Penulis: Dieny Zaina Izzati – UNJ
Coba deh jujur ke diri sendiri—pernah gak sih kamu ngerasa bingung atau bahkan panik sama perubahan yang terjadi di tubuh atau perasaanmu? Suara tiba-tiba jadi berat, jerawat mulai muncul, atau kamu jadi mudah tersinggung tanpa tahu kenapa? Tenang… kamu nggak sendiri.
Itu semua tandanya kamu sedang melewati masa pubertas, dan percaya deh, itu 100% wajar.
Pubertas adalah masa di mana tubuhmu berkembang dari anak-anak menuju dewasa. Ini terjadi karena hormon di tubuh mulai aktif bekerja, terutama hormon estrogen (untuk perempuan) dan testosteron (untuk laki-laki).
Biasanya pubertas dimulai di usia 9–14 tahun, tapi tiap orang bisa beda-beda. Dan gak apa-apa banget kalau kamu mulai lebih cepat atau lebih lambat dari teman-temanmu. Tubuh punya waktunya sendiri!
Perubahan suasana hati (mood swings): Remaja sering mengalami perubahan suasana hati yang cepat dan tidak terduga, seperti tiba-tiba merasa sangat bahagia lalu berubah menjadi sedih, marah, atau cemas. Hal ini disebabkan oleh fluktuasi hormon selama masa pubertas.
Emosi yang tidak stabil: Emosi remaja cenderung naik turun, mudah tersinggung, dan kadang sulit mengendalikan impuls. Mereka bisa merasa euforia lalu tiba-tiba marah atau sedih tanpa alasan yang jelas.
Meningkatnya sensitivitas: Remaja menjadi lebih sensitif terhadap kritik, penolakan, atau kegagalan. Mereka bisa bereaksi lebih kuat terhadap situasi yang sebelumnya tidak terlalu mengganggu.
Krisis identitas: Remaja mulai mencari jati diri, mempertanyakan siapa mereka, dan apa yang mereka inginkan dalam hidup. Hal ini bisa menimbulkan kebingungan dan ketidakpastian tentang identitas diri.
Tekanan dalam hubungan sosial: Remaja mulai tertarik pada hubungan romantis dan seksual, serta lebih mudah terpengaruh oleh teman sebaya. Mereka juga bisa merasa cemas atau stres menghadapi tuntutan sosial baru.
Ingin mandiri dan kebebasan: Remaja cenderung ingin lebih mandiri, menghabiskan waktu dengan teman sebaya, dan kadang menghindari interaksi dengan keluarga.
Mudah merasa cemas atau stres: Tekanan dari sekolah, keluarga, atau teman sebaya bisa membuat remaja mudah merasa cemas, stres, atau bahkan depresi jika tidak mampu mengelola tekanan tersebut dengan baik.
Pubertas memang bisa bikin kamu merasa canggung. Badan berubah, emosi gak stabil, dan kadang kamu sendiri bingung harus cerita ke siapa.
Tapi justru di sinilah pentingnya belajar tentang pubertas dari sumber yang benar. Bukan dari mitos, gosip, atau video random yang gak jelas.
Baca buku, cari artikel dari sumber medis/tepercaya, tanya guru BK, atau nonton konten edukatif tentang kesehatan remaja.
Semakin kamu ngerti, semakin tenang rasanya.
Jerawat? Bau badan? Itu biasa. Tapi kamu bisa jaga diri dengan:
Curhat ke orang tua, kakak, atau guru bisa bikin kamu merasa lebih ringan. Gak harus langsung semua diceritain kok—mulai aja dari yang bikin kamu bingung.
Ingat: tiap orang beda. Ada yang tinggi duluan, ada yang masih pendek. Ada yang cepat dewasa, ada yang butuh waktu. Dan semua itu oke banget. Jadi, kamu gak perlu khawatir ketika perkembangan dalam dirimu tidak secepat perkembangan teman-temanmu yang lain.
Ikut ekstrakurikuler, olahraga, hobi, atau komunitas bisa bantu kamu tetap aktif dan percaya diri. Kadang perubahan terasa lebih ringan saat kamu sibuk melakukan hal yang kamu suka.
Pubertas bukan kutukan. Ini tanda kamu sedang tumbuh. Kadang memang gak nyaman, tapi ini fase penting yang bikin kamu jadi lebih kuat dan mandiri.
Gak perlu takut sama perubahan—peluk aja prosesnya. Kamu gak sendirian, dan kamu pasti bisa melewatinya.
*****
Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, dan tips pelajar hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.