Kenapa Pilih Pendidikan Bahasa Mandarin di Universitas Kristen Indonesia?

Penulis: Olivia Elena Hakim

Bahasa Mandarin semakin menjadi pilihan populer di kalangan pelajar Indonesia, seiring dengan makin majunya industri negara tersebut. Dari media sosial Tiktok sampai handphone Realme, dari Shopee sampai Mixue & Tomoro Coffee – berbagai brand dari Tiongkok semakin populer di Indonesia. Itu sebabnya untuk bersaing di perusahaan multinational, kemampuan berbahasa Mandarin akan sangat mendukung masa depanmu!

Namun, di mana tempat terbaik untuk mempelajarinya? Universitas Kristen Indonesia (UKI) adalah salah satu jawabannya. Yuk simak pengalaman dari Ria Ventasari, seorang alumni Universitas Kristen Indonesia, Prodi Pendidikan Bahasa Mandarin.

Dari Kalimantan Barat ke Jakarta: Awal Perjalanan

Ria Ventasari berasal dari Kalimantan Barat, dan awalnya setelah lulus SMK, ia tidak berminat untuk lanjut kuliah!  “Saat itu, saya ingin mencoba bekerja, mungkin karena jurusan SMK saya di penjualan, jadi lebih pengen terjun langsung ke dunia kerja,” kenangnya. Ria pun  tidak langsung kuliah, melainkan merantau untuk bekerja di Jakarta. 

Setelah menjalani pekerjaan sekian waktu, rasa jemu mulai menghinggapinya. “Aku kerja itu kok biasa-biasa aja ya? Kok sama sih dengan anak-anak yang lulusan SMP, atau belum lulus SMK? Gaji  yang saya dapat ya standar,” ujarnya. Akhirnya, setelah sempat tertunda beberapa tahun, Ria mantap memasuki dunia kampus.

Pendidikan Bahasa Mandarin UKI, yang menawarkan program S1 dengan 3 tahun berkuliah di UKI Cawang dan 1 tahun di Tiongkok, menjadi pilihannya. “Ada persyaratannya, yaitu sambil kuliah sambil jadi guru Bahasa Mandarin. Nah pas banget sama apa yang saya inginkan, karena ujung-ujungnya itu kan saya memang ingin jadi guru Bahasa Mandarin di tempat kursus.”  Keinginan ini timbul dari pengalaman di masa lalu Ria yang pernah mengajar Bahasa Mandarin di tempat kursus. 

Namun tak disangka, ia justru mendapatkan lebih dari yang diekspektasi – “Puji Tuhan saya diterima mengajar di Sekolah Kemurnian 1 di Jakarta Pusat, di situ saya pertama kali mengajar di sekolahan, tadinya kan di tempat kursus.”

Pengalaman belajar Pendidikan Bahasa Mandarin di Universitas Kristen Indonesia

Studi S1 Pendidikan Bahasa Mandarin di UKI membawamu dalam hidup yang kaya akan pengalaman

Pengalaman Kuliah Pendidikan Bahasa Mandarin di UKI

Selama empat tahun kuliah di UKI, Ria merasakan banyak pengalaman berharga. Ternyata di Prodi Pendidikan Bahasa Mandarin, nggak hanya belajar tata bahasa Mandarin, tapi juga belajar sabar!

“Kalau misalnya mengajar anak kecil itu kan kita harus sabar menghadapi mereka yang nggak bisa duduk diem, yang masih nggak pengen sekolah. Kita harus bisa menenangkan dia,” lanjut Kak Ria. “Saat mengajar anak kecil ya kita juga harus seperti anak kecil, harus tetap ceria, tertawa menari, menyanyi, gitu. Berbeda kalau mengajar kaya SMP, SMA, SMK. Kalau sama anak yang lebih besar mungkin kita lebih banyak kasih dia kuis atau cerita pengalaman kita. Konsekuensinya apa kalau tidak mengerjakan tugas. Kita benar-benar ajak dia ngobrol, kaya teman aja.”

Ria bersyukur  dibantu oleh dosen-dosen yang berpengalaman tapi juga supportif. “Guru-guru di UKI sangat perhatian dan pengertian. Mereka mengajarkan banyak hal, tidak hanya di dalam kelas, tetapi juga tata krama dan sopan santun,” jelasnya.

Belajar Bahasa Mandarin mencakup empat aspek penting: tīng (mendengar), shuō (berbicara), dú (membaca), dan xiĕ (menulis). “Empat aspek ini tidak boleh diabaikan satu pun. Semuanya harus dipelajari secara berkesinambungan,” tambahnya.

Semua mahasiswa juga dibimbing dengan sabar dari dasar. “Bagi teman-teman yang belum menguasai dasar Bahasa Mandarin, mereka diajari dari awal dengan penuh kesabaran,” ujar Kak Ria.

Mahasiswa UKI sedang berpartisipasi dalam kegiatan belajar bahasa Mandarin yang menyenangkan

Ada banyak keseruan yang akan kamu alami saat belajar Bahasa Mandarin di Universitas Kristen Indonesia

Keunikan Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin di UKI

Salah satu hal yang membuat program studi Pendidikan Bahasa Mandarin di UKI unik adalah kombinasi antara belajar teori dan praktek. “Di UKI, tidak hanya belajar di kelas, tetapi juga ada ekstra kurikuler seperti Wushu dan belajar menulis dengan kuas. Pengalaman ini sangat berharga,” kata Ria.

Selain itu, UKI memiliki kerjasama dengan universitas di China, yang memungkinkan mahasiswa untuk belajar langsung di China selama satu tahun. “Pengalaman setahun di China sangat berkesan. Kami merasakan empat musim, berinteraksi dengan masyarakat lokal, dan belajar banyak hal baru,” tambahnya.

“Yang paling lucu adalah saat salju. Kami yang belum pernah melihat salju, sampai ada yang jatuh, kepleset, dan bahkan menunggu salju turun sampai malam,” kenang Ria. “Kami berfoto-foto, tidur-tiduran di atas salju, benar-benar pengalaman yang tak terlupakan.”

Selain itu, masyarakat China dikenal ramah, terutama kepada mahasiswa asing. “Mereka sangat ramah dan selalu mengenalkan makanan enak serta tempat-tempat menarik,” tambahnya. ” Salah satu kegiatan berkesan adalah saat mahasiswa Indonesia memperkenalkan kuliner Indonesia di China. “Kami membuat martabak, siomay, dan berbagai makanan khas Indonesia. Mereka sangat senang bisa mencicipi kuliner dari Indonesia,” ujar Ria.

Belajar di China bukan hanya tentang pendidikan, tetapi juga tentang pengalaman budaya yang kaya dan interaksi yang memperkaya. “Kami benar-benar dihargai di China, dan itu membuat pengalaman belajar kami semakin berkesan,” tutupnya.

Kesempatan Karir Setelah Lulus

Setelah lulus, Ria merasakan manfaat besar dari pendidikan di UKI. “Bahasa Mandarin sangat dibutuhkan di dunia kerja saat ini, terutama dengan banyaknya perusahaan dari China yang beroperasi di Indonesia. Gaji yang ditawarkan juga lebih tinggi bagi mereka yang fasih berbahasa Mandarin,” jelas Ria.

Ria juga menekankan bahwa menjadi guru Bahasa Mandarin adalah panggilan. Meski gaji seorang guru mungkin tidak setinggi translator, pekerjaan ini adalah panggilan yang mulia. “Guru adalah pekerjaan yang sangat mulia. Kita berbagi ilmu dan membantu murid-murid menguasai bahasa yang sulit. Itu memberikan kebanggaan tersendiri,” tuturnya.

Ria juga menekankan bahwa belajar Bahasa Mandarin tidak sesulit yang dibayangkan. “Banyak teman saya yang awalnya tidak bisa sama sekali, tetapi sekarang mereka bekerja di perusahaan asing. Jangan takut mencoba, jika tekun, pasti bisa,” katanya.

Bagi teman-teman yang masih ragu untuk memilih tempat kuliah, Universitas Kristen Indonesia (UKI) bisa menjadi pilihan tepat. Dengan fasilitas yang memadai, dosen-dosen profesional, dan program belajar yang komprehensif, UKI menawarkan pengalaman belajar Bahasa Mandarin yang tak terlupakan.

Jadi, jangan lewatkan kesempatan ini! UKI memberikan potongan biaya kuliah hingga 50% bagi mahasiswa yang mendaftar. Belajar Pendidikan Bahasa Mandarin di UKI bukan hanya tentang meraih gelar, tetapi juga tentang meraih pengalaman berharga yang akan membuka banyak peluang di masa depan.

*****

Majalah Sunday, Teman Memahami Tips Belajar, Edukasi Seksual dan Kesehatan Mental

Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, tips belajar dan cerita cinta hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.

Ikutan berkarya di
Majalah Sunday

Post Views: 131
Chat Now
Selamat Datang di Majalah Sunday, ada yang bisa kami bantu?