Penulis: Syelvina Gusmarani
Dalam debu kenangan yang membayang,
Tanahku dulu megah, kini lapang.
Hujan puing jatuh tanpa kasihan,
Langitnya menangis, bumi kesepian.
Benteng-benteng bisu berdiri miring,
Menghitung waktu hingga angin kering.
Jejak sejarah tertutup abu,
Riuh perjuangan kini hanya bisu.
Anak-anak hilang di antara reruntuhan,
Mimpi mereka tenggelam dalam kepiluan.
Nyanyian senja berubah menjadi ratapan,
Harapan terbungkus dalam kabut kelam.
Oh, negeri yang ku cinta sepenuh hati,
Hancur bukan akhir dari mimpi.
Di bawah abu, benih masih tersimpan,
Menanti tangan-tangan teguh membangunkan.
*****
Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, dan tips pelajar hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.