Penulis: Adistya Armitayana – UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pernah dengar nasi kentut dan langsung tertawa karena namanya aneh? Tenang, kamu nggak sendirian. Di balik nama itu, kuliner khas Medan ini justru menyimpan banyak cerita menarik tentang identitas lokal dan kekayaan makanan tradisional yang tak biasa. Menu ini menggunakan daun yang dikenal sebagai daun kentut (Paederia foetida) atau disebut juga daun sembukan sebagai pembungkus nasi. Ketika nasi dibungkus daun tersebut lalu dikukus atau dipanggang, ia menghasilkan aroma harum, tekstur pulen, serta rasa yang menggugah selera. Sebagai salah satu kuliner tradisional Medan, nasi kentut menunjukkan bagaimana masyarakat lokal memanfaatkan bahan alami dan menjadikannya bagian dari warisan rasa dan budaya.
Nama “nasi kentut” memang terdengar mengejutkan. Tapi percayalah, tak ada hubungannya dengan aroma yang tak sedap. Justru sebaliknya, daun kentut yang jadi pembungkusnya menghadirkan aroma harum yang khas dan menenangkan. Daun sembukan atau daun kentut ini tumbuh liar di sekitar Medan dan dikenal punya banyak manfaat kesehatan. Dalam proses memasak, nasi yang sudah dibumbui rempah-rempah seperti kunyit, bawang merah, dan serai dibungkus dengan daun kentut atau daun pisang, lalu dikukus atau dipanggang hingga matang. Hasilnya? Nasi yang pulen, lembut, dan wangi alami.
Biasanya nasi kentut disajikan bersama lauk seperti ikan teri goreng, pepes oncom, ayam goreng, tahu, tempe, sambal hijau, atau sambal terasi. Paduan rasa gurih, pedas, dan aroma daun membuat nasi kentut punya karakter yang kuat tapi tetap nyaman di lidah — persis seperti masyarakat Medan yang hangat dan penuh semangat.

Kuliner ini bukan cuma tentang rasa, tapi juga tentang cerita budaya. Medan dikenal sebagai kota dengan campuran etnis yang kaya — ada Melayu, Karo, Jawa, Batak, hingga Tionghoa. Semua berpadu dalam harmoni yang menciptakan identitas kuliner unik.
Nah, nasi kentut adalah salah satu bentuk dari harmoni itu. Makanan ini mungkin sederhana, tapi di balik kesederhanaannya tersimpan kebanggaan dan nilai kebersamaan. Selain sebagai hidangan rumahan yang sering disantap sehari-hari, daun kentut juga dipercaya punya khasiat herbal.
Daun ini dapat membantu melancarkan pencernaan, meredakan perut kembung, hingga mengatasi sariawan dan maag. Masyarakat percaya, makanan yang enak seharusnya juga menyehatkan, dan filosofi itu tercermin jelas dalam seporsi nasi kentut yang penuh manfaat alami. Dengan begitu, nasi kentut bukan sekadar menu tradisional — tapi juga bentuk kearifan lokal yang mengajarkan keseimbangan antara rasa, tubuh, dan alam.
Dari sisi kesehatan, nasi kentut bisa dibilang sebagai versi “real food” khas Nusantara. Pembungkus daun sembukan dan bumbu-bumbu tradisional menjadikannya lebih alami dibanding makanan cepat saji yang sering kita konsumsi. Semua bahan berasal dari alam, tanpa tambahan pengawet atau pewarna. Sementara dari sisi tren kekinian, nama yang unik dan bahan yang tak biasa menjadikan nasi kentut cukup menarik bagi generasi muda atau pengunjung yang mencari pengalaman kuliner berbeda. Nasi kentut adalah contoh bagaimana kuliner lokal bisa ‘viral’ tanpa harus jadi besar dulu — cukup dengan cerita, rasa, dan identitas yang kuat.

Nasi kentut bukan cuma soal nama yang bikin penasaran, tapi juga tentang bagaimana masyarakat Medan menjaga warisan rasa lewat bahan alami dan resep turun-temurun. Di balik aroma daun kentut yang khas, tersimpan filosofi sederhana: kelezatan sejati datang dari hal-hal yang alami dan dibuat dengan cinta. Tradisi ini jadi bukti bahwa kuliner khas Medan bukan sekadar makanan, tapi juga identitas budaya yang menyatukan rasa, sejarah, dan kebanggaan. Bagi generasi muda, mengenal makanan tradisional seperti nasi kentut berarti ikut menjaga jati diri bangsa lewat cita rasa lokal yang autentik.
Yuk, mulai kenali dan banggakan kuliner lokal kita sendiri! Jangan cuma tahu makanan viral di TikTok—coba cari tahu juga kisah di balik nasi kentut dan kuliner khas Indonesia lainnya. Karena setiap suapan makanan tradisional adalah bagian dari cerita siapa kita sebagai orang Indonesia.
*****

Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, dan tips pelajar hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.
