Penulis: Shafiyah Maulida – UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pernah dengar katanya minum soda bisa mencegah kehamilan? Atau makan nanas setelah aktivitas seksual bisa mencegah kehamilan? Jangan kaget, mitos-mitos konyol seperti ini masih banyak beredar lho, terutama di kalangan remaja. Parahnya, banyak yang percaya dan mencoba cara-cara aneh ini tanpa tahu risikonya. Padahal, urusan pencegahan kehamilan itu serius dan enggak bisa main-main.
Ada beberapa alasan mengapa mitos-mitos ini masih saja dipercaya dan tersebar luas:
Di banyak tempat, pendidikan seks masih dianggap tabu atau kurang mendalam. Akibatnya, remaja mencari informasi dari sumber yang salah, seperti teman sebaya atau internet tanpa filter.
Di banyak tempat, pendidikan seks masih dianggap tabu atau kurang mendalam. Akibatnya, remaja mencari informasi dari sumber yang salah, seperti teman sebaya atau internet tanpa filter.
Remaja seringkali merasa malu atau takut untuk bertanya tentang topik seksualitas pada orang tua, guru, atau tenaga kesehatan. Ini membuat mereka lebih mudah percaya pada desas-desus yang beredar.
Mitos menawarkan solusi yang terlihat mudah dan tanpa perlu konsultasi. Padahal, cara-cara tersebut sama sekali tidak efektif dan justru berbahaya.
Arus informasi di media sosial sangat cepat dan tidak semua akurat. Mitos bisa dengan mudah menyebar dan dipercaya tanpa cek fakta.
Berikut adalah beberapa mitos yang paling sering beredar dan sama sekali tidak efektif untuk mencegah kehamilan:
Sama sekali tidak ada hubungannya dengan pencegahan kehamilan. Minuman bersoda hanya akan masuk ke sistem pencernaan, tidak memengaruhi sel sperma di rahim.
Ini juga mitos. Sperma sangat cepat bergerak. Begitu ejakulasi terjadi, sperma sudah dalam perjalanan menuju sel telur. Melompat atau berdiri tidak akan mengubah apa pun.
Meskipun kemungkinan hamil saat menstruasi lebih rendah, bukan berarti tidak mungkin. Beberapa wanita memiliki siklus menstruasi yang sangat pendek atau ovulasi terjadi lebih awal, sehingga sperma yang bertahan beberapa hari bisa membuahi sel telur.
Mencuci vagina dengan air atau cairan lain setelah berhubungan intim justru bisa mendorong sperma lebih jauh ke dalam rahim dan mengubah keseimbangan bakteri alami di vagina, meningkatkan risiko infeksi.
Metode ini sangat tidak efektif. Cairan pre-ejakulasi (cairan pra-sperma) yang keluar sebelum ejakulasi sebenarnya sudah mengandung sperma yang cukup untuk menyebabkan kehamilan. Selain itu, metode ini membutuhkan kendali diri yang sangat tinggi dan seringkali gagal.
Dalam hal ini, dokter kandungan dan pakar seks, dr Boyke mengatakan, anggapan nanas muda bisa mencegah hamil adalah mitos alias tidak benar
Hamil di usia dini memiliki banyak risiko, baik bagi ibu maupun bayi. Usia idealnya dari segi biologis untuk perempuan adalah antara 20–35 tahun, saat sistem reproduksi telah matang dan kondisi psikologis wanita sudah siap untuk menjalani kehamilan. Karena tubuh remaja belum sepenuhnya siap untuk kehamilan dan persalinan. Ini meningkatkan risiko komplikasi seperti anemia, preeklampsia, persalinan prematur, dan pendarahan pasca persalinan. Bayi yang lahir dari ibu remaja berisiko lebih tinggi mengalami berat badan lahir rendah dan lahir prematur.
Jangan sampai menyesal belakangan karena percaya mitos konyol! Informasi yang benar adalah kunci. Jangan ragu untuk mencari tahu tentang pencegahan kehamilan dari sumber yang terpercaya seperti dokter, bidan, klinik kesehatan remaja, atau situs web kesehatan yang kredibel. Ingat, keputusan tentang tubuh dan masa depanmu ada di tanganmu. Bekali dirimu dengan pengetahuan yang akurat agar kamu bisa membuat pilihan yang tepat!
*****
Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, dan tips pelajar hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.