Penulis: Dieny Zaina Izzati – UNJ
Bayangin kamu lagi di kelas, lalu teman sebangkumu suka komentar soal tubuhmu. Atau saat di angkot, ada orang yang duduk terlalu dekat dan sengaja menyentuh. Kamu ngerasa risih, bingung, bahkan takut. Tapi kamu juga ragu: “Ini termasuk kekerasan seksual, nggak sih?”
Jawabannya ya, itu bisa termasuk bentuk kekerasan seksual.
Kekerasan seksual nggak selalu harus berupa pemerkosaan seperti yang sering kita lihat di berita. Ada banyak bentuk lain yang lebih halus, tapi sama-sama bisa bikin trauma dan berdampak serius—baik secara fisik maupun mental.
Menurut Komnas Perempuan, kekerasan seksual adalah tindakan berupa:
“pemaksaan, pelecehan, atau pemanfaatan seksual tanpa persetujuan, baik secara verbal, fisik, maupun digital.”
Beberapa contohnya yang sering terjadi di sekitar remaja:
Remaja sering dianggap belum “cukup dewasa” untuk bicara soal seks, padahal justru ini usia paling rentan mengalami kekerasan seksual.
Beberapa alasannya:
Normalisasi tindakan “iseng” yang sebenarnya pelecehan
Jangan anggap sepele. Kekerasan seksual bisa berdampak jangka panjang:
Berikut langkah-langkah yang bisa kamu lakukan:
Perasaan nggak nyaman—meski cuma sekilas—itu sinyal penting dari tubuh dan pikiranmu. Misalnya, kamu merasa risih saat seseorang terlalu dekat, memberi komentar yang nggak pantas, atau menyentuh tanpa izin. Itu bukan perasaan “berlebihan”, itu tanda bahaya. Jangan ragu untuk menghindar, menjauh, atau mencari bantuan. Intuisi kamu sah dan perlu didengarkan.
Kalau kamu merasa situasi masih aman, hadapi dengan berani. Tegas bukan berarti kasar. Kamu bisa bilang:
Penting untuk menggunakan suara dan bahasa tubuh yang kuat.Kalau merasa tidak aman, cari jalan keluar dan cari pertolongan dari orang di sekitarmu.
Bukti bisa sangat penting jika kamu mau atau perlu melapor.
Contoh bukti yang perlu disimpan:
Jangan memendam perasaan sendirian. Ceritakan pada seseorang yang kamu percaya, seperti:
Dengan bercerita, kamu bisa dapat dukungan emosional, bantuan konkret, dan tahu langkah selanjutnya yang bisa diambil. Kadang cukup didengarkan saja sudah melegakan, tapi bantuan nyata juga sering datang dari sana.
Kalau kamu atau orang di sekitarmu jadi korban, kamu bisa dan berhak melapor ke lembaga yang bisa membantu. Beberapa layanan yang bisa kamu hubungi:
Mereka bisa membantumu dari segi hukum, psikologis, dan sosial. Kamu nggak sendirian.
*****
Kamu berhak bilang “tidak”, kamu berhak merasa aman, dan kamu berhak melawan. Kekerasan seksual itu nyata, tapi bukan berarti kamu sendirian.
Ingat tubuhmu berharga. Bukan untuk diatur, disentuh, apalagi disakiti tanpa izin.
Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, dan tips pelajar hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.