Ustadriatul Mukarromah – UNSIKA
Pernahkah kamu menyadari bahwa saat kamu sedang mengalami stres berat, cemas, atau sedih, tiba-tiba muncul satu atau beberapa jerawat di wajah kamu? Itu bukanlah kebetulan. Ada kaitan erat antara kesehatan mental dan kondisi kulitmu, sebuah fenomena yang dikenal sebagai Dermatologi Psikis atau Psikodermatologi.
Ketika kondisi mental kita sedang buruk—baik itu karena stres pekerjaan, tekanan akademis, masalah pribadi, atau gangguan kecemasan dan depresi—tubuh akan merespons dengan memicu serangkaian reaksi biologis yang pada akhirnya dapat memengaruhi kulit, termasuk menyebabkan munculnya jerawat.
Hiper-Seborrhea: Kortisol meningkatkan produksi sebum (minyak) secara drastis. Produksi minyak berlebih ini adalah bahan bakar utama bagi perkembangan jerawat, karena menciptakan lingkungan yang ideal untuk pori-pori tersumbat.
Perubahan Komposisi Minyak: Stres juga dapat mengubah komposisi sebum, membuatnya menjadi lebih lengket dan kental, sehingga lebih mudah menyumbat pori-pori dan menjebak sel kulit mati.

Stres tidak hanya memengaruhi tubuh secara internal, tetapi juga mengubah kebiasaan sehari-hari yang memperburuk kondisi kulit.
| Perilaku Akibat Stres | Dampak Langsung pada Jerawat |
| Gangguan Tidur (Insomnia) | Kurang tidur menghambat produksi hormon pertumbuhan yang penting untuk regenerasi sel kulit. Ini juga meningkatkan kadar sitokin pro-inflamasi. |
| Kebiasaan Menyentuh Wajah | Saat cemas, kita sering menyentuh atau memencet kulit secara kompulsif (acne excoriée). Tindakan ini menyebarkan bakteri, mendorong minyak masuk lebih dalam, dan menyebabkan hiperpigmentasi (bekas gelap). |
| Diet Stres (Junk Food) | Kecenderungan mengonsumsi makanan tinggi gula dan karbohidrat olahan (makanan dengan Indeks Glikemik tinggi). Makanan ini memicu lonjakan insulin yang diketahui dapat memperburuk peradangan dan pembentukan jerawat. |
| Mengabaikan Perawatan | Stres dan depresi dapat menyebabkan kelelahan ekstrem atau hilangnya motivasi, sehingga seseorang mungkin melewatkan rutinitas pembersihan wajah, mempercepat penumpukan sel kulit mati dan sebum. |

Manajemen Stres Terbukti: Terapkan praktik yang menurunkan kadar kortisol, seperti meditasi mindfulness, olahraga aerobik teratur, yoga, atau teknik pernapasan 4-7-8.
Tidur Teratur: Pastikan Anda mendapatkan 7-9 jam tidur berkualitas setiap malam. Tidur adalah waktu ketika kulit melakukan perbaikan barrier.
Dukungan Profesional: Jangan ragu mencari bantuan dari psikolog atau psikiater jika stres dan kecemasan Anda terasa tidak terkendali atau mengganggu kualitas hidup.
Obat Jerawat: Gunakan bahan aktif seperti Asam Salisilat (untuk membuka sumbatan pori) atau Benzoil Peroksida (untuk membunuh bakteri C. acnes).
Perkuat Barrier: Gunakan pelembap yang mengandung Ceramide, Niacinamide, atau Asam Hyaluronic. Ini membantu memperbaiki barrier yang rusak akibat kortisol.
Hentikan Memencet: Jika Anda sering menyentuh wajah saat cemas, cari pengalih perhatian lain (misalnya menggunakan fidget spinner atau meremas bola stres).
*****
Jerawat akibat kondisi mental yang buruk adalah cerminan dari kompleksitas Brain-Skin Axis. Untuk mendapatkan kulit yang bersih dan sehat, kita harus berhenti melihat jerawat hanya sebagai masalah kosmetik. Sebaliknya, lihatlah ia sebagai sinyal biologis bahwa tubuh dan pikiran kamu membutuhkan istirahat, perawatan, dan perhatian yang lebih serius.

Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, dan tips pelajar hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.
