Penulis: Vanessa Mariana Nggebu – Universitas Pancasila
“Kamu termasuk yang sengaja muter playlist galau pas lagi sedih atau justru jadi makin mellow karena lagunya?” Pertanyaan ini mungkin relate banget buat kamu yang suka menjadikan musik sebagai tempat pelarian saat hati lagi nggak baik-baik aja. Nggak bisa dipungkiri, lagu-lagu sedih kadang justru terasa paling ngena ketika suasana hati lagi gloomy. Liriknya yang dalam, melodi yang mellow, seolah mewakili apa yang nggak bisa diucapkan. Tapi pernah nggak sih kamu mikir, apakah kebiasaan dengerin lagu galau atau lagu mellow ini sebenarnya menenangkan… atau justru bikin suasana hati makin keruh? Yuk, kita bahas bareng!
Lagu galau sering terasa seperti pelukan secara nggak langsung. Saat kamu lagi patah hati, stres karena tugas, atau overthinking sama hidup, lirik lagu ini bisa memberi rasa bahwa kamu nggak sendirian. Dari sini kita bisa tahu, kalau musik punya efek yang kuat untuk memvalidasi emosi bikin kamu merasa dipahami tanpa harus cerita ke siapa-siapa.
Menurut psikologi musik, ini disebut dengan emotional resonance, artinya, emosi kamu merasa punya hubungan dalam dengan lagu yang kamu dengerin. Musik tertentu bisa memicu kenangan atau perasaan tertentu, dan bagi sebagian orang, itu bisa jadi bentuk emotional release yang sehat, yang artinya, kamu bisa melepaskan emosi negatif yang terpendam ketika kamu dengerin lagu.
Tapi sayangnya, lagu galau juga bisa berubah jadi boomerang. Semakin sering kamu mendengarkannya saat sedih, semakin dalam juga kamu bisa larut dalam perasaan negatif. Bukannya pulih, kamu malah bisa terjebak di siklus kesedihan yang berulang. Apalagi kalau kamu sampai mulai merasa nyaman di suasana hati yang sedih tanpa sadar, kamu jadi betah di dalam mood yang nggak sehat.
Sebuah studi penelitian menyebutkan bahwa remaja yang sering mendengarkan lagu-lagu sedih saat mereka sendiri sedang merasa sedih, justru berisiko memperburuk kondisi emosinya. Bukannya merasa lega, mereka malah bisa makin tenggelam dalam overthinking dan rasa murung.
Berdasarkan studi penelitian, musik memang bisa menjadi pengatur regulasi emosi. Tapi jenis musik yang dipilih berperan penting. Lagu galau bisa jadi bentuk coping mechanism, tapi kalau terlalu sering, apalagi dalam kondisi emosi sedang tidak stabil, bisa memperparah stres dan kecemasan.
Itu sebabnya penting untuk menyadari apakah kamu mendengarkan lagu galau karena ingin memulihkan diri, atau justru karena kamu tanpa sadar sedang menghindari perasaan yang sebenarnya perlu ditangani dengan cara lain.
Dengerin lagu galau nggak apa-apa, kok. Tapi biar manfaatnya maksimal, cobain deh beberapa tips ini:
Lagu galau bisa jadi teman yang baik, selama kamu tahu batasnya. Tapi kalau kamu merasa justru makin terpuruk setelahnya, mungkin itu jadi bentuk peringatan kecil untuk mengganti pilihan lagu kamu.
Coba mulai dengan satu langkah kecil seperti buat playlist baru berisi lagu-lagu yang tetap relate, tapi memberi semangat atau rasa tenang. Karena pada akhirnya, self-care yang baik bukanlah menghindar dari emosi, tapi belajar mengelolanya dengan positif.
Nah, jadi gimana, playlist galau kamu lebih membantu atau justru malah jelekin mood kamu, nih?
*****
Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, dan tips pelajar hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.