Penulis: Anggita Triyana Herawati – UGM
Srebrenica adalah sebuah kota kecil yang terletak di pegunungan negara Bosnia-Herzegovina. Kekuasaan Ottoman pernah berjaya di negara ini sehingga mengakibatkan pesatnya perkembangan agama dan budaya Islam. Tragisnya, pada tahun 1995 terjadi pembantaian Srebrenica. Tercatat 8.000 nyawa etnis Muslim Bosnia hilang akibat pembantaian. Bagaimana kisah lengkap pembantaian Srebrenica ya, Sunners? Yuk, simak!
Kelompok etnis terbesar di Bosnia-Herzegovina ialah Muslim Bosnia. Ajaran Islam yang mereka yakini adalah Sunni yang dipengaruhi oleh tradisi Ottoman. Sebelum masuk Islam, mereka merupakan orang-orang Kristen Slavia. Di Bosnia, Muslim hidup berdampingan dengan etnis Kroasia Katolik dan Serbia Ortodoks. Adapun Srebrenica merupakan salah satu kota multikultural yang damai di Bosnia sebelum terjadinya tragedi berdarah 1995.
Perlu kita ketahui kalau Bosnia-Herzegovina merupakan satu dari enam negara yang terbentuk pasca runtuhnya Yugoslavia. Setelah meninggalnya mantan presiden Yugoslavia, Josip Broz Tito, pada 1980, muncul paham etno-nasionalisme. Buntut dari fanatisme paham tersebut adalah pembersihan etnis selain Serbia di Bosnia secara sistematis.
Pada 1991, Slovenia dan Kroasia mendeklarasikan kemerdekaan mereka atas Yugoslavia yang berujung pada perang saudara. Kemudian pada 1992, Bosnia juga mengikuti jejak kedua negara tersebut untuk mendeklarasikan kemerdekaannya. Masih pada tahun yang sama, terjadi perang agresi di Bosnia. Pihak nasionalis dari etnis Serbia-Bosnia mendeklarasikan kemerdekaan Republik Srpska di Bosnia-Herzegovina dan mulai menguasai seluruh negeri. Dalam perang itu mereka melakukan pembersihan etnis.
Akibat perang yang tidak berkesudahan, PBB turun tangan. Pada April 1993, PBB menetapkan wilayah Srebrenica dan Zepa sebagai zona aman. Namun, pada 2 Juli 1995 pasukan Serbia-Bosnia membombardir Srebrenica. Kemudian pada 11 Juli 1995, pasukan Serbia-Bosnia menghabisi ribuan nyawa penduduk sipil. Para pria dieksekusi dan dikubur di kuburan massal. Di samping itu, banyak wanita diperkosa dan anak-anak terancam kehilangan nyawa. Tragedi berdarah ini menelan 8.000 jiwa yang kebanyakan korbannya merupakan pria dewasa dan anak laki-laki.
The International Criminal Tribunal for The Former Yugoslavia dan The International Residual Mechanism for Criminal Tribunals mengadili 20 orang atas pembantaian Srebrenica yang kemudian digolongkan menjadi genosida. Di samping itu, ada PBB yang menganggap tragedi ini sebagai pembantaian terkejam dalam sejarah Eropa pasca Perang Dunia II. PBB juga menetapkan tanggal 11 Juli sebagai Hari Peringatan Internasional Genosida Srebrenica. Hingga saat ini, dunia masih memperingati tanggal 11 Juli sebagai hari pembantaian Srebrenica untuk mengenang dan menghormati para korban.
Pembantaian Srebrenica menjadi sejarah kelam Muslim Bosnia di benua biru. Dari tragedi ini kita dapat melihat bahwa intoleransi bisa berujung pada pertumpahan darah. Jadi, agar peristiwa serupa tidak terulang kita dapat berupaya untuk selalu bersikap toleran. Terlepas dari asal usul etnisnya, setiap manusia berhak untuk hidup.
*****
Referensi:
Srebrenica: Timeline of Genocide. (n.d.). International Residual Mechanism for Criminal Tribunals. Diakses 11 Maret 2025 dari https://www.irmct.org/specials/srebrenica/timeline/en/
Tan, I., & Huang, H. (2021, July 20). FROM THE FIELD: A genocide timeline; Srebrenica massacre remembered. UN News. Diakses 11 Maret 2025 dari https://news.un.org/en/story/2021/07/1096092
What happened in Srebrenica. (2021). Remembering Srebrenica. Diakses 11 Maret 2025 dari https://srebrenica.org.uk/what-happened/history/happened-srebrenica
*****
Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, tips belajar dan cerita cinta hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.
Dengerin Podcast
Penasaran? Yuk, tonton sekarang di YouTube!
Lampu LED portable yang dilengkapi tiang lampu fleksibel dan cahaya yang bisa disesuaikan.