Penulis: Naila Alfi Najwa Alfaiza – UGM
Belum lama ini banyak bermunculan narasi terkait independent woman atau perempuan yang berdaya melalui kemandiriannya. Dewasa ini, konsep tersebut tidak hanya sekadar diartikan sebagai perempuan yang mandiri secara finansial, tetapi juga dalam hal emosi dan moral sehingga memiliki keteguhan prinsip. Perempuan yang sadar akan seluruh perannya akan selalu bertanggung jawab terhadap apa yang seharusnya ia kerjakan. Satu lagi, perempuan mandiri dan berdaya juga tidak akan menggantungkan keberadaan dirinya kepada pandangan orang lain. Itulah sedikit gambaran atas perempuan yang memilih untuk mandiri dan berdaya. Dari sedikit paparan di atas, apakah Sunners sepakat dengan narasi perempuan mandiri dan berdaya, atau kamu telah melihat sosok yang merepresentasikan independent woman ini di sekitarmu? Berkaitan dengan ini serta sebagai perayaan atas hari Kartini, artikel ini akan memberikan rekomendasi film-film yang merepresentasikan konsep independent woman dengan menghadirkan perempuan sebagai tokoh utama yang mandiri dan berdaya. So, tunggu apalagi, langsung kita masuk ke rekomendasi berikut ini!
Sebagai anak terakhir yang dari kecil sudah ditinggal oleh bapaknya meninggal serta dua kakak laki-lakinya yang melanglang buana, Enola Holmes hidup bersama dengan ibunya di sebuah rumah besar di pedesaan. Ibunya mengurusnya dan memberi pembelajaran berharga yang harapannya dapat bermanfaat baginya dalam petualangan besar yang akan dihadapinya kelak. Selayaknya dipersiapkan sebagai seorang detektif, Enola diajarkan permainan bahasa, science, bergulat, dan lain sebagainya. Ia memang dipersiapkan oleh ibunya untuk menjadi seorang pejuang. Lambat laun, Enola menyadari suatu hal tatkala ibunya dan beberapa perempuan dewasa lainnya sedang mempersiapkan suatu hal. Dan yap, dirinya sangat dilarang untuk mencari tahu hal tersebut. Namun, di hari yang bertepatan dengan ulang tahunnya, tiba-tiba ibunya meninggalkannya tanpa ada pembicaraan sebelumnya. Akan tetapi, ibunya memberikan bekal berupa kotak teka-teki yang harus ia temukan. Sejak saat itu, ia bertekad akan mencari ibunya. Perjalanan yang begitu panjang, tetapi dari perjalanan tersebut Enola Holmes dapat menemukan jati dirinya. Apakah Sunners tertarik mengikuti petualangan Enola?
Film ini mengangkat kisah yang tentunya sangat menarik, yakni menceritakan seorang dosen feminis yang mendobrak pemikiran konservatif dan patriarkis serta mengusahakan untuk menanamkan pola pikir baru kepada para mahasiswinya agar menjadi perempuan yang berdaya di tengah tradisi kuno kala itu yang masih menempatkan perempuan secara tidak setara dengan laki-laki. Film garapan Mike Newell yang diproduksi tahun 2003 ini mengambil latar perguruan tinggi, Wellesly College, pada tahun 1953 di Amerika. Nampaknya, perguruan tinggi yang harapannya bisa menjadi ruang nyaman bagi para mahasiswinya untuk menempuh ilmu tidak selalu memberikan kesempatan yang setara bagi mereka untuk bisa melakukan semua hal, seperti laki-laki. Lantas, penasaran nggak, Sunners, gimana perjuangan Katherine Ann Willis sebagai dosen untuk mengubah pemikiran para mahasiswinya agar lebih berdaya dan mempunyai daya juang sebagai perempuan?
Little Woman merupakan film yang diadaptasi dari novel karangan Louisa May Alcott dan disutradarai oleh Greta Gerwig. Para tokoh perempuan yang terdiri dari 4 bersaudara diceritakan memiliki impian yang sama-sama tengah diperjuangkan. Keempatnya bernama Jo March, May March, Meg March, dan Beth March. Representasi perempuan yang digambarkan lewat keempat tokoh tersebut memperlihatkan perjuangan dan semangat yang kuat. Hal ini mengindikasikan adanya harapan dari mereka untuk memperoleh impian masing-masing. Film ini mengambil latar waktu setelah Perang Sipil di Amerika, yang pada saat itu kelas sosial masyarakat sangat terlihat jelas. Ini juga tergambar dari hubungan yang terjalin antara Jo March, seorang gadis biasa, dengan Laurence yang seorang bangsawan. So, apakah Sunners sudah kebayang semangat Jo March dan saudara-saudaranya untuk memperoleh impian mereka masing-masing?
Jadi, lewat film-film di atas, kita bisa lihat sama-sama kalau perempuan mandiri itu nggak cuma soal bisa berdiri sendiri, tapi juga punya prinsip dan nggak takut untuk jadi diri sendiri. Semoga bisa jadi inspirasi buat Sunners, ya, untuk terus berjuang jadi versi terbaik dari diri kita. Jangan lupa, jadi perempuan berdaya itu keren banget!
*****
Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, dan tips pelajar hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.