Para mahasiswa sedang menginap di hotel yang terkenal di daerah Yogyakarta, mereka menghabiskan waktu libur semester mereka. Hotel ini merupakan hotel yang sangat terkenal di daerah Yogyakarta karena tempatnya strategis dan berada di dekat Malioboro, tak jarang turis-turis beristirahat di hotel ini. Anneth, Bianca dan Freya merupakan mahasiswa semester akhir, mereka bertiga merencanakan untuk staycation di hotel tersebut sekaligus menghilangkan penat mereka.
Tibalah mereka bertiga di hotel ini.
“ Kamar berapa deh kita, Net?” tanya Bianca kepada Anneth.
“Kamar 912 Bi,” jawab Anneth sambil menarik kopernya.
Bianca, Anneth dan Freya segera berjalan menuju lift, saat mereka memasuki lift tiba-tiba lampu yang ada di lift tersebut mati.
“Baru datang aja disambutnya begini,” ucap Freya
“Perasaan gue udah ga enak deh sama ini hotel,” sambung Freya
“ Udah deh Frey, lo tuh jangan bicara sembarangan mungkin lagi bermasalah aja nanti juga bener lagi,” ucap Anneth.
Sesampainya mereka di lantai 17, mereka langsung mencari kamar 912. Namun Bianca merasakan hal yang aneh disaat melewati lorong hotel tersebut, Bianca merasa ada yang mengawasinya tapi Freya enggan memberi tahu teman-temannya karena ia tidak ingin mengacaukan staycationnya tersebut.
Kamar 912
“Nah sampai,” ucap Freya sambil membuka pintu kamar tersebut.
Mereka pun langsung bersih-bersih dan membereskan barang bawaannya tersebut.
“Freya mandi sana, gue udah kelar mandi nih,” ucap Anneth
“Bentar Net, mau rebahan sebentar aja,” ucap Freya sambil membaringkan tubuhnya di Kasur
“Yaudah deh gue duluan ya yang mandi,” ucap Bianca.
Bianca pun memasuki kamar mandi, namun ia melihat ada darah di lantai. Bianca pun langsung memanggil Anneth.
“ Kenapa Bi?” tanya Anneth
“ Lo jorok banget, darah haid lo masa ada dilantai gini sih,” ucap Bianca
“Hah darah? mana darah Bi?”tanya Anneth yang kebingungan
“Disitu… Kok ga ada sih,”ucap Bianca yang kebingungan
“Lo kecapekan kali Bi, makanya liat aneh-aneh lagian gue juga lagi ga datang bulan kok,” ucap Anneth
“ Mandi dulu sana biar pikiran lo tenang, nanti gue buatin teh hangat,” lanjut Anneth
Bianca sangat kebingungan karena ia merasa ada yang aneh disini, ia pun segera mandi. Setelah Bianca selesai mandi, ia segera memanggil Freya untuk segera bersih-bersih.
Hari mulai malam mereka bertiga pun sedang menentukan makanan apa yang akan mereka pesan.
“ Gue ngikutin kalian aja mau makan apa,” ucap Freya sambil memainkan ponselnya.
“Yaudah gue pesenin ini aja ya,” ucap Anneth
“Oke,” jawab Bianca dan Freya bersamaan.
Ketika mereka bertiga menunggu pesanan makanan mereka datang, tiba-tiba ada suara ketukan pintu
Tok..tok..tok..
“Frey, coba lo cek deh siapa tau itu abang gojek mau nganterin makanan”ucap Anneth
“Masa cepet banget sih Net, baru 15 menit mesen makanannya”ucap Freya
“Siapa tau lagi ga ada yang order jadi cepet, bisa jadi kan” ucap Anneth
“Udah sana Frey, coba cek” timpal Bianca
Freya segera pergi untuk mengecek, namun ketika ia membuka pintu ia tidak melihat ada orang.
Freya langsung menutup pintu tersebut, namun suara ketukan pintu datang lagi.
“Apaan sih bercandanya ga lucu banget,” ucap Freya
Tapi ia tidak melihat ada siapa-siapa di depan pintu kamarnya itu, Freya segera menutup pintu dan berlari ke arah Anneth dan Bianca.
“Lo kenapa, kok ketakutan gitu?” tanya Bianca
“Itu..ituuu tadi gue denger ada suara ketukan pintu tapi pas gue buka ga ada siapa-siapa,” ucap Freya
“Anak kecil paling Frey, lo kayak gatau anak kecil aja isengnya gimana,” ucap Anneth
“Di kamar 911 kan ada anak kecilnya, paling dia yang iseng ngetuk pintu,” lanjut Anneth
Freya yang merasa ketakutan itu langsung mengambil selimut
“Udah Frey gapapa, ga ada apa-apa kok,” ucap Bianca
Sekitar 35 menit mereka menunggu, akhirnya makanan mereka datang. Setelah selesai makan, mereka lanjut bermain kartu uno tak sadar waktu sudah menunjukkan pukul 12 malam mereka pun segera pergi tidur.
tok..tok..
Terdengar suara ketukan pintu, Anneth akhirnya pergi untuk melihat siapa yang mengetuk pintu kamarnya. Namun ketika Anneth membuka pintu tersebut ia tidak melihat siapa-siapa, ia pun segera menutup kembali. Saat ia mau pergi ke kasur, Anneth mendengar suara anak kecil yang sedang berlarian di depan kamarnya. Anneth yang merasa penasaran, langsung membuka pintu kamarnya tersebut namun lagi-lagi ia tidak melihat ada orang. Anneth segera menutup pintu karena merasa ada hal aneh di hotel ini, Bianca merasa ada yang tidak beres ia langsung pergi menemui Anneth.
“Net” ucap Bianca
“Bikin kaget aja,” ucap Anneth
“Gue ngerasa ada yang aneh disini Net, tadi gue ke kamar mandi dan melihat ada darah lagi terus air keran juga nyala,” ucap Bianca sambil memegang pundak Anneth.
“Serius lo Bi?” tanya Anneth
“Gue tau Net, lo ga percaya sama hal-hal seperti ini. Tapi buat kali ini gue mohon lo harus percaya,” ucap Bianca
“Gue tadi habis dengar ada suara anak kecil lagi lari, tapi pas gue liat ga ada siapa-siapa,” ucap Anneth
“Kan lo ngerasa juga akhirnya, gue udah ngerasa ga enak dari awal datang ke hotel ini Net,” ucap Bianca
Kring..kringg…kring…
Suara telepon hotel berbunyi, Bianca dan Anneth pun saling bertatapan
“Tuh Net, mana ada receptionist hotel yang telepon jam segini,” ucap Bianca sambil memperlihatkan jam tangannya ke Anneth
Anneth segera mengangkat telepon tersebut, saat ia mengangkat ia mendengar suara anak kecil minta tolong. Anneth yang kaget pun langsung menutup telepon itu dengan kencang. Freya pun terbangun dan melihat dua temannya tersebut duduk dibawah lantai.
“Kalian kenapa?” tanya Freya
Namun Bianca dan Anneth tidak ada yang menjawab pertanyaan Freya. Freya yang merasa ada yang aneh dengan teman-temannya, ia pun segera mengambilkan air minum untuk teman-temannya tersebut.
“Cerita ke gue, ada apa?” tanya Freya
“Banyak kejadian aneh Frey disini,” ucap Bianca
Bianca akhirnya memutuskan untuk menceritakan kejadian yang ia dan Anneth rasakan. Freya yang mendengar cerita tersebut snagat terkejut.
“Gue bilang apa, ada yang tidak beres sama hotel ini,” ucap Freya
Tiba-tiba suara ketukan pintu terdengar kembali, namun suara ketukan ini semakin kencang. Mereka bertiga pun langsung mengambil selimut dan berpelukan.
“Gue mau pulang,” ucap Freya ketakutan
“Kita harus tunggu sampai pagi,” ucap Anneth yang berusaha menenangkan teman-temannya tersebut.
Matahari pun mulai terlihat, mereka bertiga tidak tidur karena takut akan terjadi hal-hal aneh.
“Yaudah beresin barang-barang kalian, kita checkout sekarang juga,” ucap Anneth
Mereka segera memasukkan pakaian mereka ke dalam koper, sesampainya mereka di lobby mereka segera melakukan checkout.
“Wah lagi liburan ya dek?” tanya Bapak tersebut kepada mereka bertiga.
“Iya Pak,” jawab Bianca.
“Tadi kalau Bapak tidak salah mendengar kalian menginap di kamar 912, apakah benar?” tanya Bapak tersebut
“Iya benar Pak, kenapa ya?” tanya Anneth
“Kalian tidak tahu kalau kamar tersebut bekas pembunuhan 9 tahun yang lalu?” ucap Bapak tersebut.
“Banyak banget yang tidak kuat nginap di kamar tersebut, karena katanya sering diteror sama penunggu disana,” lanjut Bapak itu.
Mereka bertiga yang mendengar cerita Bapak tersebut langsung kaget dan keringat dingin.
“Oh begitu ya Pak.. makasih ya infonya, saya dan teman-teman saya pamit pergi dulu ya Pak,” ucap Bianca yang langsung menarik Anneth dan Freya agar segera keluar dari hotel tersebut.
Kejadian itu tidak akan pernah dilupakan oleh Freya, Anneth, dan Bianca. Liburan yang mereka harapkan akan seru tapi ternyata gagal dan hancur karena mereka hanya merasakan ketakutan dan ketakutan saja.
DIAJENG GENTALIA RIFANI-Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta