Penulis: Mufty Arya Dwitama – Universitas Kristen Indonesia
Dalam budaya Jawa, nama Satrio Piningit bukan sekadar mitos. Secara harfiah ia berarti ksatria yang tersembunyi, sosok pemimpin yang hadir di saat genting untuk membawa perubahan. Legenda ini dipercaya sebagai bagian dari ramalan Jayabaya yang menyebutkan bahwa Satrio Piningit akan muncul ketika dunia dilanda krisis.
Tapi mengapa figur ini masih menarik dibicarakan di era modern? Mungkin karena kita selalu merindukan pemimpin yang adil, bijak, dan berani melawan ketidakadilan. Di tengah tantangan global seperti perubahan iklim, ketimpangan sosial, dan transformasi teknologi, gagasan tentang Satrio Piningit menjadi cermin harapan. Apakah kita membutuhkan pemimpin spiritual yang dapat membimbing dan revolusioner untuk suatu perubahan?
Asal-Usul dan Makna Simbolis
Satrio Piningit berakar dari tradisi Jawa yang percaya pada siklus zaman. Ia digambarkan sebagai sosok rendah hati, seringkali berasal dari kalangan biasa tetapi memiliki kesadaran tinggi untuk memimpin. Simbol “tersembunyi” dimaknai sebagai metafora bahwa kepemimpinan sejati lahir dari kesederhanaan
Pemimpin Spiritual: Kebijaksanaan di Atas Kekuasaan
Bagi sebagian orang, Satrio Piningit adalah pemimpin yang mengutamakan moral dan kebijaksanaan. Ia mungkin tidak memimpin dengan kekuatan fisik, tetapi dengan keteladanan seperti nilai-nilai yang diajarkan Mahatma Gandhi atau Nelson Mandela. Di era digital yang penuh tantangan, pemimpin spiritual bisa menjadi penyeimbang, mengingatkan kita pada pentingnya integritas dan empati terhadap sesama.
Di sisi lain, sosok ini juga digambarkan sebagai agen perubahan yang menantang status quo atau keadaan yang berlaku saat ini. Sejarah mencatat tokoh seperti Sukarno atau Che Guevara, mereka yang berani melawan ketidakadilan dengan cara revolusioner. Apakah pemimpin masa kini perlu mengikuti jejak mereka? Di tengah ketidakpuasan generasi muda terhadap sistem politik dan ekonomi, gagasan tentang “revolusi” mungkin semakin relevan.
Satrio Piningit bukan sekedar mitos Jawa, ia adalah simbol universal tentang pemimpin yang diidamkan karena berani, bijak, dan berpihak kepada rakyat. Tapi di zaman sekarang, kita mungkin tidak perlu menunggu “Ksatria Tersembunyi”. Setiap dari kita bisa menjadi agen perubahan, baik lewat cara spiritual maupun revolusioner.
Bagaimana menurutmu, apakah Indonesia butuh Satrio Piningit?
*****
Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, dan tips pelajar hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.