Majalah Sunday

Jangan Sampai Ditipu Otak,
Kenali Cognitive Bias yang Diciptakan Otak

Penulis: M. Nur Arsyad Satria Pratama – STID Al-Hadid

Sebagai pelajar, kita dituntut untuk berpikir kritis dalam berbagai situasi, baik saat belajar, mendapatkan informasi dari media sosial, maupun dalam mengambil keputusan sehari-hari. Namun, tanpa disadari, sering kali kita mengalami kesalahan berpikir yang disebut cognitive bias.

Cognitive bias adalah kecenderungan otak dalam mengambil jalan pintas dalam memproses informasi, yang sering kali mengarah pada kesimpulan yang keliru. Bias ini dapat menyebabkan kesalahpahaman, mempercayai informasi yang tidak akurat, atau membuat keputusan yang kurang rasional. Sebagai contoh, ketika  kita mendapatkan sebuah informasi yang cukup rumit, biasanya kita memilih untuk mengetahui kesimpulannya apa atau intinya tuh apa, kita tidak ingin mengetahui proses yang rumit tersebut, inginnya yang mudahnya saja. Oleh karena itu, memahami berbagai jenis cognitive bias sangat penting agar kita dapat berpikir lebih objektif dan rasional

Cognitive Bias

Cognitive bias adalah pola berpikir sistematis yang dapat menyebabkan penyimpangan dalam penilaian dan pengambilan keputusan. dan penyimpangan dalam penilaian dan pengambilan keputusan yang terjadi  karena alam bawah sadar salah dalam berpikir sehingga akan menimbulkan kesalahan dalam berpikir, memproses, dan menafsirkan informasi. hal ini juga dapat mempengaruhi rasionalitas dan keakuratan dalam menentukan keputusan dan penilaian

Jangan biarkan otak menipumu! Kenali 10 jebakan cognitive bias berpikir yang dialami pelajar agar makin cerdas dan kritis!

Jenis-jenis Kognitif Bias

  1. Confirmation Bias – Hanya menerima informasi yang sesuai dengan pendapat sendiri dan menolak informasi yang bertentangan. Contohnya, ketika menerima informasi yang bertentangan dengan pengetahuannya maka orang tersebut cenderung akan menolak informasi tersebut
  2. Availability Heuristic – Menganggap suatu hal lebih penting hanya karena baru saja terjadi. Contohnya, setelah mendengar berita tentang kasus bullying di sekolah, seseorang langsung beranggapan bahwa semua sekolah mengalami masalah yang sama, tanpa mempertimbangkan data secara menyeluruh.
  3. Dunning-Kruger Effect – Seseorang yang memiliki sedikit pengetahuan tentang suatu hal justru merasa paling memahami topik tersebut. Contohnya, setelah membaca satu artikel tentang pola makan sehat, seseorang langsung merasa sudah cukup ahli untuk memberikan saran seolah-olah sudah mengetahui keseluruhan topik dari makanan sehat
  4. Anchoring Bias – Menjadikan informasi pertama yang diperoleh sebagai patokan utama dalam mengambil keputusan. Misalnya, ketika melihat harga diskon suatu barang, kita langsung menganggapnya murah tanpa mencari tahu harga aslinya.
  5. Sunk Cost Fallacy – Tetap melanjutkan sesuatu hanya karena merasa sudah terlanjur melakukannya, meskipun tidak lagi bermanfaat. Contohnya, tetap menonton film yang tidak menarik hanya karena sudah menonton setengahnya.
  6. FOMO (Fear of Missing Out) – Takut ketinggalan tren sehingga ikut-ikutan tanpa mempertimbangkan apakah tren tersebut benar-benar bermanfaat. Contohnya, membeli barang viral meskipun sebenarnya tidak membutuhkannya.
  7. Negativity Bias – Lebih fokus pada hal negatif daripada hal positif. Contohnya, meskipun mendapatkan banyak pujian, seseorang lebih terpengaruh oleh satu kritik yang diterimanya.
  8. Halo Effect – Menilai seseorang secara keseluruhan hanya berdasarkan satu aspek. Misalnya, menganggap seseorang yang berpenampilan rapi pasti rajin dan pintar, padahal belum tentu demikian.
  9. Survivorship Bias – Hanya melihat contoh yang sukses tanpa mempertimbangkan mereka yang gagal. Contohnya, beranggapan bahwa putus kuliah adalah jalan menuju kesuksesan seperti yang dialami beberapa miliarder, tanpa memperhitungkan banyaknya orang yang gagal setelah putus kuliah.
  10. Baader-Meinhof Phenomenon – Setelah mengetahui suatu istilah atau informasi baru, seseorang merasa seolah-olah hal tersebut muncul di mana-mana, padahal sebenarnya hanya lebih memperhatikannya.

Cara Mencegah Cognitive Bias

Agar tidak terjebak dalam cognitive bias, beberapa langkah berikut dapat diterapkan:

  1. Bersikap Skeptis Secara Sehat – Selalu memeriksa kebenaran suatu informasi sebelum mempercayainya.
  2. Berpikir Secara Rasional – Mempertanyakan apakah keputusan yang diambil benar-benar logis atau hanya berdasarkan kebiasaan berpikir yang kurang objektif.
  3. Mencari Sudut Pandang Berbeda – Mendengarkan pendapat lain untuk mendapatkan perspektif yang lebih luas.
  4. Menggunakan Data dan Fakta – Menghindari pengambilan keputusan berdasarkan asumsi atau emosi semata.
  5. Mengenali Bias Diri Sendiri – Menyadari kelemahan dalam cara berpikir dapat membantu kita menghindari kesalahan yang sama di masa depan.

 

Jangan biarkan otak menipumu! Kenali 10 jebakan cognitive bias berpikir yang dialami pelajar agar makin cerdas dan kritis!
Mencari Sudut pandang yang berbeda

Cognitive bias merupakan hal yang wajar dan terjadi pada semua orang. Namun, dengan memahami dan menyadari keberadaannya, kita dapat berpikir lebih kritis, menghindari kesalahan dalam menilai informasi, serta membuat keputusan yang lebih bijak. Dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan, kita dapat menjadi pelajar yang lebih objektif dan tidak mudah terpengaruh oleh kesalahan berpikir.

*****

Majalah Sunday, Teman Memahami Tips Belajar, Edukasi Seksual dan Kesehatan Mental

Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, dan tips pelajar hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.

Ikutan berkarya di
Majalah Sunday

Post Views: 386