Sampai kapan kami berada di posisi antara mati dan tidak?
Ibu-ibu kami yang menjahit baju hingga bibir
Bapak-bapak kami yang mengambil batu hingga menggerusnya dengan gigi
Untaian janji belaka
Terus mereka nyanyikan
Dalam melodi rintihan
Di antara jerit tangis kami
Oh, para penerus negara!
Para pemuda yang budiman!
Kami butuh bantuanmu!
Janganlah terus menenggelamkan tanganmu untuk kami
Kami mohon, susunlah bahu kalian..
Jika kalian masih apatis
Cobalah seruput debu dan asap di jalanan
dan bius raga kami
Dengan kebahagiaan yang kami tak tahu apa
Penulis : Dewi Amalia Fadzilah | Universitas Negeri Jakarta