Penulis: Nadya Ayu Salsabila
Isu sampah plastik merupakan permasalahan global yang tiada habisnya. Berbagai upaya telah dilakukan, tetapi belum semuanya telah berhasil. Hal itu tentu tidak membuat kita menyerah untuk terus berupaya membuat lingkungan lebih baik. Sunners, perubahan besar bisa dimulai dari langkah kecil. Seperti Melati dan Isabel, bersaudara asal Bali membuktikan hal tersebut lewat gerakan Bye Bye Plastic, sebuah inisiatif yang bertujuan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai di pulau dewata. Dengan semangat dan tekad kuat, mereka berhasil menginspirasi ribuan orang untuk ikut menjaga kebersihan lingkungan, sekaligus membawa harapan baru bagi masa depan Bali yang lebih hijau dan bebas dari plastik. Yuk ikuti perjalanan mereka!
Melati lahir pada tahun 2000, sedangkan Isabel lahir pada tahun 2002. Pada 2013 mereka mendirikan sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) bernama Bye Bye Plastic Bag. Ide tersebut muncul saat mereka berdua mengikuti kelas yang menceritakan tentang orang-orang yang membawa dampak seperti Kartini dan Nelson Mandela. Dikutip dalam kompas.com, Melati menuturkan bahwa mereka terinspirasi untuk melakukan perubahan meski masih kecil, terhitung umur Melati berusia 12 tahun dan Isabel 10 tahun. Suatu hari, saat merenungkan masalah apa yang bisa mereka atasi, mereka terpikirkan pada isu sampah plastik. Terinspirasi oleh fakta bahwa 40 negara di dunia telah melarang penggunaan kantong plastik, mereka pun yakin bahwa Indonesia, khususnya Bali, juga mampu mengikuti jejak tersebut demi lingkungan yang lebih bersih dan lestari.
Keberhasilan Bye Bye Plastic Bag ditandai dengan ditandatanganinya petisi online oleh 77.000 orang dan sekitar 10.000 di atas kertas melalui kampanye. Selanjutnya mereka melakukan proyek di desa Pererenan, Mengwi, Badung, dengan mengkoordinasi pihak desa agar memberikan pendidikan tentang sampah di sekolah. Mereka berkampanye dengan membuat materi peduli sampah dan membagi kantong non-plastik di toko desa tersebut setiap akhir pekan.
Pada 2016, total 13 negara telah bergabung dalam Bye Bye Plastic Bag dan menerapkan pada negara mereka. Berkat kampanye Bye Bye Plastic Bag, Pemprov Bali, Gubernur Bali Made Mangku Pastika sepakat untuk mengurangi penggunaan tas plastik dan mengimbau komunitas-komunitas di Bali agar tidak memakai tas plastik lagi mulai 1 Januari 2016. Dalam acara One Island One Voice pada Februari 2017, sekitar 12.000 relawan mengumpulkan 40 ton sampah di seluruh pantai di Pulau Bali.
Dilansir dari kumparan.com, melalui survey Making Oceans Plastic Free yang merupakan partner Bye Bye Plastic Bags, jumlah kantong plastik berkurang sampai 40% di tahun 2020. Mereka juga berhasil meraih penghargaan Bambi di Berlin, Jerman pada 16 November 2021, dan sebagai peraih Bambi termuda saat itu. Kerja keras mereka sangat berdampak bagi dunia internasional hingga mereka diundang untuk berbicara di TED Talks di London juga menjadi Pembicara PBB saat peringatan World Oceans Day 2017 di New York.
Sunners, keberhasilan Melati dan Isabel membuktikan bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah kecil dan tekad yang kuat. Meskipun saat itu mereka masih berusia 10 dan 12 tahun, berkat tekad dan semangat yang kuat akhirnya Bye Bye Plastic Bag berhasil diterapkan di Bali. Kisah mereka menjadi bukti bahwa siapa pun, tanpa memandang usia, dapat berperan dalam menjaga kelestarian alam.
*****
Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, dan tips pelajar hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.