Majalah Sunday

Ma’nene: Ritual Pembersihan Jenazah di Toraja

Penulis: Raisha Putri Ramdhani – Universitas Negeri Jakarta

Sunners, apakah kamu setuju kalau Indonesia memiliki kekayaan adat istiadat? Setiap daerah memiliki ritual adat yang dipercaya dan sudah dilakukan turun-temurun sejak nenek moyang. Sebuah ritual tidak hanya dilakukan oleh orang-orang yang masih hidup untuk memenuhi kebutuhan diri mereka sendiri, seperti upacara pernikahan atau panen, tetapi juga melibatkan penghormatan mendalam kepada orang-orang yang tiada. Misalnya Toraja, di sana terdapat sebuah ritual pembersihan jenazah leluhur yang sudah berusia puluhan sampai ratusan tahun. Ritual ini disebut dengan Ma’nene. Masyarakat Toraja percaya bahwa leluhur yang sudah tiada juga perlu dirawat dan dibersihkan. Oleh karena itu, ritual ini bersifat sakral sehingga terdapat beberapa tahapan yang perlu dilewati. Jadi, yuk, cari tahu lebih dalam tentang ritual Ma’nene!

Ritual Ma'nene bermula ketika seorang pemburu menguburkan mayat yang ditemuinya. Ritual ini sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur
Pengeluaran jenazah dari liang kubur (nationalgeographic.grid.id)

Sejarah Ritual Ma'nene

Dari cerita yang beredar, ritual Ma’nene berasal dari seorang pemburu bernama Pong Rumasek. Saat Pong Rumasek sedang berburu di hutan Pegunungan Balla, ia menemukan sebuah mayat dengan kondisi yang sangat mengenaskan. Akhirnya, Pong Rumasek memakaikan pakaian dan menguburkannya. Kebaikan yang dilakukan Pong Rumasek ternyata menghasilkan buah manis, sawah yang dikelolanya panen lebih awal dari sawah-sawah lainnya dan ia selalu membawa pulang hasil buruan. Konon, keberhasilan itu karena adanya campur tangan dari arwah orang yang dikuburkannya. Kisah ini memberikan kepercayaan pada masyarakat Toraja bahwa menghormati orang yang sudah tiada dapat memberikan timbal balik kepada yang masih hidup.

Makna Ritual Ma'nene

Bagi masyarakat Toraja, ritual Ma’nene sebagai penghormatan kepada leluhur, anggota keluarga, dan kerabat yang sudah tiada dengan cara membersihkan dan menggantikan pakaiannya. Masyarakat Toraja percaya bahwa sampai kapan pun sebuah hubungan keluarga tidak akan berakhir begitu saja. Selain itu, ritual Ma’nene juga sebagai momentum bertemu dengan anggota keluarga dan kerabat yang berjauhan sebab saat ritual ini diadakan, anggota keluarga dan kerabat yang jauh akan ikut serta dalam prosesi ritual Ma’nene. Biasanya, ritual Ma’nene diadakan tiga tahun sekali di bulan Agustus. Dalam pelaksanaan ritual ini, baik keluarga, kerabat, maupun orang lain yang menyaksikan, tidak diperbolehkan menangis, justru ritual ini harus disambut dengan suka cita. 

Tahapan Ritual Ma'nene

Ritual Ma’nene bukan sekadar langsung mengganti pakaian, tetapi perlu ada beberapa tahapan yang harus dilakukan:

1. Ma'bukka Liang

Pada hari pertama, ritual Ma’nene dibuka dengan doa bersama yang dipimpin oleh perwakilan dari keluarga besar setiap kuburan. Setelah itu, liang kubur dibuka dengan mengetuk-ngetuk dan meminta izin kepada jenazah.

2. Ma'bawa Pangan

Pada hari kedua, anggota keluarga atau kerabat membawa berbagai jenis makanan atau minuman, seperti kue, uang, air mineral, daun sirih, permen, bahkan rokok. Pemberian makanan atau minuman sebagai bentuk berbagi kepada para jenazah. Prosesi ini juga diiringi dengan penanaman bunga di sekitar kuburan agar terlihat indah.

3. Masseroi

Pada tahapan ini, daerah sekitar kuburan dibersihkan. Masyarakat setempat percaya bahwa kenyamanan orang yang sudah meninggal tergantung pada kebersihan tempatnya. Prosesi ini dilakukan pada hari pertama sampai kedua.

4. Mangallo Batang Rabuk

Pada hari ketiga, semua jenazah dikeluarkan dan pembungkus serta bajunya dilepas untuk dijemur di bawah sinar matahari.

5. Ma'palopo'

Pada hari keempat, kain pembungkus jenazah yang sudah rusak diganti dengan yang baru, jika kain tersebut masih bagus, biasanya hanya akan diperbaiki saja. Setelah kain diganti, jenazah akan berukuran lebih kecil agar saat jenazah dipindahkan kembali ke liang kubur tidak terasa sempit. Setelah prosesi tersebut dilakukan, anggota keluarga akan memotong babi dan mengadakan  makan bersama.

6. Mangrapa

Jenazah yang sudah diperbaiki atau diganti kainnya, akan dimasukkan kembali ke liang kubur di hari kelima. Pada prosesi ini, dibutuhkan ketelitian agar posisi kepala dan kaki tidak terbalik.

7. Ma'tutu Liang

Prosesi ini merupakan tahapan terakhir dari ritual Ma’nene dengan menutup kembali liang kubur. Setelah semua prosesi berakhir, akan dilanjutkan dengan ibadah penutupan dan makan bersama. 

Ritual Ma'nene bermula ketika seorang pemburu menguburkan mayat yang ditemuinya. Ritual ini sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur
Proses penggantian kain jenazah (disbudpar.torajautarakab.go.id)

*****

Ritual Ma’nene di Toraja menjadi bukti bahwa Indonesia memiliki cara-cara yang khas dan beragam untuk menghormati para leluhurnya yang sudah tiada. Di sinilah keunikan budaya Indonesia terlihat, di mana kematian bukanlah sebuah akhir, melainkan bagian dari siklus kehidupan yang dirayakan dengan penuh makna.

Majalah Sunday, Teman Memahami Tips Belajar, Edukasi Seksual dan Kesehatan Mental

Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, dan tips pelajar hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.

Ikutan berkarya di
Majalah Sunday

Post Views: 12