Penulis: Ravinska Vigna Viori – Universitas Bhayangkara Jakarta Raya
Di tengah meningkatnya tuntutan akademik dan profesional bagi mahasiswa masa kini, seorang mahasiswa Universitas Bhayangkara Jakarta Raya berhasil menorehkan prestasi dengan lolos ke PIMNAS melalui program PKM-RSH, meskipun harus menjalani peran ganda sebagai pekerja. Pencapaian ini menjadi bukti bahwa komitmen, disiplin, dan manajemen waktu yang baik dapat membuka jalan menuju prestasi nasional.
PIMNAS merupakan kompetisi ilmiah terbesar dan paling prestisius bagi mahasiswa Indonesia. Ajang ini menjadi wadah untuk menampilkan karya, inovasi, dan penelitian terbaik dari seluruh perguruan tinggi di Tanah Air. Dalam persaingan yang ketat ini, mahasiswa Ubhara Jaya sukses membuktikan kualitasnya dengan melaju ke tingkat nasional.
Kisah ini semakin relevan dengan kondisi mahasiswa masa kini yang banyak harus membagi waktu antara kuliah dan pekerjaan. Namun, dedikasi dan pengelolaan waktu yang baik membuat mahasiswa Ubhara Jaya mampu menembus batasan itu.
Tim PKM-RSH Ubhara Jaya, yang diketuai oleh Galang, berhasil menghadirkan penelitian sosial-humaniora yang dinilai layak bersaing di PIMNAS. Meskipun salah satu anggota tim menjalani rutinitas sebagai mahasiswa sambil bekerja, konsistensi dan komitmen tetap menjadi kunci berjalannya penelitian ini hingga lolos seleksi nasional. Prestasi ini menjadi bukti bahwa mahasiswa Ubhara Jaya tidak hanya aktif secara akademik, tetapi juga unggul dalam penelitian dan inovasi.
Dalam wawancara, mahasiswa tersebut mengungkapkan bahwa tantangan terbesar adalah membagi waktu antara pekerjaan, kuliah, dan penyusunan PKM. Jadwal yang padat sering kali mengharuskan dirinya bekerja di malam hingga pagi hari, kuliah disore hari, dan menyelesaikan revisi PKM pada malam hari. “Manajemen waktu itu kuncinya. Kadang capek, tapi kalau sudah punya komitmen sama tim, ya harus dijalankan,” ujarnya.
Rasa lelah, deadline, serta tuntutan pekerjaan tidak menyurutkan semangatnya untuktetap produktif dan menjaga kualitas penelitian.

Ketika ditanya mengenai strategi yang digunakan, ia menyebutkan beberapa kebiasaan yang sangat membantunya tetap fokus dan produktif:
1. Membuat to-do list harian untuk memastikan semua tugas terlaksana.
2. Menjaga kesehatan dengan minum vitamin dan mengatur jam istirahat agar tidak mudah burnout.
3. Selalu berkoordinasi dengan tim, baik secara langsung maupun online.
4. Menjaga komunikasi rutin dengan dosen pembimbing agar fokus riset tetap terarah.
Menurutnya, pelajaran paling berharga dari pengalaman ini adalah bahwa konsistensi lebih penting daripada menunggu waktu luang. Ia juga menegaskan bahwa pencapaian ini tidak diraih tanpa kerja sama tim dan bimbingan dosen.
“Peran tim dan dosen pembimbing besar sekali. Beliau dan tim mengerti sih, sama dengan saya ada juga yang sambil bekerja. Namun kita selalu mengupayakan seperti bimbingan online hingga larut malam dan mengingatkan bagian-bagian yang perlu diperbaiki selama pelaksanaan PKM” katanya.
Keberhasilan ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi Ubhara Jaya. Lolosnya mahasiswa ke PIMNAS menunjukkan bahwa kampus memberikan ruang bagi mahasiswanya untuk berkembang di bidang penelitian dan kreativitas.
Prestasi ini sekaligus menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain yang mungkin tengah berjuang menjalani kuliah sambil bekerja bahwa peluang untuk berprestasi tetap terbuka bagi siapa pun yang memiliki tekad.

Cerita mahasiswa Ubhara Jaya yang lolos PIMNAS meski sambil bekerja menjadi bukti nyata bahwa kesibukan bukanlah penghalang untuk meraih prestasi. Dengan manajemen waktu yang efektif, komitmen yang kuat, dan dukungan lingkungan kampus, setiap mahasiswa memiliki kesempatan untuk bersinar.
Ubhara Jaya berharap semakin banyak mahasiswa yang berani menantang diri untuk berkarya dan berkompetisi di tingkat nasional.
*****

Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, dan tips pelajar hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.
