Majalah Sunday

Kerik Gigi: Tradisi Menjadi Dewasa ala Perempuan Mentawai

Penulis: Meiccy Putri Jonarti – UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pernah kepikiran nggak, kalau standar cantik itu nggak melulu tentang gigi putih rapi seperti yang sering kita lihat di media sosial? Di beberapa daerah Indonesia, definisi cantik justru punya cerita dan perjalanan budayanya sendiri. Salah satunya ada di Mentawai, tempat di mana simbol kecantikan dan kedewasaan perempuan tidak diwujudkan lewat makeup atau perayaan manis, melainkan lewat ritual meruncingkan gigi. Lalu, bagaimana awalnya gigi runcing bisa memiliki arti sedalam itu bagi perempuan Mentawai? Yuk, Sunners, simak ceritanya.

Asal Usul Tradisi Kerik gigi

Tradisi kerik gigi datang dari masyarakat adat Mentawai, Sumatera Barat. Sejak dulu, orang Mentawai percaya bahwa gigi yang dikikir hingga rapi dan sedikit meruncing adalah simbol kecantikan sekaligus tanda bahwa seorang perempuan sudah memasuki tahap hidup baru. Walau buat sebagian orang ritual ini terlihat ekstrem, bagi masyarakat Mentawai kerik gigi adalah bagian dari jati diri mereka.

Kerik Gigi: Tradisi Menjadi Dewasa ala Perempuan Mentawai
Inilah cantik ala perempuan Mentawai

Proses Kerik Gigi

Proses kerik gigi di Mentawai dilakukan dengan alat sederhana yang dibuat dari besi atau kayu. Saat gigi seri bagian atas mulai diasah, perempuan yang menjalani ritual akan menggigit potongan daun pisang atau buah tertentu untuk membantu menahan dan mengalihkan rasa sakit yang sangat kuat.

Ritual ini tidak pernah dilakukan sembarangan. Biasanya, proses kerik gigi dipimpin atau diawasi oleh seorang Sikerei, dukun adat yang dipercaya menjaga keseimbangan spiritual. Sikerei memastikan setiap tahap mengikuti aturan leluhur sambil memanjatkan doa agar si gadis mendapat keselamatan dan perlindungan.

Jumlah gigi yang harus diruncingkan, bukan hanya satu atau dua, tetapi hampir semua gigi. Proses ini menunjukkan betapa besar keberanian dan keteguhan hati yang dibutuhkan oleh setiap perempuan Mentawai yang menjalani tradisi tersebut.

Makna dan Keberlangsungan Kerik Gigi

Sumber: detikcom

Kalau dilihat gigi yang diruncingkan memang tampak unik. Namun bagi masyarakat Mentawai, bentuk itu menyimpan makna yang jauh lebih dalam. Gigi yang sudah dikikir menjadi tanda bahwa seorang perempuan telah melewati proses penting menuju kedewasaan. Selain dianggap cantik, kerik gigi juga melambangkan keberanian, keteguhan hati, serta penghormatan pada warisan leluhur.

Di tengah masuknya nilai dan gaya hidup modern, tradisi ini tetap bertahan di komunitas Mentawai yang tinggal di pedalaman. Kerik gigi dijaga agar tidak hilang ditelan zaman, karena bagi mereka ritual ini bukan sekadar adat lama, melainkan identitas dan kebanggaan. Ia menjadi pengingat bahwa kecantikan dan kedewasaan versi Mentawai punya cerita, nilai, dan kehormatan tersendiri.

Kerik gigi bukan cuma ritual adat biasa,Sunners. Ini adalah babak penting dalam hidup tentang keberanian memilih, menanggung rasa, lalu berdiri tegak sebagai bagian dari sebuah komunitas. Di balik setiap gigi yang diruncingkan, ada jejak sejarah, nilai, dan identitas yang tak tergantikan.

Yuk jadi generasi yang nggak cuma update, tapi juga peka! Kenali, hargai, dan sebarkan cerita-cerita budaya Nusantara, termasuk tradisi kerik gigi Mentawai ini Sunners! Sebelum melangkah jauh ke luar sana, jangan lupa mengenali tempat kita berpijak. Bisa jadi, justru di sanalah kamu menemukan arti baru tentang identitas, keberanian, dan kecantikan.

*****

Majalah Sunday, Teman Memahami Tips Belajar, Edukasi Seksual dan Kesehatan Mental

Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, dan tips pelajar hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.

Ikutan berkarya di
Majalah Sunday

Post Views: 4