Majalah Sunday

Karantina

perspective view closeup of medical protection face mask left by the closed window near door handle quarantine concept

Karantina 14 hari membuat

orang-orang terpaksa berdamai

dengan sepi.

Aku ingat suatu kejadian,

seseorang pernah menyelinap

lewat daun jendela kamarku.

Wajahnya biru-biru, air matanya

telah membeku.

 

Di atas ranjang, ia duduk

termenung. Mengambil rokok di 

saku lalu menghisapnya sehelai

tarikan nafas.

 

Saat itu aku sangat takut, sorot

matanya sangat sendu bahkan 

melebihi angin menerpa sela

bambu.

 

Ia meminta kepadaku jika pukul

12 malam telah lewat,

kegelisahan akan datang

mengetuk perlahan pintu

kamarmu. Penyesalannya selama

ini adalah membiarkannya masuk.

sepi dan kegelisahan tidak dapat

dijadikan satu ruang, tambahnya.

Tetapi aku baru saja mendengar

cerita pilu. Aku yang sedang

sendiri dan pilu tiba-tiba

membukakan pintu untuk

kegelisahan, berkumpul jadi satu

di dalam kamarku.

 

Penulis : Juliano Nakahar Pangestu – Universitas Tama Jagakarsa

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Chat Now
Selamat Datang di Majalah Sunday, ada yang bisa kami bantu?