Sang bayu membelai manja dibibir pantai
Cantiknya senja menyesakkan jiwa
Kala peluh mendidih di dahi
Kala emosi kan hancurkan dunia―sebab nya
Kalau saja tidak ada matrik hari itu
Kalau saja waras hirap ditengah waktu
Tidak sadar sudah putih buku buku jari
Sudah letih bathin menahan hingga kebas semua
Sudahi saja!
Ingin rasanya merapah jauh
Hingga pulau kenangan itu hirap ditelan angan
Tapi langkah menjadi berat daksa menjadi kaku
Sebab rasa berdiam walau setitik adanya
“Lesaplah selagi kau mampu
atau―tinggallah selagi kau tahan”
bukan maksud mengkritik jalan takdir
tapi apa adil membuat seseorang diam disisi pendusta
yang rajin sekali kecap kecewa
ribuan kali mencoba tetap tak lesap darinya
sebentar lagi terlaksana
tadinya sudah ada harsa walau ada perkara
tapi sekejap sirap hati meledak
lelucon luar biasa
dari semua cara kenapa ini yang dipilihnya?
Wulan Nurafrilia – SMKN 12 JAKARTA