Penulis: Vanessa Mariana Nggebu – Universitas Pancasila
“Nilai oke, tugas beres, tapi kenapa hati tetap gelisah, ya?”
Banyak pelajar merasa seperti ini, tapi bingung buat memahaminya. Padahal secara akademik terlihat sukses, aktif di berbagai kegiatan, dan tidak ada tanda-tanda “masalah besar.” Tapi saat sendirian, kepala terasa penuh, dada sesak, dan hati terus diliputi rasa khawatir yang sulit dijelaskan.
Kondisi ini bisa jadi tanda dari sesuatu yang dikenal sebagai high-functioning anxiety, yaitu jenis kecemasan yang jarang dibicarakan, apalagi dikenali. Padahal, semakin banyak remaja yang mengalaminya, terutama mereka yang terbiasa tampil kuat dan serba bisa.
High-functioning anxiety adalah kondisi di mana seseorang mengalami kecemasan yang intens, tapi tetap mampu berfungsi secara “normal” atau bahkan sangat baik dalam aktivitas sehari-hari. Mereka rajin, disiplin, punya ambisi tinggi, tapi di balik performa mereka yang mengesankan, mereka menyimpan tekanan batin yang besar.
Karena nggak ada gejala yang “mengganggu” orang lain secara langsung, banyak dari mereka nggak sadar kalau mereka sedang mengalami gangguan kecemasan. Justru karena terlihat ‘baik-baik saja’, kondisi ini lebih sulit dideteksi dan lebih sering diabaikan.
Ciri khasnya biasanya terlihat dari kesenjangan antara penampilan luar dan perasaan dalam hati. Berikut beberapa tanda yang umum ditemukan di kalangan pelajar:
Kalau kamu merasa sering berada di posisi seperti ini, kamu nggak sendirian kok.
Salah satu alasan utama adalah karena high-functioning anxiety tidak terlihat terkena masalah. Orang dengan kondisi ini jarang menampakkan gejala seperti menangis di depan umum atau kehilangan motivasi total. Justru mereka kelihatan seperti siswa teladan yang selalu siap, aktif, dan mementingkan hasil.
Sayangnya, karena stigma terhadap gangguan mental masih tinggi, banyak remaja memilih untuk diam. Alih-alih berbagi, mereka terus memaksakan diri hingga kelelahan mental. Bahkan saat merasa tidak tenang, mereka akan menganggapnya sebagai “hal biasa” atau bagian dari perjuangan.
Kecemasan yang terus-menerus tanpa saluran pelepasan dapat menimbulkan berbagai dampak jangka panjang:
Tanpa penanganan yang serius, seseorang bisa merasa terjebak dalam siklus pencapaian tanpa kebahagiaan. Semakin tinggi mereka terlihat baik-baik saja, semakin dalam mereka menyimpan ketakutan dan rasa lelah yang tidak terlihat.
Mengelola high-functioning anxiety bukan berarti menghilangkan ambisi atau menghentikan kegiatan produktif kamu. Justru ini tentang menemukan keseimbangan antara pencapaian dan apresiasi diri sendiri. Berikut beberapa langkah yang bisa dicoba:
High-functioning anxiety memang nggak selalu terlihat. Tapi dampaknya nyata dan bisa melemahkan dari dalam diri sendiri. Kamu bisa terlihat berprestasi, tapi kamu tetap merasa nggak utuh, dan itu bukan salahmu.
Prestasi itu penting, tapi kesehatan mental kamu lebih utama. Jangan biarkan rasa cemas kamu mengikis diri kamu perlahan.
Yuk, belajar jujur sama diri sendiri. Kalau kamu merasa capek, berhenti sebentar. Kalau kamu butuh bantuan, cari pertolongan. Kamu nggak harus selalu kuat. Kamu juga berhak istirahat, berhak merasa nyaman.
*****
Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, dan tips pelajar hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.