan oleh si Dukun dan si Pocong lapangan desa tersebut. Kuburan pun memberikan sinyal kemudian Pocong langsung meluncur ke kuburan tersebut, tetapi yang dia temukan hanyalah ruangan kantor yang gelap dan penuh meja.
Si Pocong pun bingung “Apakah ini benar memang kuburanku?? Mungkin beginilah kuburanku setelah 500 tahun telah kutinggalkan.”
Sembari melihat sekelilingnya Pocong mencari tempat untuk dia bisa tidur, sesaat kemudian Pocong menemukan kolong meja yang kosong di dalam ruangan bertuliskan RUANGAN PIMPINAN.
Pocong mengambil posisi untuk tertidur dan Pocong pun beristirahat.
*****
Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, dan tips pelajar hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.